Surya Militer
LINK Live Streaming Pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa Hari ini, Rabu 17 November
Berikut link live streaming pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa hari ini, Rabu (17/11/2021).
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Berikut link live streaming pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa hari ini, Rabu (17/11/2021).
Diketahui, Presiden Joko Widodo ( Jokowi) akan melantik Jenderal Andika Perkasa menjadi Panglima TNI hari ini.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono saat dikonfirmasi, Selasa (16/11/2021).
Menurut pantauan SURYA.co.id, channel youtube Sekretariat Presiden sudah menyiapkan video live streaming acara pelantikan tersebut.
Tertera dalam keterangannya, acara pelantikan Jenderal Andika Perkasa hari ini akan dimulai pukul 13.30 WIB.
Berikut link live streamingnya:
Sebelumnya, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono sudah mengonfirmasi terkait jadwal pelantikan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.
"Sesuai dengan doorstop Bapak Presiden saat peresmian tol di Serang, beliau menyampaikan besok (Rabu, 17 November 2021) akan dilaksanakan pelantikan panglima," ujar Heru, melansir dari Kompas.com dalam artikel 'Besok, Jokowi Lantik Andika Perkasa Jadi Panglima TNI'.
Heru menuturkan, pelantikan akan dilaksanakan di Istana Negara.
Selain Panglima TNI, Jokowi juga melantik sejumlah duta besar untuk negara sahabat.
"Ada dua agenda," tambah Heru.
Sebelumnya, DPR telah menyetujui pencalonan Jenderal Andika Perkasa sebagai Panglima TNI.
Pada saat fit and proper test, Jenderal Andika Perkasa menyampaikan 8 fokus utama dari 15 tugas yang akan dijalankan saat menjabat nanti.
Pertama, kata Andika, terpenting bagi adalah melaksanakan tugas TNI dengan lebih mengembalikan kepada peraturan perundangan yang ada.
"Tugas-tugas yang kami laksanakan selama ini sudah diatur dalam UU, tapi implementasinya saya lihat masih banyak kelemahan. Itu jadi prioritas saya bagaimana mengembalikan tugas-tugas yang kita lakukan ini dendgan benar-benar berpegang kepada pertaturan perundangan," kata Andika.
"Jangan kelebihan dan harapan saya juga tidak mengambil sektor kementerian atau lembaga lain," tambahnya.
Kedua, Andika mengatakan, aturan yang sudah dikeluarkan oleh Kemenhan bahwa memang operasi pengamanan perbatasan merupakan sesuatu yang menjadi fokus dalam hal peningkatan.
"Peningkatannya gimana nanti detailnya saat sesi tertutup," ucapnya.
Lalu, peningkatan kesiapsiagakan kesatuan TNI juga menjadi fokus karena sebetulnya banyak yang bisa dilakukan untuk membuat jauh lebih siap, baik menghadapi tugas-tugas operasi militer maupun selain perang.
Andika juga mengatakan, siber. Dimana fokus berikutnya karena sudah hadir di mana-mana.
Menurut Andika, harus menjadi fokus yang lebih penting dibandingkan dengan keperluan lain yang juga sebetulnya penting.
"Untuk intelijen khususnya di daerah yang saat ini ada gangguan keamanan maupun konflik horizontal atau veritikal.
Menurut saya itu perlu dapat prioritas pada era ke depan," kata Andika.
Berikutnya, interoperabilitas di Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, memang harus terus menerus dan semakin sering.
"Kita satukan atau kita lakukan sehingga semakin tahu kelemahan dan kekurangan kita dan bagaimana di dalam kondisi yang masih belum terpenuhi ini bisa melakukan operasi bersama dengan tiga angkatan karena itu kebutuhan yang enggak bisa dihindari saat ini," paparnya.
Lebih lanjut, Andika menyebut soal penguatan integrasi hingga penataan organisasi.
Menurutnya, masih banyak ruang perbaikan di sana-sini.
"Saya melihat adanya kekurangan yang masih diperbaiki untuk membuat teamwork lebih bagus," ungkap Andika.
Terakhir, diplomasi militer yang sesuai dengan kebijakan politik luar negeri pun semakin penting.
"Saya lihat ini satu hal yang harus jadi perhatian saya apabila suatu saat dipercaya jadi Panglima TNI," jelas Andika.
Dudung Abdurachman Disebut Calon Kuat KSAD

Sementara itu, pengamat militer dari Institute For Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi memberikan analisisnya terkait calon KSAD pengganti Andika Perkasa.
Fahmi menilai ada dua orang yang menjadi calon kuat mengisi jabatan KSAD. Yakni, Letjen TNI Eko Margiyono dan Letjen TNI Dudung Abdurachman.
"Yang paling berpeluang sebagai kandidat pengganti Jenderal Andika di jabatan KSAD saya kira adalah Panglima Komando Cadangan Strategis AD Dudung Abdurrachman dan Kepala Staf Umum TNI Eko Margiyono," kata Fahmi saat dihubungi, Minggu (7/11/2021).
Menurut Fahmi, keduanya sama-sama memiliki kekayaan pengalaman tugas dan jabatan.
Ia menuturkan, mereka pernah memimpin pasukan, memimpin satuan teritorial, bertugas di lembaga pendidikan, bahkan di lingkungan intelijen.
Ia mengamini nama Dudung tampak lebih diunggulkan. Namun, Fahmi mengatakan, Eko juga memiliki kemampuan yang sangat layak.
Masa aktif Eko di TNI pun lebih panjang, yaitu hingga 2025. Sementara itu, Dudung bakal pensiun di 2023.
"Di atas kertas, nama Letjen Dudung memang diunggulkan dan dinilai sebagai jago istana. Tapi saya kira Letjen Eko Margiyono juga bukan tidak mungkin, karena masa aktifnya lebih panjang hingga tahun 2025 dan dari segi kapabilitas sangat layak," tuturnya.
Kendati begitu, Fahmi berpendapat presiden bisa saja menunjuk sosok lain selain dari jajaran bintang tiga untuk mengisi jabatan KSAD.
Menurutnya, hal ini dapat dilakukan jika mempertimbangkan regenerasi kepemimpinan TNI.
Ia mengatakan, ada sejumlah perwira bintang dua dari generasi 90-an yang layak diorbitkan ke bintang tiga atau bahkan bintang empat dalam waktu dekat.
"Saya kira tidak tertutup juga peluang mempromosikan seorang perwira bintang dua dari generasi 90-an dalam waktu dekat untuk kemudian disiapkan sebagai KSAD," ujar Fahmi.
Sementara itu, Peneliti senior Marapi Consulting and Advisory Beni Sukadis menilai bahwa pemilihan sosok pengganti Andika sebagai KSAD akan menjadi ujian bagi Presiden Joko Widodo.
Sebab, jika pada akhirnya Jokowi memilih Pangkostrad sebagai KSAD baru, maka akan memunculkan persepsi publik bahwa presiden hanya akan mengedepankan kepentingan PDI-P.
"Jika Dudung terpilih, artinya Jokowi akan dianggap mementingkan vested interest partainya sendiri," kata Beni, Kamis (4/11/2021).