Dukung Event MotoGP Mandalika, UMK Binaan Pertamina Siap Promosikan Produk Rotan Khas Lombok
Pjs Senior Vice President (SVP) Corporate Communications & Investor Relations (CCIR) Pertamina, Fajriyah Usman memperlihatkan produk binaan Pertamina.
Penulis: Samsul Arifin | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Pagelaran MotoGP Mandalika, Lombok pada 2022 bakal menyedot perhatian banyak masyarakat baik lokal maupun internasional.
Kesempatan ini pun dapat dimanfaatkan oleh pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) binaan Pertamina dengan lokasi Pertamina Mandalika International Street Circuit, untuk memperkenalkan produk lokal, terutama Pulau Lombok.
Pjs Senior Vice President (SVP) Corporate Communications & Investor Relations (CCIR) Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan, penyelenggaraan event balap motor World Superbike (WSBK) di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB) nantinya akan membawa multiplier effect pada berbagai bidang.
“Salah satunya pasti sektor ekonomi kreatif dan pariwisata. Di mana para UMK binaan Pertamina dapat ikut ambil bagian untuk mempromosikan kebudayaan Indonesia lewat berbagai produk khas lokal yang mereka buat," kata Fajriyah, Senin (8/11/2021).
Sehingga diharapkan dapat membawa dampak yang signifikan serta mendukung upaya menjadi UMK naik kelas secara progresif.
Salah satu mitra binaan Pertamina yang berlokasi cukup dekat dengan Mandalika adalah Bayu Hendra Putra.
Pemilik usaha Gibran Rattan Shop ini menjalankan bisnisnya di Desa Baleka, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah. Jaraknya sekitar 30 km atau kurang dari satu jam perjalanan via darat.
"Sebuah privilege bagi kami, semoga bisa jadi jujugan wisatawan saat event MotoGP nanti,” kata Bayu.
Bayu menceritakan, Gibran Rattan Shop dimulai sejak tahun 1987 dan di dirikan oleh bapaknya. Mulanya, masyarakat di Lombok banyak membuat anyaman yang berbahan rotan ketak, bernama kecopok, kemudian di jadikan sebagai tempat tembakau.
“Bapak melihat ini punya potensi untuk dipasarkan, akhirnya coba di bawa ke Bali ternyata banyak yang berminat,” tuturnya.
Seiring berjalan waktu, bisnisnya mulai diturunkan ke anak-anaknya. Hingga akhirnya pada 2020 lalu, Bayu memutuskan bergabung menjadi binaan Pertamina.
Sejumlah perkembangan usaha ia rasakan. Mulai dari peningkatan jumlah pekerja tetap dari semula 3 menjadi 5 orang. Di mana turut berimbas pada produksi yang dihasilkan dari semula 200-500 pcs/minggu menjadi 250-600 pcs/minggu.
Omzet bersih yang bisa dikantongi yakni sekitar Rp 12 – 18 juta setiap bulannya.
UMK lainnya yang tinggal tak jauh dari Mandalika adalah Ana Hardiana. Sama-sama tinggal di Kecanatan Praya Timur, pemilik UMK Hardiana Craft ini juga memiliki usaha kerajinan tangan mayoritas berbahan rotan dan ate (rumput).
“Ini memang di desa saya, sebagian masyarakat menganyam sebagai sumber mata pencaharian selain bertani. Mulai dari anak SD hingga orang tua hingga menjadi tradisi,” ujar Ana.