Banjir Bandang Kota Batu
Tiga Korban Jiwa Banjir Bandang Kota Batu Ditemukan, Satu Belum Diketahui Identitasnya
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mencatat ada tiga warga yang menjadi korban jiwa akibat banjir bandang Kota Batu.
Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BATU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu mencatat ada tiga orang warga yang menjadi korban jiwa akibat banjir bandang di Kota Batu.
Kepala BPBD Batu, Agung Sedayu menjelaskan, tiga orang itu terdiri atas pasangan suami-isti, Sarif dan Wiji.
Lalu satu lagi seorang perempuan yang belum diketahui identitasnya.
"Laporan yang kami terima sementara ada tiga korban meninggal dunia. Satu orang masih kami cari identitasnya," ujar Agung, Kamis (5/11/2021).
Petugas masih melakukan evakuasi material di titik lokasi banjir bandang.
BPBD Batu juga mencatat ada 23 warga yang terdampak kerusakan rumah. Sementara enam lainnya masih dalam pencarian.
"Enam orang diselamatkan, yang meninggal dunia tiga orang, masih dalam pencarian enam orang. Warga terdampak kerusakan rumah 23 orang," tegas Agung.
Baca juga: Wamenkumham Puji Bimbingan Kerja di Lapas Kelas IIB Tulungagung
Direktur Utama Perum Jasa Tirta 1, Raymond Valiant Ruritan menerangkan hujan sebetulnya tidak terlalu besar, yakni di kisaran 80 mm hingga 100 mm mulai pukul 2 hingga 5 sore.
Namun karena jatuh di lokasi yang tangkapannya rusak, maka terjadilah banjir bandang.
"Aliran tanah dan batu terjadi di luar Kali Brantas. Aliran terjadi di salah satu cabang yang tidak masuk Brantas. Hujan antara 80-100 mm itu kumulatif dalam sehari, tidak terlalu besar," ungkapnya.
Kata Raymond, hujan yang lebih besar pernah terjadi, tapi hujan kali ini jatuh di lahan tutupan yang rusak sehingga tanah dan batunya ikut mengalir.
Raymond berpendapat, perlu ada perbaikan kawasan di lahan yang menjadi tempat serapan air.
"Daerah tangkapan harus bisa ditutup kembali. Jangan lagi ada pembalakan atas dalih perhutanan sosial. Waspada masuk penghujan, jika sudah dua jam huuan terjadi, mereka yang berada di tepi sungai waspada mengungsi. Kalau debit sungai naik, evakuasi, utamakan nyawa," imbau Raymond.