Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Isu Oknum Polisi Terlibat Pembunuhan di Subang Diduga Penyebab Penanganan Lamban? Ini Respons Polres

Tabir gelap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang belum terungkap, membuat para warga menduga penyebab lambannya pengungkapan kasus.

Editor: Iksan Fauzi
Cover Youtube
Danu yang meleparkan pernyataan adanya anggota polisi menyuruh membersihkan TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang menjadi bola liar. Kini publik menduga isu keterlibatan oknum polisi membuat pengungkapan kasus Subang lambat. Namun, pihak Polres Subang membantahnya. 

Yesmil Anwar mengatakan, untuk mengungkap kasus ini diperlukan sarana dan prasarana yang menunjang. Satu di antaranya adalah kelengkapan alat digital forensik.

Baca juga: Danu Diperiksa 2 Hari Beruntun, BIN Dilibatkan dan Polisi Hati-hati Tetapkan Tersangka Kasus Subang

"Menurut saya, kita agak tertinggal dalam digital forensiknya. Polisi sulit untuk bergerak lebih banyak seperti mengumpulkan saksi, bukti dan sebagainya, karena untuk penegakan hukum selain sudah ada peraturan perundang-undangannya. Penegak hukumnya harus profesional dan harus ada fasilitas, sarana-prasarana untuk itu," kata Yesmil Anwar.

Selain masalah digital forensik, polisi juga diduga kesulitan mengumpulkan keterangan saksi di sekitar lokasi kejadian. Hal itu lah yang membuat polisi belum berhasil mengungkap tabir di balik kasus pembunuhan ibu dan anak ini.

Namun, dalam perkara ini menurut Yesmil Anwar, polisi tak perlu mengejar pengakuan. Sebab, pengakuan tidak akan membuahkan kebenaran materiil.

"Saya pikir ini tantangan bagi pihak kepolisian, karena di awalnya sudah terlalu menekankan pada pengakuan orang yang disangka, karena memang kalau kejahatannya itu pangkalnya tiga, kekuasaan, uang, dan hubungan sosial, mungkin dalam hal ini harus ditelusuri semuanya. Jadi kalau mau diulang lagi (penyelidikannya), tidak jadi masalah," ucap Yesmil Anwar.

Yesmil Anwar mendukung langkah kepolisian meminta bantuan di atasnya atau lembaga lain untuk bersinergi. Namun tetap harus didukung dengan sarana-prasarana yang menunjang.

"Ya, itu bagus sekali. Itu menunjukan polisi antusias mengungkap ini, tapikan apa yang dimaksud bantuan itu, apakah orang atau sarana prasarana, karena itu dibutuhkan juga, yang jelas agak sulit kalau melakukan penyelidikan dan penyidikan tanpa bantuan digital forensik," kata Yesmil Anwar.

Danu punya bukti foto

Beberapa waktu lalu, Danu memberikan pengakuan mengejutkan terkait kasus Subang. Keponakan Tuti ini mengaku sehari setelah penemuan mayat Tuti dan Amalia ia dimintai bantuan oleh oknum polisi.

Ia masuk TKP hingga diminta membersihkan bak mandi yang diduga lokasi perampasan nyawa Tuti dan Amalia tersebut. Meski pengakuan Danu tersebut sempat dikira bohong, dikatakan kuasa hukum Danu pernyataan keponakan Tuti itu diyakininya benar adanya.

"Masuk, betul, masuk ke dalam rumah dan membersihkan bak mandi,” ungkap Achmad Taufan, kuasa hukum Danu dikutip dari Youtube Heri Susanto, (31/10/2021).

Lebih lanjut Acmad Taufan mengatakan pernyataan Danu tersebut sudah disampaikan dalam BAP. Termasuk alasan Danu masuk ke TKP pada 19 Agustus 2021 tersebut.

Selebihnya pihaknya menyerahkan hasil pemeriksaan tersebut kepada kepolisian. Lalu, siapa sosok oknum polisi yang disebut-sebut Danu tersebut ?

Saat disinggung sosok oknum polisi yang memintai Danu membersihkan bak mandi tersebut kuasa hukum Danu, Achmad Taufan memberikan jawaban. Diketahui oknum polisi yang dimaksud ternyata merupakan Banpol.

Banpol merupakan kepanjangan dari bantuan polisi identik dengan seseorang yang tugasnya membantu polisi secara sukarela. Dari keterangan yang disampaikan, kuasa hukumnya mengatakan Danu mengenal oknum polisi tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved