Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

Tak Biasa, Intelejen BIN Ikut Periksa Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Aura Danu Sudah Beda

Tak seperti biasanya, Badan Intelejen Negara (BIN) turun tangan memeriksa saksi pembunuhan ibu dan anak di Subang, yakni Muhammad Ramdanu alias Danu.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase TribunJabar/Tangkapan Layar
Saksi kunci pembunuhan ibu dan anak di Subang, Danu dan gedung Satreskrim Polres Subang. BIN ikut turun tangan membantu penyidik untuk mengungkap pembunuhan di Subang. 

SURYA.co.id | SUBANG - Tak seperti biasanya, Badan Intelejen Negara (BIN) ikut turun tangan memeriksa saksi pembunuhan ibu dan anak di Subang, yakni Muhammad Ramdanu alias Danu.

Pada pemeriksaan Danu di hari Kamis (28/10/2021), BIN dan ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti ikut hadir.

Hari ini, Danu kembali diperiksa. Danu bersama pengacaranya tiba di Mapolres Subang sekitar pukul 13.00 WIB. 

Hingga berita ini diturunkan, belum ada kabar lagi pemeriksaan sudah selesai atau belum.

Danu adalah keponakan korban Tuti Suhartini (55). Dia salah satu saksi yang diminta Yosef Hidayah untuk mendatangi TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang, Rabu (18/8/2021).

Sebelum kehadiran BIN, tim penyidik Mabes Polri sudah terjun. Bahkan, mereka melakukan olah TKP ulang serta mendatangkan dr Sumy Hastry Purwanti untuk melakukan autopsi ulang kepada jasad Amalia Mustika Ratu (23) dan Tuti.

Baca juga: Danu Diperiksa 2 Hari Beruntun, BIN Dilibatkan dan Polisi Hati-hati Tetapkan Tersangka Kasus Subang

Hari ini, merupakan hari ke-73 setelah jasad Amalia dan Tuti ditemukan oleh ayahnya, Yosef di bagasi mobil Alphard yang terparkir di halaman rumah korban.

"Nah ini kita sebetulnya sangat mengapresiasi sekali penyidik Polres Subang yang dibantu langsung oleh Mabes Polri, terus ada BIN juga kalo gak salah, mereka benar-benar bekerja keras untuk mengungkap kasus ini," ucap Achmad di Subang, Jumat (29/10/2021).

Dapat di ketahui, bukan hanya BIN, turut hadir juga dari Bareskrim Mabes Polri, Polda Jabar, serta Forensik Polri di Satreskrim Polres Subang pada pemeriksaan Danu Kamis (28/10/2021) kemarin.

Hanya saja, hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi soal keterlibatan agen intelejen dalam penanganan kasus tersebut, termasuk belum ada keterangan resmi terkait kemungkinan ada dugaan konspirasi yang kerap meliputi dunia intelejen di balik kasus ini.

Diperiksa beruntun

Danu diperiksa dua hari beruntun. Kemarin, Danu diperiksa 8 jam di Polres Subang. Penyidik Polda Jabar dan Bareskrim Polri turut memeriksa.

Jumat (29/10/2021), saksi kunci kasus Subang itu kembali diperiksa. Pantauan Tribun sampai dengan 19.30 WIB Danu masih diperiksa di Satreskrim Polres Subang.

Sementara itu, Danu datang ke Satreskrim Polres Subang didampingi langsung oleh tim kuasa hukumnya. Danu sendiri datang ke Polres Subang siang tadi sekira pukul 13.00.

Sebelumnya, pada pemeriksaan Kamis (28/10/2021) kemarin Bareskrim Mabes Polri, Anggota BIN, Polda Jabar serta Forensik Polri turut hadir dalam di Polres Subang.

Sampai berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait perkembangan kasus perampasan nyawa yang sudah menjadi sorotan publik ini. Sudah berjalan hari ke-73 kasus tersebut, pelaku masih belum ditangkap oleh pihak kepolisian.

Aura Danu beda

Sementara itu, penampilan berbeda terlihat dari sosok Danu (21) saat akan diperiksa di Polres Subang, Kamis kemarin. 

Danu yang dalam pemeriksaan sebelumnya tampak murung dan kusut, kini tampil segar dan percaya diri. 

Bahkan, Danu tampak riang bahkan sesekali terlihat tertawa. 

Hal ini terlihat saat danu bersama Heri Susanto tengah menuju ke Polres Subang.

Diakui Heri Susanto, belum lama ini Danu diajaknya mencukur rambut dan kumis agar rapi dan bersih.

Dia berharap dengan penampilan baru ini, ketika diperiksa, Danu dapat memberikan keterangan yang pas. 

"Tidak banyak muter-muter kalau ditanya, dijawab sesuai dengan apa yang tahu, jadi jelas," kata Heri Susanto yang kemarin juga bertindak sebagai juru bicara ATS Law Firm, kuasa hukum Danu.   

Dengan penampilan ini, dia juga berharap semangat dan aura Danu lebih keluar. 

"Katakan apa yang tahu, biar cepat kelar. Jangan ada yang ditutup-tutupi," nasehat Heri ke Danu

Di kesempatan itu, Heri juga banyak menggoda Danu hingga membuat keponakan Tuti Suhartini ini bergelak tawa. 

Seperti saat dia disebut mirip bintang film India, Danu langsung tertawa. 

"Ternyata kang danu sangat ganteng sekali," puji Heri disambut gelak tawa Danu.

Tawa Danu terus ditunjukkan saat dia diminta menyebutkan akun Instagramnya.  

Masih dengan senyum mengembang, Danu mengucap kata 'semangat' sambil mengepalkan tangannya. 

Danu akhirnya masuk ke ruang pemeriksaan Polres Subang sekitar pukul 10.00 didampingi tim pengacara yang diketuai Achmad Taufan Soedirjo.

Sumber terpercaya menyebutkan, tanda-tanda kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang segera terungkap sudah mulai terlihat.

Menurut informasi yang dihimpun, pemeriksaan Danu terhadap Danu dibilang tak biasa.

Karena tak hanya penyidik Polres Subang yang melakukan pemeriksaan.

Ada anggota kepolisian dari Polda Jabar, Bareskrim Mabes Polri, serta ahli forensik Polri turut mendampingi jalannya pemeriksaan yang dilakukan Polres Subang.

Danu diperiksa sekitar 8 jam di ruang Satreskrim Polres Subang. 

Achmad Taufan selaku tim kuasa hukum Danu mengatakan pihak penyidik hanya menanyakan penegasan keterangan Danu dalam BAP awal.

"Kalau materi pemeriksaan hari ini sebetulnya tidak ada pertanyaan baru hanya klarifikasi pernyataan yang sebelum-sebelumnya saja," ucap Achmad Taufan di Polres Subang, Kamis (28/10/2021) malam.

Menurutnya, sebanyak 17 pertanyaan dilayangkan pihak penyidik kepada kliennya.

"Tadi sekitar 17 pertanyaan, ya, yang ditanyakan kepada Danu, hanya penegasan saja," katanya.

Di temppat terpisah, polisi menyatakan pengungkapan kasus tinggal menunggu waktu.

"Tidak ada kendala. Kita tinggal menunggu waktu saja," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago, kemarin.

Seperti diketahui, pembunuhan ibu dan anak di Subang ini terjadi tanggal 18 Agustus 2021.

Ketika itu publik dikejutkan dengan penemuan jasad Tuti Suhartini dan anaknya Amalia Mustika Ratu (23).

Keduanya ditemukan di bagasi mobil Alphard dalam keadaan bertumpuk.

Mereka menjadi korban rajapati. Dan hingga kini, Kamis (28/10/2021) polisi masih mencoba mengungkap pelaku perampasan nyawa ibu dan anak di Subang ini.

Sejumlah cara sudah dilakukan, dari mulai pemeriksaan saksi, berulang kali memeriksa TKP, melakukan autopsi ulang, hingga mengecek rekening korban Amalia.

Ahli Forensik datang

dr Sumy Hastry Purwati serta TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang. (Kolase tangkapan layar)

Saat Danu diperiksa, di Polres Subang juga terlihat ahli forensik Polri dr Hastry.

Apakah ada kaitannya antara pemeriksaan Danu dan kehadiran dr Hastry? Belum ada keterangan resmi mengenai hali ini.

Saat ditanya wartawan, dr Hastry pun bungkam dan tidak memberikan keterangan apa pun.

Dr Hastry beberapa waktu lalu melakukan autopsi ulang terhadap jasad kedua korban.

Ia mengatakan dalam jasad korban pembunuhan kerap ditemukan petunjuk emas.

Dalam tayangan Podcast Tribunnews, dr Hastry mengaku sudah mendapatkan petunjuk emas.

Petunjuk emas itu diperoleh setelah ia melakukan autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia.

"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," kata dr Hastry, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tribunnews, Selasa (19/10/2021).

Menurut dr Hastry, saat autopsi pertama jasad Tuti dan Amalia, yakni pada tanggal 18 Agustus 2021, ia tidak terlibat lantaran sedang bertugas di Jawa Tengah.

Meski begitu, dr Hastry sudah mengantongi hasil autopsi.

Hasil autopsi ini akan menguak waktu, cara, mekanisme, dan penyebab kematian dari Tuti dan Amalia.

"Untuk kasus Subang itu memang jelas kasus pembunuhan. Autopsi pertama sudah bagus, sudah baik."

"Saya hanya melengkapi saja dan memastikan juga, kalau dari hasil autopsi pertama itu bisa membuktikan waktu kematian, cara kematian, mekanisme kematian, dan sebab kematian," papar dr Hastry.

Hasil autopsi ulang jasad Tuti dan Amalia, kata dr Hastry, lantas dicocokkan dengan beberapa bukti pemeriksaan lain secara menyeluruh.

"Pengambilan tubuh jenazah itu kita periksa lagi ke ahli DNA forensik. Kalau memang butuh pemeriksaan sidik jari ke ahli fingerprint forensik. Kalau dia diracun kita ke toksikologi forensik," ujar dr Hastry.

Setelah memeriksa sidik jari, dr Hastry mencurigai adanya bukti jejak pelaku pada kuku korban Amalia.

Bukti pada kuku Amalia ini menunjukkan dugaan kalau korban sempat melakukan perlawanan kepada pelaku pembunuhan sebelum dihabisi.

"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya.

Kalau ada perlawan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ucap dr Hastry.

"Jari-jarinya sekalian diambil untuk diperiksa DNA-nya. Itu kita periksa lengkap," tambahnya.

Selain itu, dr Hastry pun mencocokkan pemeriksaan primer dan sekunder terkait jasad Amalia dan Tuti.

Untuk pemeriksaan sekunder, keluarga korban turut dicecar polisi untuk memastikan data pada tubuh Tuti dan Amalia.

"Karena identifikasi itu ada 2, primer dan sekunder. Primer itu dari gigi, sidik jari dan DNA.
Kalau sekunder itu dari data medis yang saya periksa semuanya. Ada tanda tato kah, bekas operasi, tanda lahir. Itu kita cocokkan dari keterangan keluarganya," kata dr Hastry. (TribunJabar)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved