Surya Militer
Jokowi Disebut Akan Pilih Calon Panglima TNI yang Terbaik, Andika Perkasa atau Yudo Margono?
Presiden Jokowi disebut akan mengambil keputusan yang terbaik terkait calon Panglima TNI. Jenderal Andika Perkasa atau Laksamana Yudo Margono?
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Presiden Joko Widodo ( Jokowi) disebut akan mengambil keputusan yang terbaik terkait calon Panglima TNI selanjutnya.
Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Presiden RI Fadjroel Rachman baru-baru ini.
Seperti diketahui, saat ini ada dua nama yang dijagokan menjadi calon kuat Panglima TNI, yakni KASAD Jenderal Andika Perkasa dan KASAL Laksamana Yudo Margono.
Fadjroel Rachman meminta seluruh pihak bersabar menantikan nama calon Panglima TNI yang baru.
Saat ini, Presiden tengah menimbang sosok terbaik sebagai Panglima TNI yang akan ditunjuk untuk menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Baca juga: Tak Hanya Unggul di Survei Calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa Juga Masuk Bursa Kepala BIN
"Kita bersabar saja, tetapi Presiden pasti akan mengambil keputusan yang terbaik," kata Fadjroel di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/10/2021).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Soal Pergantian Panglima TNI, Istana: Sabar, Presiden Akan Putuskan yang Terbaik'
Terkait munculnya spekulasi bahwa pergantian Panglima TNI cenderung lebih lama karena Presiden menghendaki Hadi Tjahjanto masuk ke Kabinet Indonesia Maju, Fadjroel tak menjawab.
Ia hanya memastikan, proses pergantian pimpinan tertinggi di tubuh TNI bakal mengikuti peraturan perundang-undangan.
Fadjroel menegaskan, Presiden terus menyiapkan langkah-langkah menuju pergantian Panglima TNI.
"Sudah disampaikan oleh Pak Mensesneg (Menteri Sekretaris Negara) bahwa persiapan ke arah sana sedang dilakukan," kata Fadjroel.
"Jadi saya pikir kita menunggu saja hak prerogatif Presiden ini pada waktunya akan beliau sampaikan," ucapnya.
Adapun hingga saat ini pihak DPR belum menerima surat presiden (surpres) terkait pergantian Panglima TNI.
Ketua Komisi I DPR dari Fraksi Golkar Meutya Hafid mengaku pihaknya masih terus menunggu.
Meutya memprediksi, Presiden hanya akan mengirim satu nama calon pengganti Hadi Tjahjanto.
Prediksi itu muncul dari pengalaman fit and proper test calon panglima TNI sebelumnya, di mana Presiden hanya menyodorkan satu nama saja.
"Biasanya sih kalau di Komisi I, calon tunggal ya," kata Meutya di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Senin (18/10/2021).
Laksamana Yudo Margono Mereaksi Pencalonannya
Sementara itu, Wapres Maruf Amin justru mengisyaratkan nama KSAL Laksamana TNI Yudo Margono yang bakal menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI.
Nama Laksamana TNI Yudo Margono bahkan sempat disebut sebagai Panglima TNI oleh Maruf Amin.
Maruf Amin menyampaikan itu di saat menghadiri vaksinasi Covid-19 di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten.
"Hari ini saya hadir di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, Serang, Banten untuk mengikuti vaksinasi yang diselenggarakan oleh TNI Angkatan Laut bersama dengan pemerintah daerah,"
"Dan ada Bapak Panglima hadir di sini. Eh, Bapak KSAL," ujar Ma'ruf dalam sebuah video yang beredar.
Setelah Ma'ruf Amin menyebutkan KSAL Yudo Margono sebagai Panglima TNI, Juru bicara Wakil Presiden, Masduki Baidlowi yang ikut hadir dalam acara itu menimpali pernyataan Ma'ruf Amin. "Doa itu, Pak," ujarnya.
Belakangan, Masduki mengklarifikasi bahwa pernyataan Ma'ruf hanya salah ucap biasa dan meminta tak dianggap serius.
Meski demikian, 'salah ucap' Wapres tersebut, oleh banyak pihak, bisa diartikan sebagai indikasi kuat tentang siapa yang bakal dipilih Jokowi menjadi panglima TNI.
Lalu, bagaimana sikap Laksamana TNI Yudo Margono terkait calon panglima TNI?
Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono memilih enggan berspekulasi jauh terkait isu calon Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Dia tidak tahu pasti siapa Panglima TNI pengganti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang segera pensiun.
“Mbok ya sabar..” kata Yudo saat ditemui di atas kapal KRI Bung Tomo-357, JICT, Jakarta Utara, Senin (18/10/2021).
Yudo tidak mau mengomentari rumor Panglima TNI meski di berbagai kesempatan pertanyaan ini selalu ditanyakan awak media.
Dia menegaskan hal itu sepenuhnya menjadi keputusan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Jabatan Panglima TNI merupakan hak prerogatif dari Presiden.
“Saya sudah katakan tadi mbok sabar,” ucap Yudo menegaskan pernyataannya.
Yudo menyatakan bahwa sebagai seorang prajurit ia harus siap untuk menjalankan tugas yang diberikan kepada negara.
Bukan hanya dirinya, tetapi seluruh prajurit harus siap.
“Jangankan saya, semua prajurit yang KLD (Klasi Dua) itu kalau ditanya siap tidak melaksanakan tugas, pasti siap,” tutur Yudo.
Menurutnya, ada konsekuensi yang harus diterima prajurit jika menolak menjalankan tugas.
“Kalau tidak siap, nyebur laut dia. Pasti siap. Jadi semua prajurit, bukan saya saja. Anda tanya siap melaksanakan tugas, siap pasti," kata Yudo lagi.
Sebagaimana diketahui, pada November nanti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memasuki masa purna tugas. Berdasarkan Pasal 53 UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI yakni 58 tahun adalah batas usia untuk pensiun bagi perwira TNI.
Sesuai Pasal 13 ayat (5) dan ayat (6) UU TNI, Presiden akan mengajukan satu nama calon Panglima TNI untuk menjalani fit and proper test atau uji kelayakan dan kelayakan di DPR (DPR).
Merujuk Pasal 13 ayat (4) UU TNI disebutkan bahwa jabatan Panglima TNI sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dijabat secara bergantian oleh seorang Perwira Tinggi aktif dari masing-masing Angkatan yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI.
Terdapat tiga nama yang memenuhi syarat sebagai kandidat Panglima TNI berikutnya menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Selain KSAL Laksmana TNI Yudo Margono, ada juga Jenderal TNI Andika Perkasa yang kini menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan Marsekal Fadjar Prasetyo sebagai Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).