Surya Militer
Tak Hanya Unggul di Survei Calon Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa Juga Masuk Bursa Kepala BIN
Tak hanya unggul dalam survei calon Panglima TNI, KASAD Jenderal Andika Perkasa ternyata juga masuk dalam bursa calon Kepala Badan Intelijen Negara.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Tak hanya unggul dalam survei calon Panglima TNI, KASAD Jenderal Andika Perkasa ternyata juga masuk dalam bursa calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) atau KaBIN.
Terkait posisi Kepala BIN, sumber internal Tribunnews menyebut posisi ini akan diisi oleh sejumlah nama.
Mereka antara lain Jenderal Andika Perkasa, Letjen TNI Joni Supriyanto, mantan Kepala BNPB Letjen TNI (Purn) Doni Monardo, Marsdya TNI (Purn) Dedy Permadi, Bekas Kepala Bais TNI Marsdya (Purn) Kisenda Wiranata dan Mayjen TNI (Purn) Hartomo.
Nama-nama tersebut dianggap memenuhi kriteria yang layak untuk menjadi Kepala BIN.
Mereka dianggap memiliki kemampuan dan pengalaman intelejen yang mumpuni.
Baca juga: Telanjur Disebut Wapres sebagai Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono Akhirnya Mereaksi Pencalonannya
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Bursa Calon Kepala BIN Beredar, ada Nama Jenderal Andika Perkasa dan Doni Monardo'
Analis politik sekaligus Direktur IndoStrategi Research and Consulting, Arif Nurul Imam menyebut kapasitas intelejen sebagai kriteria yang harus dimiliki untuk menjadi calon kandidat Kepala BIN.
Kapasitas tersebut harus melingkupi kemampuan mengolah data, mencari data dan memvalidasi data untuk kepentingan pembuatan kebijakan pemerintah.
“Siapa yang layak untuk duduk jadi Kepala BIN saya kira basisnya adalah basis kapasitas (Intelejen).
Kemampuan dalam mengolah data, mencari data, dan memvalidasi data, sehingga data itu bisa digunakan sebagai basis pijakan pemerintah dalam membuat berbagai kebijakan,” kata Arif, dalam keterangan tertulis, Rabu (20/10/2021).
Menurut Arif, keempat figur tersebut memang tercatat memiliki kapasitas dan pengalaman dalam dunia intelijen.
Namun lantara jabatan Kepala BIN ini tidak lepas dari muatan politis, ia menambahkan kapasitas intelejen juga harus dibarengi dengan dukungan politik.
“Kalau dilihat dari basic-nya sebagai intelejen tentara (TNI), tentu saja semua memiliki pengalaman dalam dunia intelijen," ujarnya.
"Tetapi kemudian bahwa Kepala BIN ini bisa dibilang memiliki muatan politis, tentu saja kapasitasnya harus dibarengi oleh back up politik sehingga dia layak dan dipilih pak Jokowi menjadi Kepala BIN,” pungkas Arif.