Video - Nggak Kalah dengan Squid Game, di Tulungagung Ada Game Tradisional yang Nyaris Punah
Lomba dengan nama Balung Kawuk Betengan Cup ini digelar untuk melestarikan permainan anak yang nyaris punah ini.
Penulis: David Yohanes | Editor: Rahadian Bagus
SURYA.CO.ID| TULUNGAGUNG - Sorak sorai penonton mengiringi dua tim betengan yang sedang bertanding di lapangan Wisata Kuliner Balung Kawuk Desa Sumberejo Kulon, Kecamatan Ngunut, Rabu (20/10/2021).
Lomba dengan nama Balung Kawuk Betengan Cup ini digelar untuk melestarikan permainan anak yang nyaris punah ini.
Betengan adalah permainan perebutan benteng, yang didahului dengan upaya menjadikan lawan sebagai tawanan.
Permainan ini dulunya sangat mengandalkan strategi, kelincahan dan kecepatan berlari.
Total ada 19 tim yang ikut dalam kompetisi ini, bahkan ada peserta dari Kediri.
“Selain dari lokal desa, ada dari Kecamatan Kedungwaru, Kecamatan Ngantru dan juga Kediri,” terang Puji Ari Sasmiko, Ketua Panitia Balung Kawuk Betengan Cup.
Kompetisi betengan ini digelar sebagai upaya melestarikan warisan budaya tak benda.
Kompetisi ini akan dilaksanakan selama empat hari sampai babak final.
Meski ada hadiah yang disediakan, namun tujuan utama kegiatan ini untuk melestarikan permainan yang hampir punah ini.
“Ada total hadiah Rp 3.500.000 dan juga doorprize yang disediakan panitia,” sambung Miko, panggilan akrabnya.
Untuk mengatur pertandingan, panitia membatasi waktu hanya 15 menit saja.
Kemenangan utama ditentukan bagi tim yang bisa merebut benteng lawan.
Jika tidak ada yang berhasil merebut benteng lawan, pemenang ditentukan banyaknya tawanan yang didapat setiap tim, satu tawanan bernilai 5.
Di hari pertama ini ada 10 tim yang bertanding.