Berita Gresik
Para Pelajar SD Bantu Kenalkan Kekayaan Budaya Gresik melalui Lomba Desain Batik
Kepala Disparbud Gresik, Setiaji Rudi memberikan apresiasi dengan kekayaan budaya Gresik yang didesain melalui desain motif batik.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, GRESIK - Sebanyak 430 gambar desain batik terpajang rapi di halaman sekolah dasar (SD) Irada, Kebomas, Gresik.
Ratusan desain itu merupakan karya para pelajar SD yang duduk kelas 1 hingga kelas IV, dalam merayakan Peringatan Hari Batik Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 2 Oktober.
Budaya khas Gresik menjadi motif batik yang digambar para pelajar. Mulai dari ikan bandeng, gapura giri, pudak, simping, damar kurung dan lainnya.
Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menetapkan batik menjadi warisan budaya tak benda.
Merespons apresiasi ini, pemerintah pun menetapkan Hari Batik Nasional yang diperingati pada 2 Oktober setiap tahunnya.
Dipilihnya tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional, karena pada tanggal itu batik diakui sebagai warisan budaya dunia tak benda yang berasal dari Indonesia.
Oleh sebab itu, para pelajar SD meskipun masih duduk di kelas 1 mengikuti desain motif batik khas Gresik.
Dalam lomba tersebut dihadiri Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Gresik, Sutaji Rudi dan Plt Kepala Dinas Pendidikan Gresik, Hariyanto.
Selain ratusan desain batik, para pelajar kelas V dan VI mengikuti lomba damar kurung. Total ada 170 damar kurung buatan pelajar setempat.
Lomba desain motif batik dimenangkan oleh Kvitova Xyza Aglaia Astley Ashvattha.
Batik yang dibuat oleh pelajar kelas VI A SD Irada itu motifnya lengkap dengan kekayaan khas Gresik. Ada ikan bandeng, pudak, damar kurung dan gapura Giri.
Lomba tersebut merupakan salah satu acara Festival Anak Soleh 2021 yang sudah digelar sejak tahun 2014.
"Lomba ini digelar rutin, untuk mengenalkan kekayaan budaya Gresik kepada anak-anak," ucap Kepala SD Irada, Ustaz Shobirin, Sabtu (2/10/2021).
Kepala Disparbud Gresik, Setiaji Rudi memberikan apresiasi dengan kekayaan budaya Gresik yang didesain melalui desain motif batik. Bahkan, dia meminta stafnya untuk mengumpulkan seluruh motif desain batik para pelajar SD.
"Hasil dari adik-adik ini berpotensi menjadi ekonomi kreatif. Industri batik dikembangkan, rutin setiap tahun digelar jangan berhenti di sini," kata Rudi.
Akan menjadi ciri khas tersendiri, motif batik dengan kekayaan yang dimiliki Gresik. Masih banyak potensi budaya yang bisa menjadi pendongkrak pariwisata, seperti pencak macan khas Gresik dan lain sebagainya. Penemuan petirtaan zaman Majapahit di Wringinanom, petilasan Ronggolawe di Balongpanggang juga menjadi warisan terbaru.
Gresik yang dikenal sebagai Kota Santri, memiliki wisata religi makam Sunan Giri dan Syekh Maulana Malik Ibrahim yang mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Rudi menuturkan, kekayaan budaya dan potensi wisata Gresik di Pulau Bawean juga perlu dilestarikan. Jika perlu para pelajar berlibur ke pulau Bawean melihat langsung kekayaan alam dan budaya di pulau yang memiliki julukan Pulau Putri tersebut.