Pembunuhan Ibu dan Anak Subang

Kriminolog Sebut Pembunuhan Ibu dan Anak Subang Masuk Dalam Tipologi 'Unik': Bersifat Interpersonal

Kriminolog Ikrak Sulhin menyebutkan, pembunuhan ibu dan anak di Subang masuk dalam tipologi kejahatan yang "unik".

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Youtube TV One
Kriminolog Sebut Pembunuhan Ibu dan Anak Subang Masuk Dalam Tipologi 'Unik': Bersifat Interpersonal 

SURYA.CO.ID - Kriminolog Ikrak Sulhin menyebutkan, pembunuhan ibu dan anak di Subang masuk dalam tipologi kejahatan yang "unik".

Hal itu didasarkan Ikrak Sulhin pada kajian dan hasil penelitian yang ada selama satu bulan ini.

Menurutnya, pembunuhan biasanya dilakukan oleh orang terdekat karena masalah interpersonal, sehingga jarang dilakukan oleh orang asing.

“Sebenarnya dari sisi kriminologi, pembunuhan itu tipologi kejahatan yang “unik”. Maksudnya kalo dari sisi persentase, kalau kita membaca hasil penelitian kemudian melihat kajian-kajian yang pernah dilakukan dalam konteks krimonologi, pembunuhan itu adalah tipologi kejahatan yang lebih cenderung dilatarbelakangi oleh adanya dispute interpersonal,” ungkap Ikrak dikutip dai Tribun Wow dalam artikel "Pelaku Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Belum Terungkap, Kriminolog Duga karena 2 Faktor Ini".

“Jadi jarang sekali ada pembunuhan yang dilakukan oleh stranger atau orang asing, kecuali yang bersifat instrumental,” tambahnya.

Ikrak menyebutkan jika pembunuhan dilakukan oleh orang asing, biasanya pelaku melakukan kejahatan yang lain, bukan semerta-merta ingin membunuh.

Misalnya, seperti melakukan perampokan kemudian ketahuan sehingga pelaku terpaksa menggunakan kekerasan dan bisa berujung pada pembunuhan.

Namun, biasanya aksi pembunuhan memang lebih bersifat interpersonal.

“Tetapi memang umumnya lebih bersifat interpersonal, itulah yang menyebabkan kenapa biasanya kepolisian ketika melakukan penyelidikan, akan mengembangkan teori bahwa kemungkinan pertama yang bisa disuspect sebagai pelaku adalah mereka yang berada dalam lingkar terdekat dengan korban,” ungkap Ikrak.

Dalam kasus pembunuhan, diungkapkan terdapat konteks situasional yang memang mungkin bisa mendasari terjadinya peristiwa tersebut, termasuk masalah asmara, sakit hati, dendam dan keuangan.

Namun, Ikrak menyatakan penyelidikan awal atas kasus pembunuhan akan tetap diawali dengan pencarian kemungkinan konflik dengan orang terdekat.

“Sekali lagi saya tidak ingin berspekulasi, tapi biasanya dalam kasus-kasus seperti ini akan selalu diawali dengan pencarian kemungkinan dispute atau persoalan yang terjadi antara korban dengan orang-orang tertentu yang diperkirakan sebagai pelaku,” ungkapnya.

Ketika ditanya terkait kemungkinan indikasi pembunuhan berencana dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat, Ikrak menyatakan jika kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh persoalan antar-individu, selalu berkemungkinan dilakukan secara berencana.

Meskipun, dirinya mengatakan enggan untuk berspekulasi dan semuanya didasarkan atas penelitian kasus sebelumnya.

“Biasanya, kasus pembunuhan yang dilatarbelakangi oleh persoalan interpersonal atau dispute antar-satu individu dengan induvidu lain itu selalu kemungkinan berencana,” ungkapnya.

“Artinya, memang sudah sesuatu yang ada pentahapan, misalnya tahap pertama itu adalah mungkin dia merasa sakit hati, kemudian dia tidak lagi bisa “berdamai” dengan perasaan yang dia miliki, lalu dia mungkin masuk ketahap berikutnya yaitu pembalasan,” tambahnya.

“Nah, pembalasannya ini biasanya dilakukan secara berencana”.

Biasanya, pembunuhan yang tidak terencana dilakukan oleh orang asing, ungkap Ikrak.

Pembunuhan semacam itu akan terlihat karena memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan pembunuhan terencana.

“Kalau pembunuhan oleh stranger, itu biasanya tidak terencana dan akan terlihat dari ketidakrapihan,” kata Ikrak.

“Mungkin akan lebih memudahkan untuk menemukan beberapa indikasi bahwa ini adalah ada unsur perlawanan dari korban, itu mengindikasikan pelaku bisa saja adalah orang asing bagi korban,” tambahnya.

Dugaan Lambatnya Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Terungkap

Sebulan sudah berlalu sejak penemuan jasad Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23), pelaku yang bertanggung jawab atas peristiwa itu belum juga ditemukan.

Jasad Tuti dan Amalia sebelumnya ditemukan di bagasi Alphard di rumahnya di Kampung Ciseuti, Desa Jalancagak, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Rabu (18/8/2021).

Kepolisian melalui oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Rusdi Hartono, mengaku kesulitan ungkap kasus pembunuhan ibu dan anak itu karena tidak ada satu pun saksi yang melihat secara langsung kejadian pembunuhan.

Ikrak Sulhin mengungkapkan dugaan-dugaannya terkait proses panjang pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut.

“Saya tidak ingin mendahului penyelidikan yang dilakukan kepolisian saat ini, tetapi tentu ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan proses penyelidikan itu terhambat,” ungkap Ikrak Sulhin dikutip dari YouTube tvOneNews pada Sabtu (25/9/2021).

Ikrak Sulhin menyatakan adanya dua kemungkinan yang mendasari lamanya proses penyelidikan kasus yang sudah berlangsung satu bulan itu.

Penentuan motif pelaku oleh kepolisian dikatakan sebagai faktor pertama.

“Pertama tentu menemukan motif,” kata Ikrak Sulhin.

“Jadi motif ini bisa diketahui misalnya dalam komunikasi terakhir atau via media sosial, atau ada mungkin ada saksi yang mendengar pembicaraan antara korban dengan beberapa orang yang diperkirakan sebagai pelaku,” tambahnya.

Kemudian, sulitnya menemukan bukti dan petunjuk dalam kasus pembunuhan Tuti dan Amalia itu juga menjadi faktor terhambatnya pengungkapan pelaku.

“Kedua tentu menemukan bukti atau petunjuk. Nah, ini kan sesuatu yang tidak mudah juga. Tadi sudah diungkapkan terkait DNA dan mengenai DNA juga tidak mudah, mesti ada pembanding,” katanya.

“Kemudian juga rekaman CCTV, dari yang saya lihat (dalam) perkembangan kasus ini, memang ada beberapa rekaman yang memberi petunjuk-petunjuk tertentu ya, tetapi sejauh mana petunjuk itu dapat bermanfaat bagi pengungkapan tentu ini akan kembali kepada kepolisian,” tambahnya.

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved