Berita Lifestyle

Facial Architecture Ala Miracle Aesthetic Clinic Surabaya, Cantik Dari Diri Sendiri

Konsep Facial Architecture yang menjadi unggulan Miracle ini tidak untuk mengubah wajah seseorang menjadi orang lain.

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Titis Jati Permata
Foto Miracle Aesthetic Clinic
dr Lanny Juniarti, Dipl. AAAM, Founder dan President Directur Miracle Aesthetic Clinic Group. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Bersamaan dengan ulang tahun ke-25, Miracle Clinic memperkenalkan lebih jauh soal metode facial andalannya, The Science of Facial Architecture'.

Sebenarnya, Facial Architecture bukanlah hal baru bagi Miracle.

Klinik yang sudah buka sejak 1996 tersebut sudah pernah meluncurkan konsep serupa di tahun 2019 sebelum pandemi covid-19.

"Yang kami perkenalkan ini merupakan lanjutan dari konsep di 2019 lalu. Melihat kebutuhan akan self care yang tinggi, maka kami kaji ulang metode tersebut," ujar Founder dan President Directur Miracle Aesthetic Clinic Group, dr Lanny Juniarti, Selasa (21/9/2021) sore.

Ia menuturkan, konsep Facial Architecture yang menjadi unggulan Miracle ini tidak untuk mengubah wajah seseorang menjadi orang lain.

Facial ini, jelas dr Lanny, berfungsi untuk menemukan versi terbaik dari orang tersebut. Sehingga, membuatnya lebih percaya diri.

"Di era pandemi ini hampir seluruh aktivitas dilakukan secara virtual termasuk sekolah kuliah daring, meeting, perkembangan sosial media juga pesat. Karena visual mendominasi, muncul nih tren kecantikan baru yang banyak jadi acuan," ungkap dr Lanny.

Baca juga: Uji Coba Pembukaan Wisata Makam Bung Karno Kota Blitar, Pengawasan Protokol Kesehatan Diperketat

Tren kecantikan tersebut, menurut dr Lanny, akan mengarahkan ekspektasi seseorang berdasarkan kategori 'cantik' yang dilihatnya di media sosial.

Banyak yang kemudian menganggap tolak ukur cantik adalah yang persis seperti perempuan Korea yang berkulit putih bak porselin.

"Padahal Indonesia punya kecantikan etnik tersendiri. Kecantikan ini yang harusnya dimunculkan para perempuan Indonesia. Menjadi versi terbaik dari kecantikan dirinya sendiri," ujarnya.

Selain kiblat kecantikan yang justru tak mengarah pada cantik ala Indonesia, masifnya perkembangan digital seperti beauty filter juga mempengaruhi pola pikir masyarakat.

dr Lanny menuturkan, banyak masyarakat terutama para perempuan yang metergantungan terhadap beauty filter.

Hal tersebut menurutnya membuat rasa percaya diri terhadap kecantikan asli yang dimiliki seseorang menurun.

"Maka dari itu, kami mengusung tagline Be Brave to Be You untuk mengajak seluruh perempuan Indonesia khususnya untuk berani menjadi cantik versi dirinya sendiri," papar dr Lanny.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved