Bursa Calon Panglima TNI

Prediksi Pengamat Jenderal Andika Perkasa Jabat Kepala BIN, KSAL Yudo Margono Isi Kursi Panglima TNI

Sejumlah pengamat memprediksi KSAL Laksamana Yudo Margono jabat Panglima TNI, sedangkan Jenderal Andika Perkasa menjabat kepala Badan Intelejen Negara

Editor: Iksan Fauzi
Cover Youtube
KSAD Jenderal Andika Perkasa dan KSAL Yudo Margono berebut kursi Panglima TNI. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Sejumlah pengamat memprediksi Kepala Staf Angkatan Laut  ( KSAL) Laksamana Yudo Margono bakal menjabat Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Sementara, pesaing kuatnya, yakni Jenderal Andika Perkasa akan menempati posisi sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN). 

Jika prediksi para pengamat ini benar, maka Jenderal Andika Perkasa menempati posisi yang pernah dijabat oleh mertuanya, AH Hendropriyono. Sedangkan Yudo Margono akan diasosiasikan sebagai 'Jokowi's man' karena tanpa kehadiran tokoh lain seperti Hendropriyono terhadap Andika.

Berikut analisis dan prediksi para pengamat terkait peluang Jenderal Andika Perkasa menipis sebagai calon Panglima TNI. 

  • Pengamat militer ISESS

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengungkap, dari sisi profesionalisme, setidaknya dua hal yang harus dipertimbangkan Presiden Jokowi untuk menentukan sosok yang akan menggantikan Panglima TNI saat ini, yaitu masa aktif dan kebutuhan organisasi.

Dari sisi masa aktif, Jenderal Andika Perkasa lebih singkat dibandingkan Yudo Margono.

"Andika Perkasa sekitar 1 tahun lebih sedikit. Sementara Yudo Margono memiliki masa aktif 2 tahunan lebih. Dari sisi organisasi, kata dia, masa yang singkat jelas akan mengurangi efektivitas kepemimpinan dan pengelolaan organisasi," kata Fahmi ketika dihubungi Tribunnews.com kala itu.

Secara politik, kata Fahmi, kebutuhan presiden hari ini adalah para pembantu dengan loyalitas tanpa syarat terutama untuk memuluskan agenda-agenda politik dan pemerintahan. Dari hal itu, kata Fahmi, akan terlihat tidak ada perintang dalam relasi antara Presiden Jokowi dan Yudo Margono.

Namun, kata dia, hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Yudo Margono tidak punya penyokong yang sangat kuat untuk menggaransi dirinya.

Sementara Andika Perkasa, kata Fahmi, memiliki penyokong kuat sekaligus perintang yakni melalui sosok ayah mertuanya yaitu AM Hendropriyono.

"Dari kedua hal di atas, saya berpendapat bahwa peluang Andika akan lebih besar jika pergantian Panglima TNI dilakukan dalam waktu dekat. Penundaan akan sangat berdampak pada peluang keterpilihan Andika," kata Fahmi.

Namun demikian, kata Fahmi, ia melihat peluang Yudo Margono cenderung terus menguat seiring waktu.

Menurutnya tak ada masalah bagi Yudo pribadi dan bagi organisasi TNI jika pergantian dilakukan dalam waktu dekat ataupun menjelang masa pensiun Hadi Tjahjanto.

Ketiadaan penyokong kuat, kata dia, justru lebih membuka peluang bagi Yudo Margono untuk diasosiasikan sebagai 'Jokowi's man' tanpa hadirnya tokoh lain seperti Hendropriyono terhadap Andika.

"Jadi, mempertimbangkan pergiliran matra atau tidak, peluang Yudo Margono tampaknya makin besar," kata Fahmi.

  • Pengamat politik Untag Jakarta
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved