Mengenal Vaksin AstraZeneca dan Sinovac, dari Efektivitas hingga Efek Samping
Saat ini, jenis vaksin yang digunakan masyarakat cukup beragam seperti, Sinovac, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.CO.ID - Memasuki bulan Juli 2021, pemerintah pusat secara serentak melakukan gerakan vaksin COVID-19 untuk masyarakat umum guna memenuhi herd immunity (kekebalan kelompok.
Saat ini, jenis vaksin yang digunakan di masyarakat cukup beragam. Mulai dari Sinovac yang diperkenalkan pertama kali, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer, dan Novavax.
Di antara jenis vaksin tersebut, Sinovac dan Astrazeneca paling banyak digunakan di Indonesia.
Baca juga: 6 Jenis Buah ini Dapat Bantu Atasi Penyakit Asam Lambung, Ada Pisang hingga Apel
Baca juga: Mengapa Penderita Asam Lambung Kerap Mengalami Nyeri pada Ulu Hati?
Namun, tentu saja ada beberapa perbedaan dari kedua vaksin tersebut. Baik dari segi efektivitas hingga efek samping yang diterima pasien.
Apa itu Vaksin Sinovac dan AstraZeneca?
Menurut Tim Dokter Lifepack dr Felicia Puspita SKed, pembeda pertama dari kedua jenis vaksin itu adalah perusahaan pembuat. AstraZeneca diproduksi oleh perusahaan AstraZeneca, sedangkan Sinovac diproduksi oleh China National Pharmaceutical Group.
Vaksin AstraZeneca termasuk ke dalam jenis vaksin yang menggunakan vektor atau virus pembawa. Ia menggunakan modifikasi materi genetik dari virus COVID-19 yang diletakkan pada virus lain dan bertugas untuk membawa materi genetik tersebut (vektor).
Sementara vaksin Sinovac merupakan vaksin yang dibuat menggunakan virus yang telah dilemahkan atau inactivated virus.
Vaksin ini dibuat menggunakan virus SARS-CoV-2 yang telah dilemahkan atau dibuat tidak aktif.
Ini bertujuan agar vaksin tidak dapat menyebabkan penyakit tetapi tetap mampu memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi terhadap virus tersebut.
Tingkat Efektivitas Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Dari segi efektivitas, menurut data yang diberikan World Health Organization (WHO), vaksin AstraZeneca memiliki efikasi sebesar 63,09% terhadap infeksi virus SARS-CoV-2 yang memiliki gejala.
Pada sebuah uji klinis tahap tiga di Brazil, penelitian menunjukkan bahwa Vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 51% pada pasien terinfeksi virus SARS-CoV-2 yang memiliki gejala.
Vaksin ini juga memiliki efikasi hingga 100% pada pasien terinfeksi yang memiliki gejala berat.
Walaupun memiliki sedikit perbedaan, kedua vaksin ini telah teruji dapat meminimalisir resiko munculnya gejala berat pada pasien yang terinfeksi virus SARS-CoV-2, mencegah terjadinya perburukan kondisi pada pasien, dan mempercepat penyembuhan jika terinfeksi.
Efek Samping Pemberian Vaksin Sinovac dan AstraZeneca
Secara umum, kedua vaksin ini dapat memunculkan efek samping yang sama yakni, lokal dan sistemik.
Efek samping lokal adalah gejala yang muncul pada lokasi suntikan seperti rasa nyeri, kemerahan, dan pegal.
Sedangkan, efek samping sistemik yang dapat muncul seperti:
- Demam
- Meriang
- Nyeri kepala
- Rasa lelah
- Nyeri otot
Efek samping yang muncul dapat berbeda-beda pada setiap orang, tergantung dari kondisi tubuhnya saat menerima vaksin dan wajar terjadi.
Hal ini menandakan bahwa vaksin sedang bekerja. Efek samping ini dapat hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Namun, jika Anda merasakan efek samping berat atau bertambah berat, segera hubungi fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan.
Walaupun memiliki beberapa perbedaan, Vaksin AstraZeneca dan Sinovac tetap memiliki fungsi yang sama yaitu untuk membantu sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi terhadap virus.
Oleh karena itu, ketika Anda telah mendapatkan jadwal untuk memperoleh vaksinasi, segeralah vaksin apapun jenis vaksinnya.