Biodata Bhre Cakrahutomo Calon Raja Mangkunegaran Solo Selain Paundrakarna, Pendidikan dan Kiprahnya
Berikut ini sosok GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang banyak disebut sebagai calon Raja Mangkunegaran Solo sepeninggal KGPAA Mangkunegara IX.
SURYA.CO.ID - Berikut ini profil dan biodata GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo yang banyak disebut sebagai calon Raja Mangkunegaran Solo sepeninggal Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IX.
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sujiwo berpeluang besar menjadi Raja Mangkunegaran selain sang kakak GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara.
Hal ini beralasan karena pewaris tahta Mangkunegaran Solo yang laki-laki hanya tersisa mereka berdua.
Sementara dua adik mereka perempuan dan kakak laki-laki Raja Mangkunegara IX telah meninggal dunia.
"Keduanya sama-sama memiliki peluang untuk jadi Raja Mangkunegaran selanjutnya," papar Pakar Budaya dan Sejarah dari UNS Solo, Tundjung W Sutirto kepada TribunSolo.com, Senin (16/8/2021).
Baca juga: Profil dan Biodata Paundrakarna, Calon Raja Mangkunegaran yang Pernah Bintangi Sinetron Fenomenal
"Saya kok melihat itu nanti ada musyawarah besar di keluarga inti, termasuk pendapat permaisuri," katanya.
Menurut Tundjung, ada beberapa perbedaan hitungan dari kedua pangeran, salah satunya dari waktu kelahiran.
"Kalau GPH Paundrakarna lahir ketika Raja Mangkunegaran kesembilan masih jadi pangeran, sedangkan GPH Bhre lahir ketika sang ayah sudah bertahta," jelasnya.
Selain itu, Tundjung menilai, hingga kini keduanya belum terlihat kiprahnya, dalam konteks kebudayaan di Mangkunegaran.
"Selama kepemimpinan mendiang, kedua pangeran aktif dengan kegiatan masing-masing, satunya sedang melaksanakan studinya, sedangkan satunya fokus kegiatan karirnya," terangnya.
"Sehingga keduanya belum terlihat di dalam kegiatan kebudayaan, jadi masyarakat belum melihat, wah yang ini, yang akan meneruskan, itu belum terlihat," imbuh Tundjung.
Sebelumnya diketahui, di masa sekarang entitas Mangkunegaran bukan lagi untuk politik melainkan sebagai kebudayaan.
Jika dilihat dari sejarah, tidak ada pola khusus dalam suksesi di Mangkunegaran.
Tundjung menjelaskan, sejak pergantian Raja Mangkunegara kedua hingga kesembilan selalu berubah sesuai dengan situasi.
"Memang polanya selalu berubah, diawali dari Raja Mangkunegara kedua, itu merupakan cucu Raja Mangkunegara pertama, jadi bukan anaknya langsung," paparnya.
Kemudian Raja Mangkunegara III dan Raja Mangkunegara IV sama-sama cucu dari Raja Mangkunegara II.
Perubahan pola terjadi di suksesi Raja Mangkunegara V, yang dijabat oleh anak dari Raja Mangkunegara IV.
"Kemudian Raja Mangkunegara VI, yang menjabat adalah adik dari Raja Mangkunegara V, di sini beda lagi polanya," terangnya.
Sedangkan Raja Mangkunegara VII dan Raja Mangkunegara VIII sama-sama anak dari Raja Mangkunegara V.
"Baru Raja Mangkunegara kesembilan merupakan putra dari Raja Mangkunegara kedelapan," singkatnya.
"Dengan pola yang situasional tersebut, tidak bisa ditebak siapa yang akan menjadi Raja selanjutnya, kita baru mengetahui setelah keluarga yang memutuskan," tambahnya.
Adapun selama ini, Mangkunegaran diketahui sebagai sebuah kerajaan yang demokratis.
Menurut Tundjung, pemilihan Raja selanjutnya, dapat dinilai dari kapabilitas calon Raja.
"Tergantung nanti siapa yang dinilai bisa mempunyai kecerdasan spiritual, emosional, bahkan juga intelektual, kalau calon memiliki kapabilitas itu, maka dipandang berbeda oleh para sesepuh," jelasnya.
"Namun yang terpenting ialah seorang Raja memiliki kecerdasan spiritual yang baik, bagaimana nantinya mencari inspirasi dan aspirasi sesuai dengan konteks jamannya, itu yang paling penting," aku dia membeberkan.
Siapa sebenarnya GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo?
Berikut profil dan biodatanya:
1. Beda ibu dengan Paundrakarna

GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dalah putra bungsu hasil pernikahan KGPAA Mangkunegara IX dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
Dia lahir pada tanggal 29 Maret 1997 atau 24 tahun silam.
GPH Bhre berbeda ibu dengan Paundrakarna.
Gusti Pangeran Haryo (GPH) Paundrakarna Jiwa Suryanegara adalah putra sulung KGPAA Mangkunegara IX dan Sukmawati Soekarnoputri.
Sukmawati adalah putri Presiden Pertama RI, Soekarno.
Seperti diketahui, KGPAA Mangkunegara IX meninggalkan istri, 4 anak dan 1 cucu.
Dari pernikahannya dengan Sukmawati ada dua anak yakni, GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara dan GR.Ay Putri Agung Suniwati.
Sementara pernikahan dengan Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX ada dua anak GR.Aj Ancillasura Marina Sudjiwo dan GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
2. Bergelar sarjana hukum
Di dalam kabar lelayu resmi Pura Mangkunegaran, GPH Bhre Cakrahutomo bergelar sarjana hukum (SH) dari Universitas Indonesia.
Dilansir dari situs puromangkunegaran.com, Bhre yang tergabung dalam Tim Mooting Vis FH UI berhasil mendapatkan gelar champion pada sesi final Pre-Moot Willem C. Vis International Commercial Arbitration Moot yang ke-10 di Praha, Republik Ceko pada 11 Maret 2018.
Willem C. Vis International Commercial Arbitration Moot (Vis Moot) adalah pertandingan pengadilan semu yang diselenggarakan oleh Pace Law School, Vis Moot Foundation dan United Nations Commission on International Trade Law. Sedangkan Pre-moot adalah pemanasan para peserta untuk memperbaiki argumen dan latihan tanding sebelum terjun ke ajang Vis Moot.
3. Aktif di pura mangkunegaran

Sosok Bhre tampak wira-wiri dan aktif menemui tamu yang melayat.
Di antaranya menyambut dan menemani Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka bersama ibundanya Gusti Kanjeng Putri Mangkunegara IX.
Meski secara identitas jarang terekspos publik, tetapi di laman resmi Pura Mangkunegaran https://puromangkunegaran.com sosoknya cukup aktif dalam kegiatan.
Di antaranya dalam acara seminar di Pura Mengkunegaran.
4. Dapat pesan khusus dari Mangkunegara IX
Adapun ayahandanya KPGPAA Mangkunegara IX membawa kesedihan bagi keluarga.
Pasalnya, kejadian tersebut dirasa mendadak karena kondisi almarhum tidak sakit.
GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo mengaku kaget dengan kabar meninggalnya ayahnya tersebut karena dirinya sempat menelpon almarhum.
"Kejadiannya mendadak, kemarin saya teleponan sama bapak, masih sehat ," ucap Wira di Pura Mangkunegaran, Jum'at (13/8/2021).
Wira mengatakan kepergian ayahandanya merupakan pukulan yang berat bagi keluarga.
"Ini kehilangan yang besar untuk Mangkunegaran, untuk keluarga," kata dia.
Lanjut, meskipun dirinya masih dirundung duka, dirinya tak ingin terlalu belarut dalam kesedihan.
Dirinya ingin melanjutkan semangat yang dilakukan ayahnya selama ini.
"Kita harus bisa melanjutkan semangat Kanjeng Gusti, melakukan yang terbaik untuk Mangkunegaran, untuk abdi-abdi bersama dengan keluarga," aku dia.
"Meneruskan semangat Kanjeng Gusti ke depannya," kata Wira.
Kemudian dia mengungkapkan pesan terakhir dari ayahnya ke keluarga.
Pesan itu berisi harapan almarhum agar dapat melanjutkan cita-cita dan semangat yang almarhum ingin capai.
"Semoga keluarga selalu bisa mengenang masa-masa indah yang sehubungan dengan Kanjeng Gusti," tuturnya.
Harapan Gusti Moeng
GKR Wandansari Koes Moertiyah atau biasa dipanggil Gusti Moeng melayat KGPAA Mangkunegara IX, Minggu (15/8/2021).
Saat melayat KGPAA Mangkunegara IX, tidak hanya dihadiri oleh pihak internal Kasunanan Surakarta.
Namun juga lembaga dewan adat yang kerap bersebrangan.
Dalam kesempatan itu, Gusti Moeng berpesan agar suksesi raja Mangkunegaran yang baru bisa berjalan lancar dan akur.
Sehinggaa kejadian di Keraton Surakarta jangan sampai terulang kembali.
"Jangan sampai ada kejadian yang sama seperti di Keraton Surakarta," katanya.
Gusti Moeng menyebut kejadian konflik internal jangan sampai terjadi lagi di kerajaan-kerajaan Jawa.
"Jangan sampai terulang, Trah Mataram ini," harapnya.
Dirinya berpesan bahwa menjadi raja saat ini bukanlah hal mudah dan antar keluarga harus saling membantu satu sama lain.
"Bagi para penerus harus sadar bahwa menjadi pemangku adat bukanlah sesuatu yang mudah," ujarnya.
"Bila nanti ada kekurangan harus dipikul satu sama lain," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Prediksi Siapa Raja Mangkunegaran, Jatuh ke GPH Paundra atau GPH Bhre? Begini Kata Pakar Budaya UNS