Profil dan Biodata Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Raih Medali Emas Badminton Olimpiade Tokyo 2020
Berikut profil dan biodata Greysia Polii dan Biodata Apriyani Rahayu,ganda putri Indonesia tang raih medali emas Badminton Olimpiade Tokyo 2020.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Di 2006 Apriyani Rahayu mengikuti Porda sekaligus tingkat nasional usia dini namun hanya mendapat juara dua.
Tak lolos ke Jakarta, Apriyani Rahayu pun tak puas dan menangis.
Apriyani Rahayu dilatih oleh Sapiuddin yang masih merupakan keluarganya.
Sapiuddin pernah berlatih badminton di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta dan setelah kembali ke kampungnya melatih Apriyani Rahayu dan anak-anak lain.
Setelah berlatih, Apriyani Rahayu akhirnya bisa ke Jakarta yaitu saat dirinya kelas 6 SD.
Namun sesampainya di Ibukota, Apriyani Rahayu baru sadar bahwa ilmu bulu tangkisnya tidak sebanding dengan anak-anak di Jawa.
Setelah lulus dari SD, persoalan lain pun muncul yaitu pelatihnya pindah ke Konawe.
Apriyani Rahayu hampir putus asa mengejar mimpi bulu tangkisnya.
Hingga akhirnya memutuskan untuk pindah ke Konawe dan tinggal di keluarga sang pelatih sambil tetap melanjutkan sekolah.
Setelah pindah, banyak prestasi di tingkat kabupaten yang diraih oleh Apriyani Rahayu.
Hingga Apriyani Rahayu diminta oleh Pengcab PBSI Konawe untuk dibawa ke Jakarta.
Perjalanan Karir Apriyani Rahayu
Apriyani Rahayu ke Jakarta di tahun 2011 dan dibawa ke PB. Pelita milik Icuk Sugiarto di kawasan Kosambi, Jakarta Barat.
Awalnya, Icuk Sugiarto tak langsung mau menerimanya, namun karena berbagai pertimbangan di antaranya datang dari jauh dan anak dari keluarga kurang mampu, Apriyani Rahayu akhirnya diterima berlatih di PB.Pelita.
Namun Apriyani Rahayu hanya diberi waktu tiga bulan untuk memperlihatkan kemampuannya.
Jika tidak ada progress maka Apriyani Rahayu harus keluar.
Di bawah bimbingan pelatih yang mumpuni serta sparring yang lebih banyak, Apriyani Rahayu giat berlatih.
Kesempatan pertama Apriyani Rahayu adalah tampil di ajang Sirnas Djarum 2012 di Banjarmasin.
Saat itu Apriyani Rahayu bermain di nomor tunggal putri dan langsung kandas di babak pertama.
Apriyani Rahayu kemudian mendapat arahan dari pelatih, Toto Sunarto agar beralih ke nomor ganda.
Sang pelatih ternyata melihat bakat Apriyani Rahayu lebih cocok untuk bermain di nomor ganda.
Apriyani Rahayu pun akhirnya pindah ke nomor ganda campuran dan ganda putri.
Prestasi Apriyani Rahayu makin bersinar saat berpasangan dengan Jauza Fadhillah Sugiarto, putri bungsu Icuk Sugiarto.
Berbagai prestasi nasional dan internasional untuk kelompok usia taruna banyak ditorehkan Apriyani Rahayu bersama Jauza.
Apriyani Rahayu akhirnya mendapat kesempatan mewakili Indonesia di ajang Kejuaraan Dunia Junior 2014 di Alor Setar, Malaysia.
Namun, saat itu Apriyani Rahayu tidak dipasangkan dengan Jauza, melainkan Rosyita Eka Putri Sari.
Hasilnya di luar dugaan, Apriyani Rahayu/Rosyita Eka berhasil menapak hingga ke babak final sebelum kalah dari pasangan Tiongkok, Chen Qingchen/Jia Yifan.
Menjadi runner-up bersama Rosyita mengantarkan Apriyani Rahayu ke Pelatnas PBSI Cipayung.
Di tahun 2015, Apriyani Rahayu kembali mendapat kepercayaan tampil di Kejuaraan Dunia Junior di Lima, Peru.
Kali ini Apriyani Rahayu bermain di ganda campuran berpasangan dengan Fahriza Abimanyu.
Namun, saat hendak bertanding di semifinal melawan He Jiting/Du Yue (Tiongkok), Apriyani mendapat kabar bahwa sang ibu meninggal dunia di kampung halaman.
Apriyani Rahayu sempat down dan akhirnya kalah serta harus puas dengan medali perunggu.
Di tahun 2016, Apriyani kembali mendapat perunggu di Kejuaraan Dunia Junior berpasangan dengan Rinov Rivaldi setelah kalah dari Kim Won Ho/Lee Yu-Rim (Korea Selatan).
Tahun 2017, Apriyani Rahayu fokus untuk bermain di level senior dan dipasangkan dengan Greysia Polii menggantikan Nitya Maheswari yang cedera.
Penampilan perdana mereka adalah di kejuaran beregu Sudirman Cup 2017.
Gelar pertama Apriyani Rahayu bersama Greysia adalah BWF Grand Prix Gold di Thailand Open 2017 disusul gelar BWF Super Series pertamanya di Prancis Terbuka Super Series 2017.
Setelah itu, Apriyani Rahayu dan Greysia menjadi runner up di Hongkong Open 2017 setelah kalah dari Chen Qingchen/Jia Yifan.
Prestasi terbaik yang pernah dicapai oleh Apriyani Rahayu bersama Greysia adalah mendapat medali perunggu di Asian Games 2018 dan BWF WORLD CHAMPIONSHIPS 2018 agustus silam.
Penghargaan
PASANGAN: JAUZA FADHILA SUGIARTO
Juara Indonesia Junior International Challenge 2014
Juara Singapore International Series 2015
Juara Walikota Surabaya Victor International Series 2016
Runner-up BWF World Junior Championships 2014
Runner-up Badminton Asia Junior Championships 2016
Semifinalis Singapore International Series 2014
Semifinalis Indonesia Junior International Challenge 2015
PASANGAN: ROSYITA EKA PUTRI SARI
Medali Perak Kejuaraan Dunia Yunior 2014, Alor Setar, Malaysia
PASANGAN: FAHRIZA ABIMANYU
Medali Perunggu Kejuaraan Dunia Yunior 2015, Lima, Peru
PASANGAN: TANIA OKTAVIANI KUSUMAH
Medali Perunggu BWF World Junior Championships 2016
PASANGAN : RINOV RIVALDY
Medali Perunggu BWF World Junior Championships 2016
PASANGAN: AGRIPINA PRIMA RAHMANTO
Juara Indonesia Internasional Challenge 2016
PASANGAN: GREYSIA POLII
Juara Thailand Open 2017
Juara France Open 2017
Runner Up YONEX-SUNRISE Hong Kong Open 2017
Runner Up DAIHATSU Indonesia Masters 2018
Juara YONEX-SUNRISE DR. AKHILESH DAS GUPTA India Open 2018
Juara TOYOTA Thailand Open 2018
Medali Perunggu Asian Games 2018
Medali Perunggu BWF WORLD CHAMPIONSHIPS 2018
Runner Up PERODUA Malaysia Masters 2019
Juara YONEX-SUNRISE India Open 2019
Juara YONEX Thailand OPEN 2021