Lifestyle
5 Proposal Komunitas Terpilih dalam Forum Presentasi dan Pitching East Java Film Call 2021
Rangkaian dari program besar tahunan Dewan Kesenian Jawa Timur yaitu Forum presentasi dan pitching East Java Film Call (EJAF Call) 2021 telah usai.
Penulis: Zainal Arif | Editor: Parmin
SURYA.co.id | SURABAYA - Rangkaian dari program besar tahunan Dewan Kesenian Jawa Timur yaitu Forum presentasi dan pitching East Java Film Call (EJAF Call) 2021 telah usai.
Dimana para peserta bersaing memperebutkan dukungan biaya produksi belasan juta rupiah melalui kompetisi dan presentasi proposal produksi film pendek.
Sebelumnya ada 54 proposal yang masuk, dari 21 Kota dan kabupaten di Jawa Timur.
Dari 54 Proposal tersebut 12 proposal produksi terpilih di tahap awal kurasi pada hari Kamis tanggal 15 Juli 2021 lalu.
Sebanyak 12 karya tersebut ialah Basiyat karya Ahmad Faiz, Sego Goreng Babi karya Gugun Arif, Good bye, Sugeng karya Muhammad Rizal Hanun, Ambyo karya Gelora Yudhaswara.
Kemudian, Sekawan karya Abra Merdeka, Raya Rasa karya Rehal Lahir Prias Supuntari, Stroke karya Muhammad As’ad Aswin, Epiloge karya Widya Chury Aini, Mesin Jahit dan Cerita Yang Tak Usai karya Sanove Fadzar Pamungkas.
Setelah itu, Ono Dino Ono Rupo karya Helvina Dewi Yulian, Ambal Warsa Karya Muhammad Alfian Alfarisi, dan Ego karya Mirza Haikal Damara.
Sementara untuk penilaian ada tim juri yang terdiri dari M Ainun Ridho (Sutradara Film Jack, dan Kartolo Numpak Terang Bulan), Aria Kusuma Dewa (Sutradara Terbaik FFI 2009), dan Igak Satrya Wibawa (Pengkaji Film).
Ketua Pelaksana, Syarif Wajabae mengatakan, sosialisasi dilakukan melalui instagram dan melalui pesan chat berantai WA baik japri maupun group sineas-sineas jawa timur.
“Tujuan besar dari EJAF CALL 2021 ini adalah, mencari bakat-bakat lokal dalam bentuk ide gagasan yang dituangkan ke dalam proposal lalu dipresentasi di hadapan juri via daring dan kemudian dipilih 5 terbaik untuk diproduksi menjadi film pendek fiksi," ujar Syarif Wajabae kepada SURYA.co.id, Minggu (25/7/2021).
Menurutnya EJAF CALL kini berupaya menemukan gaya bertutur dalam sinema dengan karakter lokal Jawa Timur yang kuat.
Setelah melalui proses presentasi dan pitching langsung diumumkan lima Proposal Pemenang East Java Film Call 2021.
Ada lima proposal yang lolos dan berhak mendapatkan dukungan dalam bentuk biaya dan pendampingan produksi film pendek kali ini.
Lima proposal tersebut ialah Ego karya Mirza Haikal Damara, Sekawan karya Abra Merdeka, Basiyat karya Ahmad Faiz.
Kemudian Epiloge karya Widya Chury Aini dan Stroke karya Muhammad As’ad Aswin.
“Semoga hasil karya nanti sesuai dengan harapan. Terima kasih tak terhingga kepada tiga dewan juri yang telah banyak memberikan masukan dan membantu program East Java Film Call 2021 yang kami selenggarakan,” ucap Syarif Wajabae.
Sementara itu, menurut Juri M Ainun Ridho, peserta yang terpilih pada nominasi awal merefleksikan keberagaman narasi pada naskah cerita film.
Keberagaman narasi itu terlihat pada warna genre film yang mereka gagas. Mulai dari drama, laga, horror, hingga komedi.
Keberagaman genre ini patut dapat apresiasi karena akan menjadi kanal-kanal ide produksi yang merujuk kepada keberlanjutan proses produksi film di Jawa Timur.
“Gambaran eksperimen produksi juga muncul dari keinginan peserta untuk menerjemahkan naskah dalam beragam strategi komunikasi, dari penguatan Bahasa visual hingga keinginan menyuguhkan dominasi dialog dan kata,” ujarnya.
"Mereka berani mengeksplorasi potensi dan kekuatan lokal menjadi sebuah narasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Ruang imajinasi tersebut menjadi kekuatan bagi komunitas film Jawa Timur," tambahnya.
Tak hanya itu, dari kacamata juri pengkaji film, Igak Satrya Wibawa, sedikit mengkritisi keberagaman narasi sayangnya kurang terlihat pada aspek keberagaman diskursus budaya atau multikulturalisme yang menjadi tema utama.
Beberapa peserta terjebak pada tema multikulturalisme budaya yang monoton atau sekedar memotret masalah di permukaan.
Ada juga peserta yang terjebak pada kesibukan menata Bahasa visual dan ritme naskah tapi agak mengabaikan tema utama yang menjadi kewajiban peserta.
"Sebagai sebuah kompetisi, tema utama menjadi sebuah persyaratan hakiki, tapi fleksibilitas sebuah penilaian menjadi alternatif ruang pembuka untuk memberikan kesempatan peserta melakukan revisi," ujar Igak Satria.
"Dan juga kemungkinan membuka ruang dialog lebih lebar dengan tema yang menjadi persyaratan utama," imbuhnya.
Untuk lima proposal yang lolos itu selanjutnya akan diadakan kegiatan produksi dan pendampingan produksi oleh panitia pada bulan agustus dan september, dengan melibatkan Siswa-siswa magang SMK Dr.Soetomo jurusan produksi film.
Selanjutnya setelah lima film selesai diproduksi, akan ditayangkan perdana dan diapresiasi bersama pada pekan puncak kegiatan Jatim Art Forum Oktober mendatang.