Virus Corona di Sidoarjo

Pemkab Sidoarjo Sulap Ruang Kelas SMPN 2 Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19

Lima kelas di SMP Negeri 2 Sidoarjo disulap menjadi shelter isolasi untuk pasien covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang dan OTG.

Penulis: M Taufik | Editor: Parmin
surya.co.id/m taufik
Ruang kelas SMPN 2 Sidoarjo yang dijadikan shelter isolasi mandiri untuk pasien covid-19 tanpa gejala sampai gejalan ringan sedang. 

SURYA.co.id | SIDOARJO - Lima kelas di SMP Negeri 2 Sidoarjo disulap menjadi shelter isolasi untuk pasien covid-19. Shelter ini dikhususkan bagi warga yang positif covid-19 dengan gejala ringan sedang, dan tanpa gejala, namun tidak memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiiri.

Di ruang-ruanng kelas itu, bangku sekolah sudah dikelurkan. Kemudian sejumlah matras, tempat tidur dan beberapa perlengkapan lain telah ada di sana. Selanjutnya juga akan diberi sekat-sekat dan dilengkapi dengan sejumlah peralatan lain terkait penanganan pasien.

“Kami sudah kaji, kami sudah pertimbangkan jaraknya dengan rumah sakit, parkirnya seperti apa, keamanan, pelayanannya, nakes, dan sebagainya," kata Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor.

Kelas di sekolahh ini yang digunakan ada dua di lantai bawah dan sebagian lain di lantau dua. Petugas di sekolahan itu pun sudah sejak beberapa waktu lalu bersih-bersih dan melakukan persiapan terkait penggunaan ruang kelas untuk shelter ini.

Rencananya, di setiap kelas itu bisa menampung 10 orang. Pasien yang butuh isolasi mandiri tapi tidak memungkinkan isoman di rumahnya, akan ditampung di shelter ini.

Selain SMP Negeri 2 Sidoarjo, beberapa sekolah dan gedung milik Pemkab Sidoarjo lainnya juga akan difungsikan serupa. Ada di beberapa tempat di sejumlah kecamatan di Sidoarjo yang bakal difungsikan sebagai shelter untuk pasien OTG yang butuh isolasi mandiri.

Antara lain, SMP Negeri 2 Sidoarjo, SMP Negeri 2 Taman, dan SMP Negeri 2 Porong, dan beberapa tempat lain.

Menurut Gus Muhdlor, panggilan Ahmad Muhdlor, ada beberapa alasan dalam memutuskan pemilihan gedung sekolah sebagai shelter isolasi pasien Covid-19. Pertama karena lokasinya tidak jauh dari perkampungan sehingga bisa dijangkau dengan mudah oleh warga.

Kemudian tidak jauh dari rumah sakit. Sehingga ketika pasien Covid-19 dengan gejala ringan dan sedang di shelter tersebut kondisnya memburuk bisa langsung dirujuk ke rumah sakit.

Ternyata, ketika beberapa ruang kelas dipakai untuk shelter, aktivitas di sekolahan juga rencananya tetap berjalan. Khususnya untuk pegawai sekolah atau guru yang harus menjalankan tugas di sekolahan ketika pelajaran digelar daring.

“Para guru tetap datang ke sekolah karena butuh fasilitas wifi yang ada untuk mengajar daring. Karena kebutuhan kuota internet untuk mengajar cukup besar kalau dilakukan di rumah masing-masing,” ujar seorang guru di SMP Negeri 2 Sidoarjo.

Meskipun ruang kelas yang digunakan sebagai shelter isolasi di SMP Negeri 2 Sidoarjo berada cukup jauh dari ruang guru, mereka mengaku tetap khawatir.

Terkait ini, Gus Muhdlor menyebut bahwa penggunaan gedung sekolah sebagai shelter isolasi pasien Covid-19 sudah menjadi keputusan bersama. Termasuk pihak Dinas Pendidikan dan kepala sekolah.

“Pendidikan hari ini sudah dilakukan secara daring. Guru-gurunya WFH. Justru ini menjadi temuan baru bahwa masih ada kegiatan di sana. Saya yakin itu adalah kegiatan-kegiatan yang perlu ditertibkan lagi,” ujarnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved