UPDATE Wakil Panglima TNI: Ali Ngabalin Beri Bocoran, Peneliti Sebut Hal itu Tidak Mendesak

Simak update terbaru tentang bocoran pengangkatan wakil panglima TNI yang jadi sorotan baru-baru ini.

Warta Kota/ Henry Lopulalan
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Simak update Bocoran Wakil Panglima TNI 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Simak update terbaru tentang bocoran pengangkatan wakil panglima TNI yang jadi sorotan baru-baru ini.

Diketahui, kabar tentang pengangkatan wakil panglima TNI mencuat di tengah hebohnya bursa calon Panglima TNI.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin memberikan bocoran, rencananya minggu depan sudah ada informasi terkait pengangkatan panglima TNI.

Sementara itu, Peneliti senior Marapi Consulting and Advisory, Beni Sukadis menegaskan, rencana pengisian jabatan Wakil Panglima TNI sama sekali tidak mendesak. 

Beni merespons rencana pemerintah yang bakal menunjuk pejabat TNI untuk mengisi posisi wakil panglima. 

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto usai melihat fire power demo di Lumajang
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto usai melihat fire power demo di Lumajang (surabaya.tribunnews.com/sri wahyunik)

"Posisi Wakil Panglima TNI tidak terlalu urgen karena pembinaan matra sudah dilakukan masing-masing kepala staf," ujar Beni kepada Kompas.com, Jumat (25/6/2021). 

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Pengisian Posisi Wakil Panglima TNI Dinilai Tak Urgen'

Beni menyebut, jika pengisian posisi Wakil Panglima TNI hanya bertujuan sebagai pengganti Panglima TNI ketika ketika berhalangan, seharusnya cukup diwakilkan kepala staf matra sebagai perwakilan.

"Jadi kalau hanya untuk mengganti Panglima ketika berhalangan cukup salah satu kepala staf ditunjuk sebagai perwakilan TNI," kata Beni.

Hal senada juga disampaikan Direktur Imparsial, Gufron Mabruri.

Menurutnya, rencana tersebut bukan sesuatu yang mendesak untuk dibahas.

Sebaliknya, jika pemerintah tetap memaksa merealisasikan rencana tersebut, justru akan menjadi blunder bagi TNI. 

Sebab, dengan adanya posisi Wakil Panglima TNI berpotensi memunculkan dualisme garis komando.

"Justru akan mempersulit dinamika di internal TNI itu sendiri, terutama terkait alur komando yang justru malah akan membingungkan bagaimana mekanisme garis komandonya, ada Panglima, ada Wakil panglima TNI," tegas dia. 

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved