Calon Kuat Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Anugerahkan Adhi Makayasa ke Anak Tukang Parkir

Salah satu calon kuat Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono baru-baru ini memberikan penghargaan Adhi Makayasa kepada seorang anak juru parkir.

instagram @tni_angkatan_laut
Laksamana Yudo Margono (kiri) Anugerahkan Adhi Makayasa ke Anak Tukang Parkir 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id - Salah satu calon kuat Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono baru-baru ini memberikan penghargaan Adhi Makayasa kepada seorang anak juru parkir.

Seperti diketahui, nama Laksamana Yudo Margono belakangan ini menjadi sorotan karena digadang-gadang menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.

Rekam jejak dan ketegasan Sosok Laksamana Yudo Margono dinila tepat untuk memimpin korps TNI. 

Melansir dari unggahan instagram TNI AL, Laksamana Yudo Margono tampak menghadiri upacara penutupan pendidikan (Tupdik) dan Wisuda Sarjana Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-66 bertempat di Gedung Maspardi, Kesatrian AAL, Bumimoro, Surabaya, Rabu (23/06/2021).

Ia menganugerahkan gelar Adhi Makayasa kepada Putra Papua anak juru parkir di Jayapura.

Baca juga: Calon Kuat Panglima TNI Laksamana Yudo Margono Ancam Pecat Prajurit LGBT, Ini Profil dan Biodatanya

Gelar Adhi Makayasa merupakan penghargaan kepada lulusan terbaik dari setiap matra TNI dan Kepolisian.

Penerima penghargaan ini adalah mereka yang secara seimbang mampu menunjukkan prestasi terbaik di tiga aspek: akademis, jasmani, dan kepribadian.

Taruna AAL Angkatan ke-66 yang menerima gelar Adhi Makayasa ini adalah Sermatutar (P) Always Giving Hamonangan Tiris.

Taruna kelahiran Jayapura, 15 Maret 1999 ini terlahir dari pasangan keluarga sederhana yakni Alex Tiris yang sehari hari bekerja sebagai juru parkir dan Dermawaty Panjaitan sebagai penjual minuman.

Keluarga sederhana ini juga sudah mengentaskan anak pertama yakni Letda Mar Aldrey Benhur Tiris adalah Taruna AAL Angkatan ke-63 tahun 2018.

Dengan keberhasilan keluarga ini menguatkan dukungan bahwa siapa saja bisa masuk menjadi prajurit TNI AL tanpa pungutan biaya sedikitpun.

Keberhasilan Always mendapatkan Gelar Adhi Makayasa tentu tidak mudah.

Perjuangan selama pendidikan termotivasi oleh orang tua yang selalu mendukung dan memberikan semangat.

Tak hanya itu, Always juga termotivasi dari sang Kakak yang lebih dahulu menjadi seorang Taruna yang saat ini berdinas di Lanmar Sorong.

Always saat diwawancara menjelaskan bahwa, dia ingin menjadi seperti sang Kakak seorang Taruna oleh karena itu Always bertekad untuk dapat menjadi yang terbaik melebihi kakaknya.

“Keinginan kuat dan niat tinggi untuk menjadi Taruna membuat semua kegiatan di lembaga pendidikan dapat saya lakukan dengan baik dan menyenangkan,” ujar Always.

Kasal menjelaskan bahwa pelaksanaan upacara Tupdik merupakan penanda dimulainya babak baru dalam kehidupan perjalanan karir dan pengabdian dari seorang taruna menjadi perwira.

Perubahan tersebut disertai dengan tugas dan tanggung jawab yang bertambah terutama memasuki masa-masa awal penugasan di jajaran satuan operasi.

“Sebagai seorang perwira muda kalian harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan belajar untuk menerapkan semua bekal dan pengetahuan yang diterima di lembaga pendidikan dengan tepat dalam penugasan di lapangan, di antaranya sebagai Perwira Divisi KRI dan Komandan Peleton Batalyon Marinir,” pungkasnya.

Sebelum mengakhiri sambutannya Kasal berpesan agar semua Taruna Taruni untuk berhati hati hingga upacara prasetya perwira dan dilantik menjadi seorang Letnan Dua.

Turut hadir Pejabat Utama Mebesal, Ketua Umum Jalasenastri beserta jajaran, Gubernur AAL beserta Pejabat AAL, Danlantamal V, perwakilan Gubernur Akademi Militer, perwakilan Gubernur Akademi Angkatan Udara serta perwakilan Akademi Kepolisian.

Ancam Pecat Prajurit LGBT

Sebelumnya, Laksamana Yudo Margono juga menyikapi degradasi moral yang ada di kalangan generasi muda saat ini. 

Yudo mengatakan degradasi moral secara nyata tengah terjadi di kalangan generasi muda yang sangat rentan dengan pengaruh global. 

Adanya gerakan kaum LGBT, kata dia, sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur agama dan ideologi negara. 

Hal tersebut, kata Yudo, merupakan ancaman moral yang belakangan harus dihadapi. 

Karena itu, dia tegaskan pelanggaran moral LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender) dan mental kejuangan yang tidak sesuai ideologi negara, Sapta Marga, Sumpah Prajurit, 8 Wajib TNI, Trisila TNI Angkatan Laut dan Hree Dharma Shanty ancamannya adalah pemecatan dari kedinasan. 

Hal tersebut disampaikannya saat memberikan Pembekalan kepada Taruna Taruni Akademi Angkatan Laut (AAL) Angkatan ke-66 di Indoor Sport Kesatrian Akademi Angkatan Laut, Bumimoro, Surabaya pada Selasa (22/6/2021).

Selain itu, lanjut dia, masuknya paham radikalisme dan ekstrimisme ke kalangan masyarakat cukup mengkhawatirkan terlebih di lingkungan TNI yang merupakan alat negara.

Yudo juga menjelaskan generasi penerus TNI AL ke depan, tantangan dan beban tugas akan semakin berat, kompleks, dan dinamis. 

Adanya tantangan dan ancaman tersebut, kata dia, membuat lulusan AAL harus memiliki karakter yang kuat dan kemampuan memimpin serta kompetensi sebagai tentara profesional.

Di hadapan calon-calon pemimpin TNI AL di masa depan ini, Yudo berpesan agar selalu menjaga kekompakan dan kebersamaan sesama angkatan. 

“Kalian 101 personel harus bersama-sama terus saling bahu membahu dan jangan hanya karena jabatan kalian saling menjatuhkan satu sama yang lain. Sulit mencapai sukses tanpa saling membantu. Kalian harus kuat dari sekarang, tantangan jaman kalian jauh lebih berat daripada jaman saya, maka dari itu kalian harus bersama-sama bahu membahu dan saling membantu," kata Yudo dalam keterangan resmi Dinas Penerangan TNI AL pada Selasa (22/6/2021).

Kegiatan pembekalan dari Pemimpin TNI AL ini diikuti 101 Taruna Taruni bertema "Menyiapkan Generasi Penerus Pemimpin TNI Angkatan Laut Indonesia Emas". 

Dari pembekalan tersebut diharapkan perwira lulusan AAL menjadi generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan TNI AL di masa dekade Indonesia emas di tahun 2045.

Mereka diharap memiliki keunggulan dalam pengetahuan, kapabilitas serta landasan moral yang baik, dan karakter kepribadian yang kuat.

Calon Kuat Panglima TNI

Sebelumnya, Laksamana Yudo Margono disebut oleh Pengamat Intelijen, Pertahanan dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro, sebagai sosok yang layak menduduki kursi Panglima TNI.

Menurut Ngasiman, Yudo punya keunggulan jika nanti menjadi Panglima TNI untuk mengatasi masalah di tanah air.

Hal ini didasarkan pada beberapa alasan.

Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Akibat potensi eskalasi konflik lintas negara di Laut China Selatan ke depan yang cukup tinggi.

Serta dukungan penjagaan laut yang merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan. Di samping itu, kejahatan trans-nasional, seperti penyelundupan senjata juga terjadi di laut.

"Yang pertama tentu pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain," tutur Simon, sapaan akrab Ngasiman.

Yang kedua, menurut Simon, Yudo Margono bisa melanjutkan visi Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Poros Maritim Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.

Ketiga, Yudo dinilai bisa membangun sinergisitas dan soliditas dengan tiga Matra dan Polri. Keempat, Yudo juga punya pengalaman memimpin penanganan Covid-19.

Saat memimpin, Yudo memahami bagaimana perkembangan dunia teknologi kesehatan yang diperuntukkan bagi kekuatan militer.

Artinya, dalam upaya mencegah ancaman biowarfare (perang biologi) ke depan, menurut Yudo, sangat diperlukan.

"Yang terakhir, tentu saja karena pengalaman serta loyalitasnya yang tak terbantahkan," kata dia.

Selain itu, sebagai Kasal, tak perlu lagi ditanya tentang loyalitasnya. Garis lurus, itulah jawaban yang akan didapat.

Loyalitas yang tegak lurus, baik ke atas maupun ke bawah.

Ke atas dibuktikan dengan tugas-tugas yang diselesaikannya dengan baik dan paripurna. Ke bawah dibuktikan dengan perhatiannya kepada keluarga besar TNI AL yang menjadi tanggung jawabnya.

"Jika kita tengok peristiwa musibah KRI Nanggala-402 kita akan mengerti bagaimana loyalitasnya kepada keluarga korban," ujar Simon.

"Bersama Panglima TNI, Yudo ikut melaut untuk mencari keberadaan KRI Nanggala-402. Saat KRI Naggala-402 dipastikan tenggelam, Yudo menyambangi beberapa keluarga korban dan bersama Presiden, Menhan, dan Panglima TNI mengadakan pertemuan dengan para keluarga korban," ungkapnya.

Ikuti Berita Seputar Laksamana TNI Yudo Margono dan Panglima TNI

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved