Biodata KH Nawawi Abdul Jalil Pemimpin Pesantren Sidogiri Meninggal Dunia 13 Juni 2021

Berikut biodata KH Nawawi Abdul Jalil Pemimpin Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
surya.co.id/galih lintartika
Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Nawawi 

Penulis: Pilpit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.CO.ID - Berikut biodata KH Nawawi Abdul Jalil pemimpin Pesantren Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur yang meninggal dunia Minggu (13/6/2021).

KH Nawawi Abdul Jalil merupakan salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU).

Diketahui Pesantren Sidogiri Pasuruan termasuk pesantren tertua di Indonesia, yang memiliki banyak santri.

Berikut biodata sekaligus sosok pemimpin Pesantren Sidogiri Pasuruan.

Biodata KH Nawawi Abdul Jalil

Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Nawawi
Pengasuh Ponpes Sidogiri KH Nawawi (surya.co.id/galih lintartika)

Dikutip dari laman resmi Pesantren Sidogiri, sidogiri.net, KH Nawawi Abdul Jalil memimpin Pesantren Sidogiri Pasuruan sejak 2005.

Masa kepemimpinannya dimulai setelah sang ayah, KH Abdul Alim bin Abdul Djalil meninggal dunia

Pesantren Sidogiri merupakan salah satu pesantren tua di Indonesia. 

Sidogiri dibabat oleh seorang Sayyid dari Cirebon Jawa Barat bernama Sayyid Sulaiman.

Sayyid Sulaiman adalah keturunan Rasulullah dari marga Basyaiban.

Ayahnya, Sayyid Abdurrahman, adalah seorang perantau dari negeri wali, Tarim Hadramaut Yaman.

Sedangkan ibunya, Syarifah Khodijah, adalah putri Sultan Hasanuddin bin Sunan Gunung Jati.

Dengan demikian, dari garis ibu, Sayyid Sulaiman merupakan cucu Sunan Gunung Jati.

Sayyid Sulaiman membabat dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah.

Kiai Aminullah adalah santri sekaligus menantu Sayyid Sulaiman yang berasal dari Pulau Bawean.

Konon pembabatan Sidogiri dilakukan selama 40 hari.

Saat itu Sidogiri masih berupa hutan belantara yang tak terjamah manusia dan dihuni oleh banyak makhluk halus.

Sidogiri dipilih untuk dibabat dan dijadikan pondok pesantren karena diyakini tanahnya baik dan berbarakah.

Terdapat dua versi tentang tahun berdirinya Pondok Pesantren Sidogiri yaitu 1718 atau 1745.

Dalam suatu catatan yang ditulis Panca Warga tahun 1963 disebutkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri didirikan tahun 1718.

Catatan itu ditandatangani oleh Almaghfurlahum KH Noerhasan Nawawie, KH Cholil Nawawie, dan KA Sa’doellah Nawawie pada 29 Oktober 1963.

Dalam surat lain tahun 1971 yang ditandatangani oleh KA Sa’doellah Nawawie, tertulis bahwa tahun tersebut (1971) merupakan hari ulang tahun Pondok Pesantren Sidogiri yang ke-226.

Dari sini disimpulkan bahwa Pondok Pesantren Sidogiri berdiri pada tahun 1745.

Dalam kenyataannya, versi terakhir inilah yang dijadikan patokan hari ulang tahun/ikhtibar Pondok Pesantren Sidogiri setiap akhir tahun pelajaran.

Ulama Kharismatik

KENANGAN - Walikota Pasuruan Gus Ipul saat sowan kediaman Kiai Nawawi, Pengasuh Ponpes Sidogiri.
KENANGAN - Walikota Pasuruan Gus Ipul saat sowan kediaman Kiai Nawawi, Pengasuh Ponpes Sidogiri. (surya.co.id/galih lintartika)

Berpulangnya pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan KH. A Nawawi Abdul Djalil menjadi duka mendalam bagi umat Islam. 

Sebab, selain menjadi pengasuh pesantren besar dengan banyaknya santri, almarhum juga dikenal sebagi kiai kharismatik. 

Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Anwar Sadad mengenang figur Kiai Nawawi sebagai tokoh yang dapat diterima berbagai golongan. Hal itu terbukti banyaknya orang dengan berbagai latar belakang yang sowan ke Ponpes Sidogiri. 

"Itulah kelebihan beliau, selalu menutupi ketokohannya. Meskipun santrinya tersebar di tanah air. Kiai Nawawi adalah kiai besar, yang merasa kecil. Pernyataan itu saya dapatkan dari salah satu sepupu beliau, Mas Nawawy Sa'doellah," kenang Anwar Sadad, Minggu (13/6/2021) malam. 

Mustasyar PBNU itu dikenal sebagai figur ulama yang mencintai ilmu. Beliau selalu memotivasi para santri untuk mengajar pada saat mereka sudah kembali ke rumahnya. Santri Kiai Nawawi tersebar di berbagai daerah. 

Dalam beberapa kali kesempatan sowan kepada Kiai Nawawi, Anwar Sadad mengaku kerap mendapatkan wejangan serta amalan. Kisah-kisah tentang kiai serta para wali yang penuh hikmah kerap dipetik Anwar Sadad dari Kiai Nawawi. 

"Kepergian Kiai Nawawi adalah kehilangan besar, bukan hanya umat Islam di Jawa Timur, tapi juga umat Islam di tanah air," ungkap Anwar Sadad.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved