Berita Banyuwangi
PPDB Banyuwangi: Bupati Fokuskan Jemput Bola Pelajar Kurang Mampu untuk Teruskan Sekolah
Pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan angka anak putus sekolah. Karena kondisi ekonomi keluarga berubah saat pandemi. Banyak faktor pemicunya.
Penulis: Haorrahman | Editor: Anas Miftakhudin
PPDB Dimulai : Bupati Banyuwangi Fokus Jemput Bola Pelajar Kurang Mampu untuk Teruskan Sekolah Ber
SURYA.CO.ID I BANYUWANGI -
Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SD dan SMP di Banyuwangi telah dimulai. Pemkab Banyuwangi melakukan upaya jemput bola bagi pelajar kurang mampu untuk memastikan mereka meneruskan ke jenjang sekolah berikutnya. Bahkan, mulai hari ini SMP Negeri semakin masif jemput bola ke pelajar yang berpotensi putus sekolah.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani memimpin gerakan ini.
"Saya ingin memastikan jalur afirmasi (untuk pelajar kurang mampu) dimaksimalkan di sekolah-sekolah. PPDB adalah fase krusial. Kita harus bantu pelajar dari keluarga tidak mampu agar tidak putus sekolah," kata Ipuk, Rabu (7/6).
Setelah sebelumnya di Kecamatan Muncar, Bupati Ipuk memimpin gerakan jemput bola, bertempat di SDN 4 Parijatahwetan, Kecamatan Srono, Selasa (8/6/2021) dalam rangkaian program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa).

Di sana, bupati melihat bagaimana guru memfasilitasi para pelajar kurang mampu yang akan mendaftar ke SMPN 2 Srono.
Bupati perempuan itu, mengatakan pandemi Covid-19 berpotensi meningkatkan angka anak putus sekolah. Karena kondisi ekonomi keluarga berubah saat pandemi. Banyak faktor yang bisa menjadi pemicunya.
“Ada anak yang diminta bantu orang tua bekerja. Belum lagi kalau kita bicara akses internet untuk mendaftar PPDB, maka kita jemput bola mereka,” ujar Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk juga berdialog dengan tiga pelajar kurang mampu.
Mereka adalah Mohammad Rizky Setiawan, Alvina Agustin, dan Ajeng Oktaviani.
“Saya senang bisa mendaftar di SMP dekat rumah. Saya dan orang tua berharap bisa diterima di sekolah ini,” kata Rizky Setiawan yang ayahnya sebagai pekerja bangunan.
“Alhamdulillah. Terima kasih Bu,” kata Alvina saat disapa Bupati Ipuk.
Ipuk menjelaskan, untuk mengoptimalkan jalur afirmasi, sebanyak 74 sekolah SMP di Banyuwangi mulai hari ini serentak melakukan pelayanan jemput bola ke rumah siswa. Para guru diminta mendatangi siswa yang tidak mampu untuk diajak mendaftar ke SMP terdekat.
“Ini harus menjadi perhatian kita semua. Saya ingatkan betul. Capek? Iya, tapi Insya Allah ini adalah wujud pengabdian kita," tabdas Ipuk.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Suratno, menambahkan, sekolah tidak boleh melakukan diskriminasi.
“Kita harus maksimal laksanakan proses afirmasi dalam PPDB, yaitu untuk keluarga kurang mampu dan adik-adik penyandang disabilitas. Minimal 15 persen," tutur Suratno.

Suratno juga menginstruksikan kepada seluruh SMP Negeri untuk memonitor dan jempot bola pendaftaran SMP bagi siswa lulusan SD tidak mampu.
“Siswa yang memegang Kartu Indonesia Pintar kita cek datanya, lalu kita daftarkan lewat jalur afirmasi agar mereka bisa meneruskan sekolahnya,” kata Suratno.