Berita Surabaya

Warga RT 2 RW 8 Medokan Ayu Surabaya Budidayakan Rumput Odot untuk Pakan Hewan

Banyaknya hewan yang diternak membuat kebutuhan pakan ternak cukup besar tiap harinya.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/ahmad zaimul haq
Rumput odot yang cocok untuk pakan hewan dibudidayakan warga RT 2 RW 8 Medokan Ayu memanfaatkan lahan fasum. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Warga kampung RT 2 RW 8 Medokan Ayu,Rungkut, Surabaya telah beternak aneka hewan di lahan fasilitas umum (Fasum) RW. Mulai dari Burung Cinta, Ayam Petelur, Lele hingga Kelinci.

Banyaknya hewan yang diternak membuat kebutuhan pakan ternak cukup besar tiap harinya.

Untuk mengurangi biaya pakan dan lebih menjamin nutrisi yang didapat hewan, warga mulai membudidayakan rumput odot dan juga magot.

Rumput odot merupakan salah satu varietas rumput gajah (Pennisetum purpureum), tanaman ini mampu tumbuh pada saat musim kemarau dengan tanah yang tingkat kesuburannya rendah namun memiliki nutrisi yang tinggi.

Eko Yatno, pengelola Fasum menjelaskan budidaya rumput odot dipilih karena menjadi pakan ideal untuk kuda dan juga kelinci yang dirawat warga.

Budidayanya juga cukup mudah sehingga warga bisa menghemat pengeluaran untuk pakan kelinci dan kuda.

"Tumbuhnya gampang, setelah dipanen, dibiarkan sebulan sudah siap panen lagi," paparnya.

Baca juga: 547 Siswa SMK Ikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi Jatim

Baca juga: Pria Tulungagung Tewas Tersengat Listrik saat Pasang Galvalum Masjid di Kabupaten Ponorogo

Untuk pakan kelinci, dikatakna Eko hanya membutuhkan satu atau dua rumpun rumput odot.

Sementara sisanya banyak digunakan untuk memasok untuk peternakan Kuda di Wonorejo.

"Karena di Surabaya cukup jarang rumput Odot. Kami beli bibitnya juga dari luar kota," lanjutnya.

Tak hanya rumput Odot, warga juga membiakkan magot untuk tambahan pakan Ayam dan juga Lele.

Upaya memproduksi pakan ini dikatakan Andik Primanda Y, Ketua RT sebagai langkah penerapan pertanian terpadu.

Tak hanya memproduksi pakan sendiri, kotoran hewan juga dimanfaatkan sebagai pupuk dan pakan hewan lainnya.

"Kotoran Kelinci itu kami pakai untuk pakan magot, sementara urinnya kami jadikan pupuk,"jelasnya.

Dengan demikian diharapkan tidak akan ada limbah kotoran ternak dan tercipta zero waste di lingkungan Fasum.

"Ke depan kami ingin warga bisa menyisihkan sampah rumah tangga untuk bisa dijadikan pakan magot atau pupuk," urainya.

Giat warga dalam membangun pertanian terpadu di fasum ini dikatakan Andik telah membawa RT nya mewakili kelurahan menjadi juara pertama tingkat kota dalam Bulan Bakti Goyong Royong.

BACA BERITA SAMBANG KAMPUNG LAINNYA

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved