Update Virus Corona di Surabaya

Update Virus Corona di Surabaya 3 Juni 2021, Gubernur Waspadai Lonjakan Kasus & Sekolah Tatap Muka

Update virus corona di Surabaya dan Jawa Timur, Kamis (3/6/2021). Gubernur Khofifah waspadai lonjakan kasus, sekolah tatap muka jadi pertaruhan.

Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
Infocovid19.jatimprov.go.id
Update Virus Corona Surabaya Kamis 3 Juni 2021 

Penulis: Alif Nur | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.CO.ID - Berikut update virus corona ( COVID-19) di Surabaya dan Jawa Timur hari ini, Kamis (3/6/2021).

Simak juga keterangan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terkait lonjakan kasus di bulan Juni-Juli.

Tak hanya itu, rencana sekolah tatap muka mulai 5 Juni juga menjadi hal yang diwaspadai Gubernur Khofifah.

Sementara itu, melansir laman infocovid19.jatimprov.go.id, Jawa Timur masih mendapatkan kasus harian.

Baca juga: Saudi Catat 1.269 Kasus Baru Covid, Tertinggi di Mekkah, 444 Kasus, 16 Meninggal, dalam 24 Jam

Baca juga: 23 TKI Diketahui Positif Setelah Tiba di Ponorogo, Wabup Bantah Tudingan Dicovidkan

Baca juga: 5 Buku Tandai Setahun RS Lapangan Indrapura Surabaya Beroperasi, Pasien Non-PMI Pulang Hari Ke-10

Jawa Timur mendapatkan tambahan 239 kasus baru, di mana kasus terbanyak terjadi di Kota Surabaya dan Kabupaten Madiun.

Kota Surabaya mendapatkan tambahan 28 kasus baru, sementara Kabupaten Madiun mendapatkan 24 kasus baru.

Penambahan kasus baru di Surabaya terpantau mengalami lonjakan dari hari sebelumnya.

Kendati demikian, Ada juga kabar baik dari pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-19.

Sebanyak 216 pasien telah dinyatakan terbebas dari virus corona, 24 di antaranya berasal dari Surabaya.

Berikut update virus corona selengkapnya.

Update Virus Corona di Jatim

Konfirmasi : 155245 (+239)
Aktif : 1738 (-5)
Sembuh : 142055 (+216)
Meninggal : 11452 (+28)

Update Virus Corona di Surabaya

Konfirmasi : 24115(+28)
Aktif : 135 (+4)
Sembuh : 22607 (+24)
Meninggal : 1373

KONFIRMASI BARU (+239)

+28 KOTA SURABAYA, +24 KAB. MADIUN, +19 KAB. PONOROGO,
+16 KAB. MAGETAN, +15 KAB. NGAWI, +15 KAB. TUBAN,
+12 KAB. MALANG, +12 KOTA MALANG, +10 KAB. BLITAR,
+10 KAB. PACITAN, +8 KOTA MADIUN, +8 KAB. TULUNGAGUNG,
+7 KAB. SIDOARJO, +7 KAB. BANYUWANGI, +6 KOTA BLITAR,
+5 KAB. BANGKALAN, +5 KAB. LAMONGAN, +5 KOTA BATU,
+4 KAB. GRESIK, +4 KOTA MOJOKERTO, +4 KAB. BOJONEGORO,
+4 KAB. NGANJUK, +3 KAB. PASURUAN, +2 KAB. TRENGGALEK,
+2 KAB. MOJOKERTO, +1 KAB. JEMBER, +1 KAB. KEDIRI, +1 KAB. SAMPANG, +1 KAB. BONDOWOSO,

Lonjakan kasus masih terpantau di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Gubernur Khofifah meminya warga agar waspada dengan lonjakan kasus di bulan Juni - Juli. Berikut selengkapnya.

Gubernur Khofifah Waspadai Lonjakan Kasus  Juni-Juli, Sekolah Tatap Muka Jadi Pertaruhan

Prediksi Kementrian Kesehatan (Kemenkes) RI bahwa dampak dari lonjakan kasus Covid-19 pada medio Juni sampai Juli 2021, membuat Pemprov Jatim waspada.

Menilai situasi bakal menjadi darurat, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan bupati/wali kota se-Jatim guna mengantisipasi lonjakan kasus dampak libur lebaran dan silaturahimi face to face itu.

Rakor itu juga diikuti Pangdan v Brawijaya dan Wakapolda Jatim di Makodam V Brawijaya, Rabu (2/6/2021). Dengan adanya prediksi Kemenkes itu, butuh antisipasi dan langkah preventif guna mempersiapkan penanganan.

Khofifah pun meminta semua kepala daerah di Jatim untuk memantau pertambahan kasus harian. Setiap daerah harus memastikan bahwa kondisi BOR atau bed occupancy rate di layanan rujukan Covid-19 memadai dan tidak sampai overload.

"Menkes telah memperingatkan bahwa penambahan kasus dampak Lebaran, masih akan terus naik sampai akhir Juni, bahkan sampai Juli. Padahal kita juga merencanakan akan memulai pembelajaran tatap muka (PTM) secara bertahap mulai 5 Juni 2020 sesuai keputusan bersama empat menteri," terang Khofifah.

Untuk itu, ia meminta pada semua daerah agar konsen di masing-masing wilayahnya. Setiap zonasi di kabupaten/kota harus dalam kondisi terkendali.

Ia meminta semua data baik perkembangan kasus, data kapasitas dan keterisian bed rumah sakit dilaporkan secara komprehensif. Setiap daerah diminta menginput data secara lengkap agar semua langkah juga terukur.

"Maka semua kepala daerah, tolong dipantau perkembangan kasus. Kita terus melakukan pemantauan dan penggalian secara komprehensif. Kita mohon jangan pernah kasus dianggap melandai," tegas Khofifah.

Menurut Khofifah, semua pihak tidak boleh menganggap enteng masalah pertambahan kasus. Tracing, kuratif, dan juga isolasi harus terus dilakukan setiap ada pertambahan kasus Covid-19 di daerah. Sebab menurut Khofifah saat ini masih berpotensi penambahan kasus covid-19.

"Syawalan masih berjalan. Saya melihat warga masih secara rombongan masih melakukan silaturahim face to face. Maka dengan adanya prediksi dari Kemenkes soal pertambahan kasus sampai Juni bahkan Juli, dan kita tidak terus melakukan tindakan preventif, maka dampaknya bisa mengkhawatirkan. Maka melakukan pemantauan itu menjadi penting," tegasnya.

Untuk BOR, WHO telah memberikan standar maksimal 60 persen. Maka setiap daerah harus menambah bed terutama yang BOR-nya sudah di atas 60 persen. "Bupati/wali kota. tolong antisipasi. Jadi WHO sudah berikan standar maksimal BOR sekitar 60 persen. Apalagi yang sudah di atasnya," tandas Khofifah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved