Berita Ponorogo

Lagi, Perangkat Desa Coper Ponorogo Meninggal Dunia Terpapar Covid-19, Kantor Desa Masih Tutup

Seorang perangkat desa Coper, Kecamatan Jetis, Ponorogo kembali meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

tribun jatim/sofyan arif candra
Balai Desa Coper, Kecamatan Jetis Kabupaten Ponorogo yang ditutup setelah dua perangkat desa meninggal dunia akibat covid-19. 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Seorang perangkat desa Coper, Kecamatan Jetis, Ponorogo kembali meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

Camat Jetis, Heru Budi Santoso menyebutkan perangkat desa tersebut menjabat sebagai Kepala Dusun Ngrayut, Desa Coper.

"Jam setengah sembilan tadi ada perangkat desa lagi yang meninggal dunia. Sebelumnya sudah opname di rumah sakit," kata Heru, Kamis (3/6/2021)

Heru mengatakan jenazah tersebut dimakamkan secara protokol kesehatan di makam desa Coper.

"Dengan demikian sudah ada dua perangkat desa (Coper) yang meninggal karena Covid-19," lanjutnya.

Kantor Desa Coper sendiri tetap ditutup, sedangkan pelayanan dipindahkan ke Kantor Kecamatan Jetis sampai tanggal 5 Juni 2021.

"Tapi lihat sikon dulu. Bagaimana tindak lanjut hasil swab perangkat desa yang lain. Kemarin hari Senin dan Selasa sudah tes, hasilnya belum keluar," tambahnya.

Diberitakan sebelumnya Kantor Desa Coper, Kecamatan Jetis, Ponorogo ditutup pasca seorang perangkat desa meninggal dunia setelah terpapar Covid-19.

Baca juga: Polisi Bongkar Industri Rumahan Senapan Angin Ilegal di Kota Blitar

Baca juga: Serap Aspirasi Warga, Bupati Kediri Ngopi Bareng Kades di Kecamatan Banyakan

Baca juga: Pria Tuban Gasak Motor dan Laptop Milik Dua Kekasihnya, Dilakukan saat Korbannya Mabuk dan Tertidur

Pintu balai desa tersebut ditutup serta terdapat tulisan 'Dikarenakan Pandemi Covid-19 Maka Mulai Tanggal 30 Mei sampai dengan 5 Juni 2021 Kantor Desa Coper Ditutup dan Pelayanan Masyarakat Dialihkan Ke Kantor Kecamatan Jetis'.

Balai desa nampak sepi dan tak ada satupun perangkat desa ataupun masyarakat yang berada di dalam kantor desa.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Rahayu Kusdarini mengatakan perangkat desa yang meninggal dunia tersebut sudah merasakan gejala sejak sebelum hari raya Idul Fitri 2021.

"Dia masih masuk kerja hingga H-2 lebaran dan ketemu semua orang. Masyarakat dan perangkat desa lain tak curiga karena gejalanya bukan khas Covid-19. Biasanya kalau batuk pilek baru curiga," kata Irin, sapaan akrab Rahayu Kusdarini, Senin (31/5/2021)

Setelah Lebaran, gejala tersebut semakin parah dan kepala dusun tersebut memutuskan diri untuk memeriksakan diri ke dokter.

"Ternyata yang bersangkutan positif Covid-19 dan beberapa hari kemudian meninggal dunia," lanjutnya.

Dinkes Ponorogo pun menindaklanjuti hal tersebut dengan melakukan tracing kepada perangkat desa yang kontak erat dan keluarganya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved