KKB Papua
Fakta Baru Pengeroyokan 2 Prajurit TNI, Pelakunya Pecatan Tentara & Pernah Jual Amunisi ke KKB Papua
Terungkap fakta baru kasus pengeroyokan 2 prajurit TNI di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua. Pelakunya Pecatan Tentara dan penjual amunisi ke KKB Papua.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap fakta baru tentang kasus pengeroyokan 2 prajurit TNI di Distrik Dekai, Yahukimo, Papua, Selasa (18/5/2021) lalu.
Pelakunya diduga adalah seorang pecatan TNI AD dan pernah menjual amunisi kepada KKB Papua.
Dia adalah Senaff Soll.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri baru-baru ini.
Fakhiri menyebutkan pelaku penganiayaan yang menewaskan dua prajurit TNI di Dekai, diduga kelompok Senaff Soll.
Baca juga: Sikap Brigjen TNI Izak Setelah 2 Anak Buahnya Gugur Dibacok KKB Papua, Masih Pegang Janjinya
Baca juga: Situasi Terkini Ilaga Setelah Baku Tembak KKB Papua dan Satgas Nemangkawi, Aktivitas Semakin Ramai
Menurutnya, memang ada indikasi keterlibatan kelompok Senaff Soll dalam kasus yang menewaskan dua anggota Yonif Linud 432 Kostrad itu, namun siapa yang menjadi eksekutor masih didalami.
"Sabar ya, yang pasti penyelidikan makin mengerucut," ujar Fakhiri, Minggu (23/5/2021), melansir dari Antara.
Kapolda Papua menyatakan pengejaran masih dilakukan, mengingat selain menewaskan dua prajurit TNI, kelompok Senaff Soll juga membawa kabur dua pucuk senjata api organik beserta amunisinya.
Selain melakukan pengejaran yang juga mendapat bantuan dari pemda, tokoh masyarakat dan tokoh agama yang berupaya mendekati kelompok tersebut, agar mengembalikan senjata api yang diambil.
"Mudah-mudahan pendekatan yang dilakukan pemda beserta masyarakat membuahkan hasil," ujar Irjen Fakhiri.
Senaff Soll merupakan mantan prajurit TNI yang dipecat akibat terlibat dalam penjualan amunisi ke KKB Papua di Timika.
Ia juga pernah terlibat dalam pembunuhan Staf KPU Yahukimo Hendry Jovinski, pada September 2020 lalu.
Sempat diduga ulah KKB Papua
Sebelumnya, sempat muncul dugaan kalau pelaku pengeroyokan tersebut adalah KKB Papua.
Hal ini diungkapkan Kabag Penum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Polisi Ahmad Ramadhan.
"Tentunya, TNI dan Polri masih melakukan pengejaran terhadap pelaku pembacokan tersebut."
"Yang dilakukan diduga oleh kelompok KKB atau kelompok OPM," kata Ahmad di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (19/5/2021).
Seperti dilansir dari WartaKotalive.com dalam artikel 'KKB Papua yang Bacok dan Rampas Senjata 2 Anggota TNI Masih Diburu, Pelaku Sekitar 20 Orang'
Ahmad menyatakan, sedikitnya ada 20 anggota KKB Papua yang terlibat penyerangan tersebut.
Saat itu, kedua prajurit TNI yang gugur tengah menjaga pembangunan bandara di Distrik Dekai, Yahukimo.
"Diduga pelakunya adalah kurang lebih 20 orang, dan saat ini TNI-Polri masih melakukan pengejaran," jelasnya.
Ia menyampaikan, pihaknya telah memetakan lokasi yang diduga menjadi persembunyian para pelaku.
Termasuk, pimpinan kelompok yang diduga melakukan penyerangan tersebut.
"Pemetaan itu telah dilakukan, seperti kami sampaikan beberapa kelompok sudah dipetakan oleh kita baik oleh TNI dan Polri."
"Kita masih terus melakukan pengejaran terhadap para pelakunya," paparnya.
Dua prajurit TNI yang diserang KKB Papua adalah Prada AYA dan Praka A.
Prada AYA dinyatakan meninggal dunia di lokasi.
Sedangkan Praka A sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis.
Namun, nyawa Praka A juga tidak bisa diselamatkan usai mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Senjata kedua prajurit TNI itu juga dibawa lari oleh kelompok KKB Papua.
Sebelumnya, dua anggota TNI diserang orang tak dikenal (OTK), di dekat Camp PT Pentagon Terang Asli, Kali Brasa, Distrik Dekai, Yahukimo, Papua, Selasa (18/5/2021) siang.
Kasatgas Divisi Humas Operasi Nemangkawi Kombes Pol Iqbal Alqudusy membenarkan adanya kabar penyerangan dua personel TNI tersebut.
Satu personel TNI meninggal dunia akibat penyerangan ini.
"Benar, saya membenarkan insiden tersebut," kata Iqbal saat dikonfirmasi, Selasa (18/5/2021).
Hingga saat ini, kata Iqbal, pihaknya masih memburu OTK yang menyerang kedua personel TNI tersebut.
"Saat ini ,TNI Polri dipimpin Kapolres Yahukimo melakukan pengejaran," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang beredar, dua personel TNI yang mengalami penyerangan OTK adalah Prada AYA dan Praka A.
Atas insiden itu, Prada AYA dinyatakan meninggal dunia.
Sedangkan Praka A dilarikan ke rumah sakit lantaran dalam kondisi kritis.
Kabarnya, senjata yang dibawa korban juga dibawa lari oleh OTK tersebut.
Sikap Brigjen TNI Izak Pangemanan
Menyikapi insiden tersebut, Brigjen TNI Izak Pangemanan mendorong semua pihak untuk mewujudkan keamanan di wilayah Yahukimo, Papua.
"Kalau istilah pengejaran-pengejaran itu tentunya hal yang normal apabila terjadi begini, tentunya kita harus menjamin keamanan di wilayah Yahukimo," kata Brigjen TNI Izak Pangemanan, Kamis (20/5/2021).

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel '2 Anggota TNI Gugur, Brigjen Izak Pangemanan Dorong Semua Pihak Wujudkan Damai di Yahukimo'
Ia mendorong pemerintah daerah setempat, semua sinode gereja di Yahukimo dan masyarakat khusunya tokoh-tokoh yang berpengaruh di wilayah tersebut untuk mengambil bagian dalam menciptakan suasana damai di Yahukimo.
"Kita berupaya agar 2 pucuk senjata yang diambil itu tidak nantinya menjadi bahan untuk menumpahkan darah berikutnya, sudah cukup darah yang tertumpah ini," katanya.
Menurut dia, tidak mungkin menciptakan damai di Papua bala pertumpahan darah masih terus terjadi.
"Janji saya untuk tidak menumpah darah masyarakat Papua sampai hari ini masih saya pegang teguh.
Pasukan saya sampai hari ini tidak menumpahkan darah masyarakat Papua, satu tetes pun," ujarnya.
"Tetapi pada Selasa (18/5) kemarin, darah prajurit saya ditumpahkan berarti masih ada pekerjaan yang harus kita kerjakan bersama, khususnya pihak-pihak yang harus berperan aktif dalam hal ini khususnya dari pihak gereja dan dari pemerintah daerah setempat dan tokoh adat harus berperan aktif," lanjut dia.
Kalau tidak, kata dia, kejadian akan terus berulang dan tentunya tidak akan menguntungkan, karena dengan adanya 2 senjata yang diambil akan membuat kondisi di Yahukimo tidak nyaman.
"Kelihatan sangat mengganggu pelaksanaan pembangunan yang ada di daerah Yahukimo, sehingga saya mengimbau kepada semua pihak mari kita kembalikan senjata ini dan mari kita sama-sama untuk membangun Yahukimo," ujarnya.
Ia menyebutkan, kalau memang KKB Papua yang terlibat dalam peristiwa ini berarti sengaja menciptakan kondisi tidak aman di daerah Yahukimo.
Artinya, KKB Papua ternyata dengan sengaja menghambat pembangunan di daerah Yahukimo.
"Ini menjadi musuh kita bersama karena semua masyarakat Papua menghendaki pembangunan di Papua ini berjalan.
Jadi, semua pihak yang berusaha menghambat pembangunan di Papua itu adalah musuh kita bersama," katanya.
Ikuti berita tentang KKB Papua di Surya.co.id.