Buru Ali Kalora Cs dari MIT Poso Melalui Operasi Senyap, Berikut Kehebatan Pasukan Koopsgabsus TNI

Inilah kehebatan pasukan Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) TNI yang memburu Ali Kalora Cs melalui operasi senyap.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
TRIBUN PEKANBARU/Theo Rizky
Ilustrasi Pasukan Koopsgabsus TNI yang Buru Ali Kalora Cs. Kehebatan Pasukan Koopsgabsus TNI ada di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Inilah kehebatan pasukan Komando Operasi Gabungan Khusus (Koopsgabsus) TNI yang memburu Ali Kalora Cs melalui operasi senyap.

Operasi senyap Koopsgabsus memburu sisa-sisa kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso ini diungkapka oleh Panglima Koopsgabsus Mayjen TNI Richard T H Tampubolon.

Richard mengaku berkomitmen membantu Polri memburu Ali Kalora Cs.

Ali Kalora Diduga Terluka Saat Baku Tembak MIT dan TNI-Polri. Fakta terbarunya ada di artikel ini
Ali Kalora Diduga Terluka Saat Baku Tembak MIT dan TNI-Polri. Fakta terbarunya ada di artikel ini (Kolase Istimewa/Tribun Manado dan Istimewa/Tribun Palu)

Baca juga: Korban Penembakan KKB Papua Semakin Bertambah, Komnas HAM Minta Penyelesaian Jangan Langgar HAM

Baca juga: UPDATE Perburuan Ali Kalora Cs: Teroris MIT Tinggal 9 Orang, Operasi Satgas Madago Raya Diperpanjang

Richard menjelaskan, Koopsgabsus sejauh ini sudah melakukan operasi senyap sejak beberapa bulan terakhir.

Tim ini membantu Satuan Kostrad Yonif Para Raider 502/Ujwala Yudha yang tergabung dalam Satgas Madago Raya.

"Kami memastikan siap memback-up untuk melaksanakan penumpasan kelompok teroris," ujar Richard saat menerima kunjungan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Eko Margiono, sebagaimana keterangan tertulis, Senin (26/4/2021).

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Koopsgabsus Tegaskan Back Up Penuh Polri Buru MIT di Poso'

Adapun kunjungan Pangkostrad sendiri dilakukan untuk memberikan dukungan moril kepada prajurit Kostrad yang sedang bertugas di daerah Poso dan sekitarnya.

Menurut Richard, kunjungan Pangkostrad menambah semangat prajurit dalam menjalankan tugasnya.

"Kunjungan Pangkostrad ke Poso, tentunya akan semakin menambah motivasi dan semangat prajurit untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dari komando atas di tengah suasana bulan suci Ramadhan," jelas Richard.

Untuk diketahui, Koopsgabsus TNI dilibatkan Satgas Madago Raya. Tim bentukan Polri yang bertugas memburut kelompok teroris MIT di Poso.

Tim Koopsgabsus juga terlibat dalam kontak tembak di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, pada Senin (1/3/2021).

"Kemarin memang sempat ada kontak (tembak). Doakan saja agar operasi berjalan lancar," kata Mayjen Richard.

Hanya saja, mantan Kaskogabwilhan I tersebut tak menjelaskan secara rinci mengenai operasi yang sedang dilakukan.

Richard hanya menegaskan, jajaran TNI dan Polri akan terus memburu kelompok teroris yang meresahkan masyarakat.

"Mohon doanya saja. Yang pasti, kita kejar terus kelompok teroris yang mengganggu keamanan negara," tuturnya.

Baku tembak antara Satgas Madago Raya dan MIT terjadi di Pegunungan Andole, Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, pada Senin (1/3/2021), sekitar pukul 16.30 Wita.

Dalam peristiwa itu, dua anggota MIT dan satu personel TNI gugur. Selain dua orang tewas, satu anggota MIT lainnya mengalami luka tembak, yakni Ali Kalora yang menjadi pimpinan kelompok teroris tersebut.

Ia berhasil melarikan diri ke hutan dan saat ini aparat masih terus melakukan pengejaran.

Adapun dua anggota MIT yang tewas adalah Haerul alias Irul dan Samir alias Alfin yang berasal dari Banten.

Irul diketahui merupakan menantu dari eks pimpinan MIT, Santoso.

Dua anggota MIT yang tewas tersebut masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Sementara itu, personel TNI yang gugur dalam kontak senjata adalah Praka Dedi Irawan.

Praka Dedi merupakan salah satu personel dari tim Koopsgabsus.

"Kita akan buru kelompok teroris sampai mana juga. Saya pastikan pengorbanan semua prajurit tidak sia-sia," tegas Mayjen Richard.

Seorang personel Polri juga tewas dalam kontak senjata lanjutan pada Rabu (3/3/2021).

Richard pun mengingatkan para simpatisan MIT untuk kembali ke jalur NKRI.

"Jangan lagi ada yang memberikan dukungan kepada kelompok teroris ini.

Ingatlah kekerasan yang dilakukan mereka pada masyarakat, termasuk yang menewaskan satu keluarga di Sigi beberapa waktu lalu," ucap mantan Kasdam VI Mulawarman itu.

"TNI tidak akan membiarkan aksi terorisme mengancam kehidupan masyarakat," sambung Richard.

Kehebatan pasukan Koopsgabsus

Ilustrasi pasukan TNI yang Buru Ali Kalora Cs. Salah satunya adalah pasukan Tontaikam. Proses latihan mereka bisa dilihat di artikel ini
Ilustrasi pasukan TNI yang Buru Ali Kalora Cs. Salah satunya adalah pasukan Tontaikam. Proses latihan mereka bisa dilihat di artikel ini (TRIBUN PEKANBARU/Theo Rizky)

Diketahui, pertama kali, Koopsusgab dibentuk saat Moeldoko menjabat sebagai Panglima TNI pada Juni 2015.

Namun, beberapa waktu kemudian dibekukan.

Pengaktifan kembali Koopsusgab TNI seharusnya dilihat sebagai reaksi yang dilakukan pemerintah atas aksi yang dilakukan para pelaku teror.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Yang Perlu Diketahui dari Koopsusgab, Gabungan Satuan Elite TNI Tumpas Teroris'

Secara umum, tugas Koopsusgab TNI adalah membantu Polri melaksanakan tugas pemberantasan terorisme.

Koopsusgab merupakan gabungan personel TNI dari seluruh satuan elite yang ada di TNI, baik matra darat, laut, maupun udara.

Satuan elite yang dimaksud yakni Satuan Penanggulangan Teror 181, Korps Pasukan Khas, Bataliyon Intai Amfibi dan Detasemen Jala Mengkara.

Belakangan, kebijakan ini menuai pro dan kontra.

Salah satu hal yang menjadi sorotan adalah payung hukum pengaktifan kembali wewenang para personel TNI terlatih itu dalam membantu Polri menangani pemberantasan terorisme.

Ikuti Berita seputar Ali Kalora dan MIT Poso

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved