Kapal Selam Nanggala Hilang
Sosok Serda Pandu Awak KRI Nanggala 402 yang Baru Nikah 2 Bulan, Hadiah Sepatu PDL Ayah Tak Sampai
Gugurnya Serda Pandu ini meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, terutama istri yang baru dua bulan dinikahi, Mega Dian Pratiwi.
Penulis: Haorrahman | Editor: Musahadah
Wahyudi pamer baru saja mendapat pembagian sepatu PDL dari kesatuannya di TNI Angkatan Darat.
"Saya sama Pandu itu sepeti kakak adik. Saya dapat pembagian pakaian apa, saya kasihkan ke dia. Begitu juga sebaliknya. Minggu lalu saya dapat sepatu PDL. Sengaja ukuran sepatunya saya minta seperti ukuran sepatu Pandu," kata Wahyudi, ditemui usai doa bersama di rumahnya, di Kelurahan Sobo, Banyuwangi, Minggu (25/4) malam.
"Itu buat siapa pak? Ya buat kamu. Bagus pak sepatunya," kata Wahyudi mengenang video call terakhir dengan anaknya itu.
Rencananya jika pulang nanti, sepatu itu akan diberikan pada Pandu. Namun takdir berbicara lain.
Pandu termasuk dalam bagian kru kapal selam Nanggala yang dinyatakan tenggelam dan seluruh awaknya gugur.
"Saya kalau lihat sepatu itu, selalu teringat Pandu," kata Wahyudi yang tak mau menunjukkan sepatu PDL itu karena teringat Pandu.
5. Keluarga ikhlas
Wahyudi berharap agar jenasah kru kapal bisa ditemukan.
"Sebagai orangtua ingin anaknya kembali dalam kondisi apapun, sehingga masih diberikan kesempatan merawat terakhir kalinya," kata Peltu Wahyudi ayah dari Serda Ede Pandu Yudha Kusuma, salah satu kru kapal Nanggala 402, Minggu (25/4) malam.
Meski telah dinyatakan gugur Wahyudi berharap evakuasi kapal Nanggala bisa tetap bisa dilakukan, dan jenasah anaknya bisa ditemukan.
Wahyudi berharap bisa merawat jenazah anaknya untuk terakhir kalinya.
Wahyudi mengatakan keluarga sudah menerima dengan lapang dada. Walaupun keluarga sangat sedih. Ibu, adik, dan kakak Pandu terus menangis bahkan pingsan.
Wahyudi harus memberi penjelasan pada istrinya.
"Ibunya sudah saya kasih tau anak jadi tentara yang resikonya sangat berat. Apalagi kru kapal selam resikonya dua kali lipat. Tentu ini sangat berat terutama bagi ibunya, karena ibunya yang melahirkan dan mengandung 9 bulan," kata Wahyudi.
Mendengar kru kapal selam dinyatakan gugur, Wahyudi dan warga tempat tinggal Pandu di Perumahan Flamboyan, Kelurahan Sobo, Banyuwangi menggelar doa bersama.
"Ini sudah ketetapan Tuhan. Kita harus menerima kenyataan yang ada. Anak saya gugur saat berlayar di KRI Nanggala-402," ujar Wahyudi di rumah duka.
Doa bersama ini dilakukan oleh pihak keluarga dan tetangga sejak kap Nanggala 402 dinyatakan hilang di perairan Utara Pulau Bali.
Ikuti berita tentang KRI Nanggala 402 disini.