KKB Papua
3 Fakta Sosok Paniel Kogoya Penyokong Dana KKB Papua Untuk Beli Senjata, Terungkap Sumber Uangnya
Berikut rangkuman fakta tentang sosok Paniel Kogoya, penyokong dana KKB Papua untuk membeli senjata dan amunisi. Terungkap sumber uangnya
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Berikut rangkuman fakta tentang sosok Paniel Kogoya, penyokong dana KKB Papua untuk membeli senjata dan amunisi.
Salah satu faktanya adalah terungkap sumber uang Paniel Kogoya hingga mampu mendanai aksi brutal Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Paniel Kogoya (41) diketahui menghabiskan dana Rp1,1 miliar untuk membeli empat pucuk senjata api.

Baca juga: Satgas Nemangkawi Terus Usut Kasus KKB Papua Tembak Siswa SMA, Keluarga Korban Juga Tak Tinggal Diam
Baca juga: OPM Bocorkan Penyokong Dana KKB Papua Untuk Beli Senjata, 1 Unit Harganya Rp 300 Juta-Rp 500 Juta
Yang nantinya akan diserahkan kepada KKB Papua.
Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Antara.
1. Sumber uang Paniel Kogoya
Dana untuk membeli senjata api itu diperoleh dari Ges Gwijangge, anggota KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.
Dana tersebut berasal dari perampasan, perampokan serta pemerasan kepada kepala suku maupun dana desa di tiap desa yang dipaksa menyetor Rp1 miliar per desa atau kampung, kata Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Iqbal Alqudusy, Selasa.
2. Beli senjata SS1 dan M16
Dia menjelaskan, dana sebesar Rp1,1 miliar itu digunakan untuk membeli senjata api jenis SS1 dan M16 masing-masing dua pucuk.
Setelah menerima senjata api, Kogoya akan menyerahkannya ke Ges Gwijangge yang dikenalnya sejak 2018 lalu.
Senjata api itu berasal dari terpidana Didy Chandra Warobay saat ini mendekam di LP Nabire, kata Iqbal, seraya menambahkan Paniel Kogoya telah ditangkap Minggu (18/4) di Nabire.
3. Terancam 10 tahun penjara
Paniel Kogoya yang ditahan di Nabire akan dikenakan Pasal 1 ayat (1) UU Darurat No. 12 Tahun 1951 jo Pasal 55 KUHP dengan ancaman hukuman 10 tahun penjara, kata Kombes Iqbal.
Egianus Kogoya merupakan salah satu pimpinan KKB di Papua yang wilayah operasinya di sekitar Kabupaten Nduga.
Pratu Lukius, Pengkhianat TNI yang Membelot ke KKB Papua
Sementara itu, ada juga sosok Pratu Lukius yang tak kalah menjadi sorotan.
Pasalnya, prajurit TNI AD ini diketahui berkhianat dan malah membelot ke pihak Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papua.
Atas kejadian membelotnya prajurit TNI AD, Jenderal Andika Perkasa menanggapi dengan serius permasalahan ini.
Bahkan pria yang menjabat sebagai Kepala Staff TNI Angkatan Darat (KASAD) ini juga membeberkan motivasi yang membuat prajurit bisa membelot ke pihak KKB Papua.
Berikut SURYA.co.id merangkum profil Pratu Lukius, Pengkhianat TNI AD yang membelot ke KKB Papua
Identitas asli Pratu Lukius didapatkan dari keterangan dari KASAD Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di Markas Pomdam Jaya Jakarta, Selasa (20/4/2021)
Nama asli dari Pratu Lukius adalah Lucky Y Matuan.
Pratu Lukius disebut masih berusia 24 tahun, lahir dan besar di Kota Wamena, Papua.
Ia diterima menjadi prajurit TNI AD pada tahun 2015 silam.
Selain itu, Pratu Lukius juga tercatat sebagai mantan prajurit Raider 400 yang berada di bawah naungan Kodam IV/Diponegoro.
Lukius terdeteksi membelot ke sisi KKB Papua sejak bulan Februari 2021.
Hal ini diketahui karena Pratu Lukius yang meninggalkan pos jaganya.
Membelotknya Pratu Lukius ke KKB Papua ternyata tak hanya berimbas pada prajurit yang bersangkutan.
Jajaran pimpinan juga menerima imbas membelotnya Pratu Lukius ke KKB Papua.
Bahkan, Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan sorotan khusus dari peran komandan baik di tingkat pleton hingga batalyon dalam kasus ini.
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi dan mencegah kasus prajurit TNI AD yang membelot ke Organisasi Papua Merdeka (OPM) tidak terulang kembali.
Andika mengatakan jajarannya selalu mengingatkan kepada komandan satuan sampai ke tingkat bawah untuk membina prajurit dengan baik.
"Inilah yang kami lakukan. Jadi tidak hanya melihat individu yang melakukan tindak pidana Tetapi bagaimana leadership atau kepemimpinan di atas atasnya. Kalau bagi seorang prajurit satu, gimana komandan peletonnya yang pangkatnya letnan itu, gimana komandan Kompinya apa yang sudah dilakukan sampai dengan komandan batalyon," kata Andika saat konferensi pers di Markas Pomdam Jaya Jakarta pada Selasa (20/4/2021).
Ia pun menegaskan kasus-kasus serupa akan memiliki konsekuensi bukan hanya terhadap yang bersangkutan melainkan juga kepada rantai komando di atasnya.
"Jadi ini memiliki konsekuensi bukan hanya kepada yang bersangkutan tetapi juga terhadap rantai komando di atasnya," kata Andika.
Andika juga mengatakan pihaknya akan serius dalam menangani hal tersebut sehingga para komandan menjadi lebih teliti dan punya kepedulian kepada para bawahannya.
"Sehingga mereka bisa lebih teliti lagi, jadi tidak hanya ketemu begitu saja tapi mereka punya kepedulian. Bagaimana memastikan anggota kondisi baik-baik saja atau tidak, atau ada yang sedang down, itu kan selalu terjadi," kata Andika.
Aksi pembelotan Pratu Lukius berujung pada pemecatan dirinya dari kedinasan TNI.
Kini, setelah membelot dan masuk daftar anggota KKB Papua, Pratu Lukius pun dimasukkan daftar kelompok ekstremis.
Status barunya tersebut membuat TNI Polri memberikan prioritas pencarian terhadap sosoknya.
"Pratu Lukius dia kelana yuda (meninggalkan tugas) bergabung dengan KKB di Intan Jaya," ujar Asisten Operasi Kogabwilhan III Brigjen Suswatyo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (16/4/2021), dikutip dari TribunSumsel.
Suswatyo menyebutkan, Lukius membelot saat penugasan tersebut.
"Dia tidak bawa senjata," imbuh Suswatyo.
Saat ini, Suswatyo menegaskan, Pratu Lukius telah dianggap sebagai pengkhianat karena bergabung dengan KKB di Intan Jaya.
Lukius, bahkan juga sudah masuk dalam daftar anggota KKB di Intan Jaya.
Aparat keamanan disebutnya akan menindak tegas jika bertemu dengan eks tentara tersebut.
"Mereka sudah gabung ke sana, kalau ketemu ya ditindak tegas karena dia sudah masuk kelompok ekstrImis," tegas jenderal TNI AD bintang satu itu.
Meski begitu ia berharap, bergabungnya Pratu Lukius ke KKB tak membuat kekuatan kelompok itu meningkat.
"Mudah-mudahan saja tidak ada gangguan apa pun kepada masyarakat," kata dia seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca berita lainnya terkait kekejaman KKB Papua terhadap warga sipil