KRI Nanggala 402

Sosok Muhammad Faqihudin Munir, Awak KRI Nanggala 402: Selalu Minta Didoakan Selamat Saat Bertugas

Berikut Sosok Faqihudin, awak KRI Nanggala 402 yang dinyatakan tenggelam, keluarga terus berusaha mendoakan, Sabtu (24/4/2021)

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi
Kolase SURYA.co.id/Kompas.com
Sosok Muhammad Faqihudin Munir 

Penulis: Abdullah Faqih | Editor: Iksan Fauzi

SURYA.co.id, - Berikut Sosok Faqihudin, awak KRI Nanggala 402 yang dinyatakan tenggelam, keluarga terus berusaha mendoakan, Sabtu (24/4/2021)

Seperti diketahui, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto telah memastikan bahwa KRI Nanggala 402 tenggelam. 

KRI Nanggala yang telah hilang lebih dari 72 jam ini membawa sebanyak 53 awak kapal.

Satu dari 53 awak kapal tersebut diketahui adalah Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir.

Sosok Muhammad Faqihudin Munir

Muhammad Faqihudin Munir (26) adalah satu dari 53 awak kapal yang berada di KRI Nanggala 402.

Faqihudin diketahui merupakan merupakan warga Dusun Juranggul RT 2 RW 1, Dese Pulotondo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulangung,

Faqihudin diketahui adalah alumni SMPN 3 Ngunut.

Matroji Sudiharjo (54) memegang foto anaknya, Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir, awak kapal selam Nanggala 402, Sabtu (24/4/2021).
Matroji Sudiharjo (54) memegang foto anaknya, Kelasi Satu (Mesin) Muhammad Faqihudin Munir, awak kapal selam Nanggala 402, Sabtu (24/4/2021). (SURYA.CO.ID/David Yohanes)

Selepas SMP ia melanjutkan di SMK Sore jurusan Otomotif.

Setelah masuk TNI AL, dia sekolah khusus kapal selam dan memegang bagian mesin, seperti jurusannya saat sekolah.

Muhammad Faqihudin Munir diketahui memiliki pangkat kelasi satu.

Orang Tua Minta Tiap Masjid Doakan Anaknya

Kabar hilangnya KRI Nanggala 402 di Laut Bali membuat Matroji Sudiarjo (54) terpukul.

Bagaimana tidak, kapal selam tersebut ialah tempat anaknya, Muhammad Faqihudin Munir bertugas.

Kepada Kepala Desa Pulotondo, Mawardi, ayah dua anak meminta Faqihudin didoakan di setiap musala atau masjid.

“Saya mohon diumumkan di musala atau masjid, supaya mendoakan anak saya agar bisa cepat ditemukan,” ucap Matroji, Sabtu (24/4/2021), saat ditemui SURYA.CO.ID di rumahnya.

Matroji berkisah, anaknya selalu menghubungi setiap kali akan berlayar bersama Nanggala 402.

Terakhir Faqihudin menelepon pada Senin (19/4/2021) lalu.

Putranya itu mengaku akan berlayar dari Surabaya menuju ke Bali.

“Kalau telepon pasti cerita mau berlayar ke mana, terus minta didoakan agar selamat,” ujar Matroji.

Keluarga tahu kabar kecelakaan Nanggala 402 dari tayangan Youtube.

Masih menurut Matroji, saat itu istrinya tengah memutar Youtube dan melihat berita Nanggala 402.

Mengetahui kapal itu yang biasa diawaki oleh Faqihudin, meledaklah tangis keluarga ini.

“Begitu tahu Nanggala 402, la itu kan kapal anak saya. Hari Rabu dan Kamis kemarin saya tidak bisa diajak ngomong (karena sedih),” ujarnya.

Kini Matroji lebih bisa menguasai emosinya dan berupaya mendoakan yang terbaik buat Faqihudin.

Ia mengaku memasrahkan semua kepada Allah yang mengendalikan alam.

Selain Faqihudin, warga Ngunut Tulungangung lainnya yang berada dalam KRI Nanggala 402 adalah Sertu Ardi Ardiansyah (25).

Sertu Ardi merupakan warga Dusun Jenon, Desa Kromasan, Kecamatan Ngunut.

Ardi diketahui baru empat bulan menikah.

Penyebab KRI Nanggala 402 Tenggelam

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto sudah memastikan bahwa KRI Nanggala 402 tenggelam. 

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menerangkan, kapal buatan Jerman itu mengalami keretakan.

Hal itu terjadi karena berada di kedalaman laut yang melebih kemampuan, yaitu sekitar 800 meter di bawah permukaan laut.

"Dengan ditemukannya peralatan yang sudah keluar ini, terjadi keretakan.

Karena memang terjadi tekanan kedalaman yang sekian dalamnya sampai 700-800 meter ini tentunya terjadi keretakan terhadap kapal selam tersebut," kata Yudo dalam konferensi pers, Sabtu (24/4/2021).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan KRI Nanggala 402 tenggelam dengan disertai bukti-bukti barang yang ditemukan. Foto kanan : KRI Nanggala 402.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto memastikan KRI Nanggala 402 tenggelam dengan disertai bukti-bukti barang yang ditemukan. Foto kanan : KRI Nanggala 402. (Twitter @JurnalMaritim)

Yudo melanjutkan, keretakan tersebut membuat barang-barang yang berada di dalam kapal selam kemudian terangkat keluar.

"Barang-barang ini sebenarnya ada di dalam, apalagi penahan untuk pelurus torpedo ini sampai bisa keluar, berarti terjadi keretakan yang besar," ucapnya.

Yudo juga mengatakan, KRI Nanggala 402 kemungkinan besar tidak meledak karena tidak terdengarnya ledakan.

"Kalau ledakan pasti ini akan terdengar, di sonar pasti terdengar kalau ledakan.

Jadi bukan ledakan, lebih kepada keretakan," tutur dia.

Ia juga mengatakan, titik koordinat dari kapal selam KRI Nanggala 402 diperkirakan bergeser sejauh dua mil ke arah selatan.

Menurutnya, saat ini pencarian di sekitar lokasi tersebut ditanggulangi oleh KRI Rigel dan kapal bantuan dari Australia yaitu kapal HMA Ships Ballarat dan Sirius.

Yudo kemudian menjelaskan sejumlah benda yang diyakini berkaitan dengan KRI Nanggala-402.

Sejumlah benda itu di antaranya pelurus tabung torpedo, pembungkus atau pipa pendingin bertuliskan Korea, botol berwarna oranye yang berguna untuk pelumasan naik turunnya periskop kapal selam, alas peralatan sholat para ABK KRI Nanggala-402, sponge penahan panas, dan tumpahan solar.

"Barang-barang ini tidak dimiliki oleh umum. Dan di sekitar radius 10 mil, tidak ada kapal lain yang melintas.

Kemudian para ahli yang dalam ini mantan ABK KRI Nanggala dan juga komunitas kapal selam diyakini bahwa ini adalah barang-barang milik KRI Nanggala," tutur Yudo.

Diketahui, kapal selam buatan Jerman ini hilang kontak di perairan Utara Pulau Bali pada Rabu (21/4/2021).

Yudo menjelaskan, cadangan oksigen di kapal selam KRI Nanggala-402 hanya bisa bertahan selama 72 jam dalam kondisi black out.

Untuk itu, TNI serta sejumlah pihak yang turut membantu pencarian harus berpacu dengan waktu untuk menemukan dan menyelamatkan 53 awak kapal selam yang hilang di perairan utara Bali pada Rabu (21/4/2021).

"Apabila kondisi black out mampu 72 jam, kurang lebih 3 hari.

Jadi saat kemarin hilang kontak jam 3, bisa sampai hari Sabtu jam 3, sehingga 72 jam.

Mudah-mudahan segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada," ujar Yudo saat konferensi pers, Kamis (22/4/2021).

Ikuti Berita Terkait KRI Nanggala 402 Lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved