Berita Lumajang
Kisah Pilu Korban Gempa Lumajang, Maratih Saksikan Kakak Ipar Meninggal di Hadapannya
Maratih mengisahka saat gempa terjadi, Ahmad sedang bersama dua orang anaknya dan 1 cucunya menjaga toko, di samping rumahnya.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Parmin
SURYA.co.id | LUMAJANG - Sedih dan layu terlihat pada raut wajah Maratih. Bagaiamana tidak, saat gempa menguncang Lumajang kemarin (10/4) kakak iparnya, Ahmad Amin meninggal di depan matanya.
Maratih mengisahka saat gempa terjadi, Ahmad sedang bersama dua orang anaknya dan 1 cucunya menjaga toko, di samping rumahnya.
Tiba-tiba sekitar pukul 14.00, gempa datang. Menyadari itu, mereka berusaha menyelamatkan diri keluar dari dalam toko.
Namun, saat mereka hendak menyelamatkan diri, langkah kaki mereka terhambat barang-barang toko yang jauh berserakan di lantai.
Nahas, ketika mereka hendak melewati pintu rolling door toko, ketiga orang tertimpa kanopi dan tembok dari bangunan lantai dua. Sedangkan seorag lainnya berhasil lolos.
"Kalau Abah Ahmad langsung meninggal," kata Maratih.
Aisyah mengatakan, saat gempa terjadi mulanya guncangan datang secara pelan-pelan.
Sekitar hitungan ke 10 detik lebih, guncangan gempa terasa semakin kuat.
Hingga akhirnya guncangan gempa merobohkan sebagian bangunan toko lantai dua milik saudaranya.
"Langsung bres dari atas itu tembok rontok," ujarnya.
Maratih menjelaskan dua2 orang lain yang tertimpa kanopi dan tembok yakni Siti Aisyah dan Firmansyah.
Terlihat setelah tertimpa tembok dan kanopi hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.
Mereka terlihat menahan nyeri di badannya.
"Cucu tangannya sebelah kanan luka, kalau anaknya kepala sama dadanya sakit kena batu bangunan," terangnya.
Sementara, duka juga dirasakan oleh Nurisyah, istri Ahmad Amin.