Sosok Nouval Farisi Buron Terduga Teroris yang Menyerahkan Diri ke Polisi, Ketua RT Ungkap Tabiatnya

Berikut ini sosok Nouval Farisi (36), terduga teroris yang menyerahkan diri ke polisi setelah ditetapkan  dalam daftar pencarian orang (DPO).

Editor: Musahadah
tribun jakarta
Rumah terduga teroris Nouval Farisi di Tanjung Barat, Jagakarta, Jakarta Selatan. Ilustrasi Densus 88 (foto kiri). 

SURYA.CO.ID - Berikut ini sosok Nouval Farisi (35), terduga teroris yang menyerahkan diri ke polisi setelah ditetapkan  dalam daftar pencarian orang (DPO).

Nouval Farisi menyerahkan diri ke Polsek Metro Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat (9/4/2021) dini hari setelah ditetapkan sebagai buronan DEnsusu 88 terkait tindak pidana teroris di Jakarta dan sekitarnya.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Aziz Adriansyah membenarkan bahwa pelaku menyerahkan diri pada dini hari tadi.

Hanya saja dia enggan membeberkan kronologi Nouval Farisi menyerahan diri ke polisi.

Baca juga: Biodata Ainun Fadillah Wasit Wanita Berhijab yang Curi Perhatian Saat Seleksi Timnas PSSI di Palu

Baca juga: Kerendahan Hati Istri Jenderal Andika Perkasa di Kampung Pemulung, Hetty: Terima Kasih, Alhamdulilah

Sebelumnya, Nouval Farisi ditetapkan sebagai buron Densus 88 bersama 2 orang lain, yakni Arief Rahman Hakim (54) dan Yusuf Iskandar alias Jerry (48), yang keduanya tinggal di  Jakarta Selatan.

Ketiganya diduga terlibat dalam dugaan tindak pidana terorisme kelompok yang ditangkap di Jakarta-Bekasi.

Berikut ini sosok Nouval Farisi

1. Awalnya tak mencurigakan

Nouval Farisi (36) tercatat sebagai warga Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan. 

Hanya saja, lima tahun belakangan dia pindah ke Pasar Minggu. 

Selama tinggal di Tanjung Barat, Nouval dikenal tak pernah bermusuhan dan tak pernah terlibat konflik dengan warga.

Semasa kecil dan tumbuh dewasa besar di Tanjung Barat, Nouval dikenal dengan sosok putra Betawi yang baik.

"Kebetulan saya jadi Ketua RT sudah 16 tahun nih. Saya pengurus RT sudah lama dan juga dia tetangga dekat saya," ujar Ketua RT setempat, Budianto (51) saat ditemui di rumahnya, Rabu (7/4/2021) malam.

Budianto mengatakan, tak ada yang mencurigakan dan aneh dalam keseharian Budianto.

Dalam bergaul dengan teman-temannya, ia kerap bercanda.

"Yang saya garis bawahi beliau orang baik, beliau (Nouval) dari keluarga Al Sunnah Wal Jamaah, Betawi kan. Di lingkungan tinggal selama tinggal dari anak-anak, dewasa, sampai menikah tidak pernah membuat masalah," tambah Budianto.

Adapun Nouval di Tanjung Barat tinggal di rumah kakek neneknya.

2. Pindah ke Pasar Minggu 

Setelah kakek neneknya meninggal, Nouval menikah lalu pindah ke Pasar Minggu.

Semenjak pindah, Nouval juga terkadang masih mampir ke tempatnya dibesarkan.

Nouval juga suka bergabung dengan kegiatan-kegiatan warga meski sudah pindah.

"Kalau kegiatan masih tinggal di sini sering ikut tur (warga) dia. Saat rumah di sana dia masih ada juga ikut sesekali tur di sini. Beliau ajak anak dan istri," ujar Budianto.

Nouval juga sempat bekerja di tempat yang tak jauh dari tempatnya dibesarkan.

Ia juga terkadang masih mampir untuk nongkrong bersama teman-temannya.

"Dia sempat kerja di Cempaka samping itu kan ada peminjaman uang. Nah dia (Nouval) sebagai debt collector. Kalau istirahat dia suka datang ke Kober Lama (dekat rumah Nouval), nongkrong sama teman-temannya. Tapi dia tidak ada berbahasa yang berpikirnya jauh gitu (radikal)," kata Budianto.

Namun, Budianto mengaku tak tahu perkembangan Nouval setelah pindah ke Pasar Minggu sejak lima tahun lalu.

Setelah pindah, komunikasinya tak seintensif seperti saat Nouval masih tinggal di Tanjung Barat.

3. Kerap pakai atribut FPI

Nouval diduga menjadi bagian dari organisasi masyarakat (ormas) terlarang Front Pembela Islam (FPI).

Ketua RT setempat, Budianto (51), mengatakan sempat beberapa kali melihat Nouval menggunakan atribut FPI.

Hanya saja, ia tidak dapat memastikan status Nouval di FPI sebagai anggota atau sekadar simpatisan.

"Saya pernah lihat dia (Nouval) pakai seragam FPI yang putih-putih, sepatu putih, baret putih. Tapi saya nggak tahu apakah anggota atau simpatisan saja, lalu beli atribut itu sendiri atau gimana," kata Budianto saat ditemui di kediamannya, Rabu (7/4/2021) malam.

Menurut Budianto, Nouval juga pernah datang ke rumahnya menggunakan atribut FPI.

Budianto tidak bertanya terkait atribut FPI yang dikenakan Nouval. Ia hanya menduga Nouval baru saja mengikuti aksi bersama FPI.

"Dulu itu kan ramai waktu Ahok ya. Mungkin itu kali ya yang saya lihat, kurang lebih tahun 2016. Putih-putih semua. Kan FPI emang identitasnya itu. Tapi kalau soal apakah dia anggota atau simpatisan, saya tidak pernah tanya," ujar dia.

4. Stiker di rumahnya 

Di rumah kontrakan itu terdapat sejumlah stiker yang tertempel di kaca jendela.

"Hidup Mulia Atau Mati Syahid," demikian bunyi tulisan pada salah satu stiker di rumah terduga teroris.

Stiker lainnya memperlihatkan gambar mirip Gedung DPR RI.

"DPR RI. Dewan Persudaraan Relawan Rakyat Indonesia."

Sebelumnya, Kapolsek Jagakarsa Kompol Eko Mulyadi membenarkan penggerebakan rumah terduga teroris di kawasan Tanjung Barat.

"Iya (penggerebekan terduga teroris) dari Densus," kata Eko saat dikonfirmasi.

Menurut Eko, penggerebekan tersebut dilakukan pada Selasa (6/4/2021) sekitar pukul 14.00 WIB.

Anggota Polsek Jagakarsa juga turut menyaksikan detik-detik penggerebekan itu.

"Polsek nggak terlibat, hanya back up saja," ujar Eko.

Hingga saat ini belum diketahui identitas terduga teroris yang diamankan dalam penggerebekan tersebut.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved