KKB Papua

Kabar Terbaru KKB Papua Semakin Terjepit Satgas Nemangkawi, Irjen Mathius D Fakhiri: Mereka Mundur

Kabar terbaru KKB Papua saat ini semakin terjepit TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi. Ini kata Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Kolase IST/KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI
KKB Papua (kiri) Semakin Terjepit Satgas Nemangkawi, Irjen Mathius D Fakhiri (kanan) sebut Mereka sudah Mundur. 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Kabar terbaru KKB Papua saat ini semakin terjepit oleh TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi.

Berbagai upaya untuk menumpas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memang sedang gencar dilakukan oleh Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri.

Irjen Mathius D Fakhiri seolah tak memberikan ruang sedikit pun untuk KKB Papua.

Irjen Mathius D Fakhiri Buru KKB Papua Jhony Botak hingga Terjepit
Irjen Mathius D Fakhiri Buru KKB Papua Jhony Botak hingga Terjepit (tribratanews.polri.go.id)

Baca juga: Tokoh Perempuan Sebut KKB Papua Sudah Tidak Murni, Tak Dapat Dukungan dan Terdesak Satgas Nemangkawi

Baca juga: 3 Kebrutalan KKB Papua Egianus Kogoya yang Markasnya Direbut Satgas Nemangkawi, Tembak Brimob & TNI

Hal itu membuat KKB Papua pimpinan Joni Botak semakin terjepit di kawasan Tembagapura, Kabupaten Mimika.

Mereka terus berpindah dari hari ke hari dan telah mundur ke ara pegunungan.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KKB Pimpinan Joni Botak Disebut Semakin Terjepit, Kapolda Papua: Mereka Sekarang Mundur...'

Fakhiri menyebutkan, kelompok itu sudah berada di distrik lain yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Puncak Jaya.

"Mereka mundur ke belakang, ke arah atas, karena kalau dia balik ke kota sudah tidak mungkin.

Pokoknya tidak ada lagi masyarakat yang bisa memberikan bantuan logistik ke area selama ini mereka beroperasi," ujar Fakhiri di Jayapura, Rabu (7/4/2021).

Satgas Nemangkawi, kata dia, terus mengejar kelompok tersebut hingga mereka menyerahkan diri atau tertangkap.

Sejauh ini, aparat keamanan berusaha menggerebek kelompok tersebut. 

"Kita masih tunggu, masih tetap kita waspadai, kita tidak mau memberikan ruang bagi mereka untuk bisa leluasa untuk membangkitkan kelompoknya lagi, mudah-mudahan bisa segera kita dapat," kata Fakhiri.

Selama ini, KKB pimpinan Joni Botak memiliki markas di kawasan Kali Kopi, Kabupaten Mimika, Papua.

Mereka kerap beraksi di kawasan Tembagapura yang merupakan area operasional PT Freeport Indonesia.

OPM Sudah Punah dan KKB Papua di Gunung Terdesak

Sementara itu, seorang tokoh pemuda Papua, Ali Kabiay menyebut Organisasi Papua Merdeka (OPM) kini sudah punah dan KKB Papua di gunung sudah terdesak.

Ali Kabiay menyebutkan kalau yang kini eksis melakukan kekerasan adalah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di pegunungan.

Para KKB Papua itupun kini juga sudah semakin terdesak oleh Satgas Nemangkawi.

"Pergerakan KKB Papua yang lebih dominan melakukan kekerasan karena sudah terdesak.

Pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi Papua saat ini selalu merujuk pada kata kunci OPM dan KKB Papua," kata tokoh pemuda Papua Ali Kabiay, Sabtu (3/4/2021), melansir dari ANTARA.

Kondisi saat ini di Papua, menurut Ali Kabiay, jika melihat kembali ke belakang pergerakan Papua Merdeka di tahun-tahun sebelumnya yang paling eksis melawan kedaulatan NKRI adalah OPM.

Diakui Ali, OPM telah sedari dulu menjangkiti pemikiran warga-warga di sepanjang pantai/pesisir Papua dan OPM dulu sekali lahir dari gerakan spiritual bawah tanah.

"Jadi ceritanya bermula dari 1963. Aser Demotekay yang merupakan mantan Kepala Distrik Demta, Kabupaten Jayapura, kemudian muncul juga gerakan pro-kemerdekaan Papua di Manokwari pada 1964, tokohnya adalah Terianus Aronggear.

Organisasi Terianus dikenal sebagai Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Dan nama OPM semakin dikenal tahun 1965 lewat pemberontakan bersenjata kelompok Permenas Ferry Awom di Manokwari," ungkapnya.

Seiring berjalannya waktu, lanjut Ali Kabiay, pergolakan OPM pada waktu itu, orang Papua pantailah yang selalu aktif dalam melakukan perlawanan terhadap negara dengan aksi-aksinya,

Namun dengan sentuhan humanis oleh pemerintah dan berjalannya waktu, kesejahteraan orang Papua pantai mulai menjadi perhatian pemerintah.

Ali menyebut fakta saat ini, buktinya telah banyak anak-anak Papua pantai yang diberikan kesempatan oleh negara untuk bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil juga diberikan jabatan-jabatan fungsional.

Juga anak-anak pantai mengabdi kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui TNI-Polri, kesempatan di berbagai bidang olah raga.

Pemerintah NKRI juga memberikan kesempatan seluas-luasnya para pemuda Papua belajar dengan beasiswa, membuat banyak para pemuda Papua yang sukses di berbagai bidang, baik pemerintahan pusat maupun di daerah.

"Bahkan anak-anak Papua juga sukses di luar negeri memberikan kebanggaan negara sehingga mereka merasa puas atas perhatian dari Pemerintah.

Belum lagi banyaknya infrastruktur dan pembangunan di Papua mulai dapat dinikmati masyarakat Papua," ungkap Ali Kabiay.

Setelah para tetua mereka meninggal, menurut Ali Kabiay, pada titik inilah OPM sudah tidak ada alias sudah punah karena secara tidak langsung, Gerakan OPM tidak dilanjutkan oleh penerus keluarga mereka.

Sebagai contoh, sebut Ali Kabiay Ketua Dewan Adat Presidium Papua saat itu Theys Hiyo Eluay yang merupakan tokoh perjuangan Papua merdeka.

Kini anaknya yakni Yanto Eluay telah mendapat kepercayaan dari masyarakat sebagai anggota DPRD Kabupaten Jayapura dan terus melakukan terobosan bersama pemerintah untuk membangun papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tokoh pemuda Papua Ali Kabiay mengakui, ketika negara sudah sangat memberikan perhatian kepada masyarakat Papua baik kesejahteraan, kesempatan belajar dan menduduki pemerintahan, yang dulu mereka menyebut dirinya OPM sekarang adalah bagian dari warga negara Indonesia.

"Dan bila ada yang masih menyebut diksi OPM-TPNPB mereka adalah bagian penyusupan politik bukan murni dari mereka karena sesungguhnya mereka sudah punah.

Omong kosong jika ada OPM-TPNPB. Karena yang ada sekarang ini adalah Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB yang berada di area pegunungan," ujarnya.

Warga Tembagapura Berbondong-bondong Menolak Keras KKB Papua

Sementara itu, warga Tembagapura, Papua berbondong-bondong menolak keras keberadaan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Satgas Nemangkawi pun mengapresiasi sikap tersebut.

Seperti diketahui, ratusan warga pendulang di Utikini Baru, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua, menyatakan sikap bersama menolak keras aksi tindak kekerasan KKB Papua.

"Kami mendukung penuh tindak penegakan hukum oleh aparat keamanan TNI-Polri terhadap pelaku tindak kekerasan oleh kelompok kriminal bersenjata" kata juru bicara warga Distrik Tembagapura Pdt. Giman Magay dalam aksi deklarasi bersama warga di Kampung Waa Banti, Jumat.

Melansir dari Antara, Pdt. Giman meminta aparat keamanan TNI-Polri wajib menjaga masyarakat yang melakukan aktivitas kerja pendulangan dan melakukan rutinitas keseharian berkebun di area perkampungan Utikini hingga di Banti 1 dan Banti 2.

"Kami menolak keras KKB Papua yang akan masuk, kemudian mengganggu keamanan di kampung kami" kata Giman.

Sebagai tokoh agama Pdt. Giman juga mengajak semua kepala kampung tokoh agama dan tokoh masyarakat supaya bekerja sama mendukung penuh aparat keamanan TNI-Polri.

Sementara itu, tokoh pemuda Jos Magay memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas kehadiran personel gabungan keamanan TNI-Polri dalam menjaga kenyamanan dan keamanan masyarakat pendulung.

Jos Magay juga secara tegas menolak aksi tindak kekerasan yang kerap dilakukan KKBPapua di Tembagapura.

"Kami menolak keras adanya kelompok-kelompok yang akan masuk, kemudian membuat keonaran karena mereka sangat menganggu ketenangan warga, khususnya di Tembagapura" ujar Jos Magay.

Tokoh pemuda Jos Magay mendukung penuh tindakkan hukum oleh TNI-Polri di Distrik Tembagapura.

Kegiatan deklarasi warga menolak kekerasan KKB Papua mendapat respon dari Kapolsek Tembagapura Ipda Eduardus Edison.

Respon Kapolsek dengan mengungkapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan masyarakat serta disampaikan harapan kedepannya.

"Harapan kami agar kita bersama sama menjaga kemanan di wilayah Tembagapura karena keamanan bukan semata mata merupakan tanggung jawab aparat keamanan namun keamanan adalah tanggungjawab kita bersama" ungkap Kapolsek Tembagapura Ipda Eduardus Edison.

Sementara itu, Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes Pol. M. Iqbal Al Qudussy saat dikonfirmasi sangat mengapresiasi dan memberikan rasa hormat kepada warga yang secara bersama-sama menolak kekerasan KKB Papua dan mendukung penuh penegakan hukum oleh aparat TNI-Polri.

"Hal ini patut menjadikan contoh bagi wilayah lain untuk bersama-sama dengan TNI-Polri dalam menjaga kamtibmas, terutama dalam memerangi aksi kekerasan KKB Papua" kata Iqbal.

Kegiatan deklarasi menentang menolak kekerasan KKB Papua dihadiri sekitar 150 orang yang disaksikan personel keamanan TNI-Polri wilayah Tembagapura, tokoh agama Pendeta Giman Magay, tokoh pemuda, tokoh masyarakat, kepala suku, kepala pendulang kali kabur, serta masyarakat Kampung Banti.

Baca berita seputar KKB Papua lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved