ZA Beli Senjata Online ke Mantan Narapidana Teroris Sebelum Serang Mabes Polri, Ini Faktanya
Fakta mengejutkan ternyata ZA beli senjata online ke mantan narapidana teroris atau napiter yang sudah bertaubat, berikur fakta terbarunya.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Zakiah Aini alias ZA (26) membeli sejata secara online ke mantan narapidana teroris Muchsin Kamal alias MK, sebelum penyerang Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu (31/3/2021).
Muchsin ternyata menjalankan bisnis jual airgun secara resmi. Hal ini diungkap mantan teroris sekaligus rekan Muchsin, yakni Yudhi Zulfahri.
Melansir TribunWow.com, Yudhi menceritakan Muchsin memang memiliki bisnis penjualan airgun resmi, bahkan menerima pemesanan online.
Yudhi menjelaskan airgun yang dijual oleh Muchsin sebenarnya bisa dibeli oleh semua orang, selama pembeli dapat memperlihatkan Kartu Tanda Kependudukan (KTP) dan kartu tanda keanggotaan Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin).
Baca juga: Jadwal Puasa Sunnah April 2021, Hari Ini Puasa Senin Kamis 22 Syaban Boleh Baca Niat Siang Hari
Yudhi mengaku sebelum Muchsin diamankan polisi, ia kerap berkomunikasi dengan rekannya tersebut.
Ia juga mempercayai bahwa Muchsin tidak terlibat jaringan teroris.
"MK sudah meninggalkan paham radikalisme, Saya tidak yakin MK terlibat dalam jaringan terorisme, karena kami sering berdiskusi. Sudah jauhlah dari kata radikalisme itu," kata Yudhi, Sabtu (3/4/2021).
Yudhi menceritakan Muchsin bahkan kerap menghadiri kegiatan deradikalisasi yang diadakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
2 Hari Ikut Latihan Teroris

Menurut cerita Yudhi, Muchsin pernah dipenjara karena mengikut pelatihan ala militer kelompok teroris di Jalin Jantho, Aceh.
Fakta tersebut ditemukan oleh hasil penelusuran tim Serambinews.com.
Setelah menyelidiki ke sejumlah instansi pemerintah, Serambinews.com menemukan info terkait Muchsin dari pengamat terorisme di Indonesia, Al Chaidar.
Al Chaidar mengiyakan bahwa Muchsin merupakan mantan peserta pelatihan teroris di Jalin Jantho pada tahun 2010 silam.
"Benar dia eks Jalin, tapi tidak lama, hanya dua hari ikut latihan, setelah itu pulang," kata Al Chaidar, Sabtu (3/4/2021).
Hanya dua hari mengikuti pelatihan, Muchsin kemudian sempat dipenjara selama delapan tahun.
Al Chaidar bercerita, ia mendapat informasi tersebut dari peserta pelatihan Jalin Jantho yang lain.
Info lain yang didapat oleh tim Serambinews.com, Muchsin merupakan warga Kabupaten Pidie, Aceh.
Muchsin sendiri kini berusia 29 tahun.
ZA diketahui memeroleh senjata airgun dari Muchsin secara online.
Setelah dilakukan penyelidikan lebih dalam, Muchsin ternyata merupakan seorang mantan narapidana kasus terorisme.
Ia pernah tercatat mengikuti pelatihan teroris di bukit jalin, Kecamatan Jantho Aceh Besar pada 2010 silam.
Di dalam kediaman Muchsin, ditemukan 23 pucuk senjata airgun.
"Ada BB 23 item, senjata yang kayak dipegang ZA itu, ada 23 pucuk air gun, berbagai macam merk," ujar Kabid Humas Polda Aceh, Kombes Pol Winardy, Sabtu (3/4/2021).
Muchsin sendiri kini telah berada di Mabes Polri untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sebelum dibawa ke Mabes Polri, Muchsin terlebih dahulu menjalani proses pemeriksaan di Mapolda Aceh.
Aksi ZA Dianggap Konyol

Mantan narapidana terorisme, Sofyan Tsauri, menduga ZA (25) memang sudah niat mati saat menyerang Mabes Polri, Rabu (31/3/2021).
Melansir Tribunwow.com dengan judul "Tak Tahu Anaknya Jadi Teroris hingga Serang Mabes Polri, Orangtua Kaget Lihat Unggahan Instagram ZA",
Menurut Sofyan, ZA hanya bersenjatakan senapan angin saat menyerang polisi.
Ia menyebut, senjata yang digunakan ZA pun tak bisa membunuh orang lain.
Karena itu, Sofyan menganggap aksi terorisme yang dilakukan ZA begitu konyol.
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Rabu (31/3/2021).
Menurut Sofyan, senjata yang digunakan ZA tidak akan bisa membunuh orang dalam jarak tertentu.
Ia juga menyebut senjata tersebut sudah banyak dijual, bahkan secara online.
"Barang ini mudah didapatkan di mana saja, di online juga dijual senjata seperti itu," jelas Sofyan.
"Tapi tersirat sekali ini konyol karena jarak 3 sampai 5 meter orang yang kena tembakan enggak mati."
"Kecuali jarak 1 meter, itu aja kalau kena bagian vital seperti kepala."
Karena itu, ia menganggap ZA memang sudah berniat bunuh diri.
Sebagai mantan napi terorisme, Sofyan mengaku heran dengan aksi penyerangan yang dilakukan ZA.
"Pelaku perempuan ini tahu yang dia lakukan tidak akan memberi efek apa-apa," ucap Sofyan.
"Bayangkan dari jarak 3,5 meter dia tembakin, itu enggak akan efektif."
"Dia memang sudah niat untuk mati, dia seperti stres atau apa."
Karena alasan itu, Sofyan menyebut ZA sangat konyol hingga menyerang Mabes Polri.
"Menurut saya ini bunuh diri, konyol," ujar Sofyan.
"Karena menggunakan bukan senjata api, dia pakai gas CO2 dan itu merupakan airgun kaliber 6 atau 4,5 milimeter."
Ia menambahkan, polisi perlu membongkar profil hingga ke jaringan terorisme yang diikuti ZA.
"Kita percayakan kepolisian untuk mencari jati diri dan profil tentang perempuan ini."
"Jaringannya ke mana saja, pengajiannya ke mana saja, nanti akan bisa kita lihat sejauh mana pemahaman dia, apa motivasi dia sehingga masuk ke Mabes Polri untuk melakukan aksi gila itu," pungkasnya.