Update Kematian Anak Erlita Dewi di Sidoarjo, Ibu Tiri Somasi Netizen yang Ucap Pelakor dan Pembunuh

Berikut ini fakta baru kasus meninggalnya AP (15) yang dilaporkan ibu kandungnya, Erlita Dewi ke Polresta Sidoarjo.

Penulis: Firman Rachmanudin | Editor: Musahadah
surya/m taufik/firman rachmanudin
Erlita Dewi saat menangis di atas pusara Agitha Cahyani Putri (kiri). Tulisan tangan milik Agitha yang ditunjukkan ibu tirinya. Ibu tiri Agitha melalui kuasa hukumnya mensomasi netizen. 

SURYA.CO.ID - Berikut ini fakta baru kasus meninggalnya Agitha Cahyani Putri atau AP (15) yang dilaporkan ibu kandungnya, Erlita Dewi ke Polresta Sidoarjo.

Erlita Dewi yang 3 tahun tidak berjumpa sang anak setelah bercerai itu menemukan sejumlah kejanggalan dalam kematian Agitha yang selama ini diasuh mantan suami dan istri barunya. 

Erlita yang selama ini tinggal di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara melihat ada darah di hidung jenazah anaknya.

Kemudian juga ada memar di dekat hidung sebelah kiri, serta bekas memar di pipi kiri.

Baca juga: Ibu Tiri Agitha Cahyani Putri Beber Hubungannya, Tunjukkan Sejumlah Kertas Tulisan Ucapan Bahagia

Baca juga: Saksi Kunci Kasus Dugaan Penganiayaan Terhadap Jurnalis Tempo di Surabaya Ungkap Fakta Baru

Selain itu, dalam gambar yang sempat diunggahnya di media sosial, ada darah di belakang kepala putrinya.

“Kemudian hari Senin kemarin saya melapor ke Polresta Sidoarjo.

Saya sudah ikhlas, tapi saya ingin semuanya terungkap.

Sekali lagi, saya tidak tahu apakah karena sakit atau karena apa.

Saya cuma ingin mendapat kebenaran.

Apa penyebab kematian anak saya,” kata Erlita.

Atas laporan itu, makam Agitha yang ada di komplek pemakaman Praloyo, Sidoarjo, Jumat (2/4/2021) siang.

Pembongkaran dilakukan tertutup oleh petugas kepolisian bersama petugas forensik RSUD Sidoarjo.

Setelah makam dibongkar, jenazah putri sulung Erlita Dewi itu diangkat dan diautupsi di lokasi.

Hingga berita diunggah, hasil autopsi belum diketahui. 

Meski demikian, kabar ini sudah viral di media sosial setelah Erlita mengunggah ceritanya. 

Mantan suami Erlita, Agung Wahyu Raharid dan istri barunya Linda Halim pun menjadi sasaran hujatan netizen. 

Tak terima dengan itu, Agung dan Linda pun mengungkap fakta baru berikut ini: 

1. Bukti tulisan Agitha Cahyani 

Tulisan tangan Agitha Cahyani Putri ditujukan kepada Linda Halim sebelum anak pertama itu meninggal karena sakit pada ginjalnya. Foto kanan : Agung Wahyu Rahardi. Linda Halim menunjukkan selembar ucapan itu guna menepis hubungan tak sedap dirinya dengan anak-anak tirinya.
Tulisan tangan Agitha Cahyani Putri ditujukan kepada Linda Halim sebelum anak pertama itu meninggal karena sakit pada ginjalnya. Foto kanan : Agung Wahyu Rahardi. Linda Halim menunjukkan selembar ucapan itu guna menepis hubungan tak sedap dirinya dengan anak-anak tirinya. (SURYA.co.id/Firman Rachmanudin)

Linda Halim, istri kedua Agung Wahyu Raharid warga Sidoarjo yang viral usai diseret namanya atas kasus kematian AP yang dianggap tak wajar oleh ibu kandungnya Erlita Dewi menepis kabar jika keempat anaknya itu tertekan.

Linda bahkan,menunjukkan beberapa lembar kertas berisi ucapan terimakasih dari AP yang ditemukannya di meja belajar di kamarnya.

Kepada Surya.co.id, Linda mengatakan jika sehari-hari keempat anaknya itu memanggil dirinya dengan sebutan mama.

Dalam secarik kertas berwarna biru itu, AP menuliskan kalimat kasih sayang kepada Linda Halim dengan bahasa inggris.

"I love You Mama, I Happy Life With You, you so kind,soft and love me like your child. hope you can do it all your dream, i'm sorry to make you angry," tulis AP disertai tanda tangannya.

Linda menyebut jika tulisan itu adalah tulisan terkahir yang ditemukan di meja belajar AP sebelum kepergiannya, Sabtu (27/3/2021) lalu.

"Saya tidak tahu ini ditulis kapan. Saya memang selalu membereskan meja belajarnya. Namun saat anak saya sakit memang sudah tidak fokus itu. Kemarin pas saya bersihkan kamarnya, ada tulisan ini," ujar Linda.

Hubungan baik Linda dan AP serta ketiga adiknya yang merupakan anak tiri itu dibenarkan oleh Agung, suami Linda yang juga ayah kandung keempat anak tersebut.

"Apa-apa yang mengurus memang istri saya (Linda). Kalau manggil mama itu untuk istri saya ini, kalau manggil ibunya, mantan istri saya itu mami," kata Agung.

2. Somasi netizen

Ny Erlita Dewi menangis di atas makam putri sulungnya, Agita Cahyani Putri usai pembongkaran makam di kompleks pemakaman Praloyo Sidoarjo, Jumat (2/4/2021). Surya.co.id/M Taufik
Ny Erlita Dewi menangis di atas makam putri sulungnya, Agita Cahyani Putri usai pembongkaran makam di kompleks pemakaman Praloyo Sidoarjo, Jumat (2/4/2021). Surya.co.id/M Taufik (M Taufik)

Agung berharap agar kabar burung yang terlanjur viral tersebut tidak diteruskan berlarut-larut.

Ia menganggap, komentar netizen yang tidak tahu kebenarannya sangat menganggu kondisi mental keluarganya saat ini, terutama tiga anaknya yang masih kecil.

"Mereka belum tahu kebenarannya. Ada yang komentar pembunuh lah, pelakor lah, apapun itu. Jika memang ini adalah fitnah, kami terima dengan ikhlas. Kami doakan kebaikan untuk kalian semua. Tapi tolong, lihatlah anak-anak kami yang masih kecil. Mereka masih punya masa depan. Dan itu tanggung jawab saya sebagai bapak," tegasnya.

Sementara itu, Rolland Ellyas Potu kuasa hukum Agung dan Linda juga melakukan somasi secara terbuka kepada netizen yang telah melakukan hujatan hingga berakibat pada psikis dan nama baik kliennya tersebut.

"Saya sebagai kuasa hukum dengan ini juga menyampaikan somasi secara terbuka kepada siapa saja yang melakukan hujatan di media sosial menenai nama baik klien saya, juga berkaitan dengan gangguan psikis karena dihakimi sedemikian rupa. Jika masih saja terjadi maka kami akan lakukan upaya hukum dengan melaporkan teekait UU ITE," tegasnya.

3. Beber penyebabnya

Agung dan Linda Halim menegaskan, jika meninggalnya AP bermula saat diagnosa dokter mengenai kebocoran pada ginjalnya.

"Saya membawa anak saya ke rumah sakit Delta Surya Sidoarjo sendiri bersama suami. Sekitar tanggal 17 Maret, itu pun bolak balik mulai dari dokter spesialis penyakit dalam, kemudian diarahkan ke dokter spesialis jantung, lalu diminta lagi ke dokter spesialis penyakit dalam lagi. Semua itu upaya ikhtiar kami mengobati anak kami," kata Linda, Sabtu (3/4/2021).

Menurut petunjuk dokter, saat diperiksa kondisi AP tampak baik. Dokter hanya memberikan resep obat agar AP tetap bisa dilakukan rawat jalan.

Selepas pengobatan rawat jalan, kondisi AP tampak mulai membaik. Pembengkakan di kaki dan wajah juga sudah mulai menghilang.

Namun pada tanggal 27 Maret 2021, Linda yang semula sempat bercengkrama dengan AP dan tiga anak sambungnya itu seperti biasa hendak melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga umumnya.

"Saat saya mau masakin anak-anak, anak saya (AP) ini teriak-teriak panggil mama... mama, begitu. Saya langsung ke kamarnya, dia minta gendong. Saya langsung teriak ke asisten rumah tangga saya buat bikinkan air gula. Saya juga panggil papanya anak-anak. Saat itu saya tanya, mana yang sakit nak, anak saya (AP) cuma bilang gendong mama," cerita Linda.

Karena panik, AP kemudian dibawa ke rumah sakit dan di sana putri mereka sudah dinyatakan meninggal dunia.

"Kami satu mobil sempat tidak percaya. Anak saya itu ngobrol sama saya meskipun kesakitan itu saya peluk. Minta air minum katanya haus. Itu di dalam mobil saya bilang, sabar ya nak," tambahnya.

Setelah dinyatakan meninggal, Agung kemudian meminta dokter untuk melakukan upaya medis dengan memberikan kejut jantung.

"Kami memang meminta, karena tidak percaya secepat itu anak saya pergi. Dokter memang sarankan, kalau dikejut itu organnya bisa rusak. Tapi tetap kami minta karena saya yakin anak saya masih ada," ujarnya.

Setelah hampir tiga jam menunggu tindakan medis, upaya Agung dan Linda tak bisa melampaui takdir.

Agung yang kemudian pasrah, mencoba menghubungi Erlita, mantan istri dan ibu kandung AP mengabarkan kematian anaknya itu.

"Karena atas permintaan ibu kandungnya, AP agar disemayamkan esok harinya dan diminta formalin. Namun saya menolak awalnya. Namun untuk menghindari kesalahpahaman akhirnya saya ikuti, tapi tetap menolak kalau diformalin. Kemudian alternatifnya ya jenazah disimpan dalam lemari pendingin di kamar jenazah," sambung Agung.

Agung menjelaskan, saat memandikan jenazah AP, tidak ada sedikitpun darah yang keluar dari bagian tubuh anaknya itu.

"Saya sendiri ikut memandikan. Termasuk ada petugas rumah sakit yang ikut memandikan. Ada saksinya. Itu tidak ada keluar darah," imbuhnya.

Baru kemudian tanggal 28 Maret 2020, kondisi jenazah yang ditutup plastik yang disebut sebagai protokol Covid itu ditemui oleh Erlita.

"Kami juga tidak tahu. Darah itu baru keluar pada saat ibu kandungnya mencium jenazah AP atau memegangnya," ujarnya.

Baca berita lainnya terkait Sidoarjo terkini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved