Puasa Ramadhan 2021 Satu Minggu Lagi, Berikut Bacaan Niat Puasa Qadha Jika Masih Punya Utang

Puasa Ramadhan 2021 satu minggu lagi, umat Muslim yang masih punya utang Puasa Ramadhan segera melaksanakan Puasa Qadha, ini bacaan niatnya.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
TRIBUN SUMSEL/ABRIANSYAH LIBERTO
ILUSTRASI - Puasa Ramadhan berapa hari lagi? Simak bacaan noat puasa Qadha untuk umat Muslim yang masih punya utang Puasa Ramadhan 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah

SURYA.CO.ID - Puasa Ramadhan berapa hari lagi? Puasa Ramadhan 2021 jatuh satu Minggu lagi. Jika mengutip kalender BPNU, tertulis tanggal 13 April 2021.

Namun untuk pastinya, PBNU akan mengumumkan Puasa Ramadhan setelah melihat hilal, sehingga puasa Ramadhan bisa maju atau mundur dari tanggal yang sudah diperhitungkan.

Di waktu tersebut, umat Muslim masih memiliki kesempatan mengganti utang puasa Ramadhan dengan melaksanakan Puasa Qadha, karena wajib hukumnya.

Diketahui Puasa Qadha adalah puasa wajib yang dilaksanakan untuk mengganti Puasa Ramadhan yang ditinggalkan.

Baca juga: Jadwal Puasa Sunnah April 2021, Hari Ini Puasa Senin Kamis 22 Syaban Boleh Baca Niat Siang Hari

Seseorang boleh meninggalkan Puasa Ramadhan jika memiliki halangan, di antaranya karena haid, sakit, sudah tua, hamil dan menyusui.

Namun harus menggantinya di bulan selain Bulan Ramadhan.

Ilustrasi - Baca niat puasa
Ilustrasi - Baca niat puasa (aboutislam.net)

Niat Puasa Qadha

Adapun niat puasa Qadha bulan Ramadan adalah:

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu Shouma Ghodin 'an qadaa'in fardho ramadhoona lillahi ta'alaa

Artinya :

"Saya niat puasa esok hari karena mengganti fardhu Ramadan karena Allah Ta'ala".

Membaca niat Puasa Qadha harus dilakukan sebelum fajar, atau pada malam hari seperti halnya Puasa Ramadhan.

Lantas bagaimana hukumnya jika tidak melaksanakan Puasa Qadha padahal punya utang puasa Ramadhan?

Dikutip dari kepri.kemenag.com, utang puasa harus dibayar atau qadha sesuai dengan jumlah hari yang ditinggalkan.

Ketentuan membayar hutang puasa Ramadan dapat dilihat jelas dalam firman Allah pada Q.S. Al-Baqarah ayat 184 yang berbunyi:

أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ ۚ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ ۚ وَأَنْ تَصُومُوا خَيْرٌ لَكُمْ ۖ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya:

(yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.
Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.

Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin.

Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya.

Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Baca juga: Rencana Gelar Resepsi, Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Sebut Kemungkinan Tidak di Indonesia

Kalender PBNU April 2021
Kalender PBNU April 2021 (Kalender PBNU)

Dikutip dari tayangan Tanya ustaz Tribunnews.com, Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq M. Ag menganjurkan bahwa mengqadha puasa dianjurkan untuk dilakukan sesegera mungkin secara berurutan.

Dalam Al-Quran juga dijelaskan bahwa kita tidak tahu di hari esok kita akan melakukan apa dan wafat di hari apa.

Karena ajal seseorang tidak diketahui pastinya, dan membayar hutang puasa adalah suatu hal yang wajib, maka sebaiknya hutang puasa harus disegerakan.

- Namun, dalam Islam juga diperbolehkan jika membayar hutang tidak bisa secara berurutan, karena alasan tertentu.

Yang paling penting qadha atau membayar hutang puasa wajib ini dilakukan sebelum tiba waktu ramadan berikutnya.

- Mengqadha puasa menjelang bulan ramadan juga diperbolehkan dalam Islam atau hingga akhir bulan syaban.

Lalu bagaimana jika orang tersebut belum sempat mengqadha puasa hingga tiba ramadan berikutnya tiba?

Dosen Fakultas Syariah IAIN Surakarta, Shidiq M. Ag mengatakan bahwa orang tersebut tetap boleh menjalankan ibadah puasa ramadan, namun dia harus segera membayar hutang puasanya setelah bulan ramadan berikutnya selesai.

Namun jika ada unsur kelalaian, maka selain mengqadha, orang tersebut dituntut untuk membayar fidyah.

Fidyah ini adalah kegiatan memberi makanan fakir miskin sebesar biaya makan dan minum yang dikalikan dengan jumlah hari orang yang bersangkutan ketika tak melaksanakan puasanya.

Fidyah ini juga berlaku bagi orang yang tidak sanggup berpuasa.

Ikuti berita seputar Puasa Ramadhan 2021 di SURYA.CO.ID

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved