Wawancara Eksklusif

Ahmad Rizki Sadiq Ketua DPW PAN Jatim Kampanyekan 'Jawa Timur Basis PAN', Apa itu?

DPW PAN Jawa Timur getol sosialisasi tagline 'Jawa Timur Basis PAN. Begini penjelasan Ahmad Rizki Sadig.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID/SAIFUL
Ahmad Rizki Sadiq, Ketua DPW PAN Jatim (kanan). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - DPW PAN Jawa Timur saat ini tengah getol melakukan sosialisasi dengan tagline besar yang mereka usung yaitu, 'Jawa Timur Basis PAN'.

Berbagai strategi saat ini tengah digencarkan oleh para pengurus partai berlambang matahari bersinar, agar dapat mewujudkan tagline besar mereka.

Lewat nakhoda Ahmad Rizki Sadig sebagai Ketua DPW PAN Jawa Timur, mereka optimistis tagline itu dapat terwujud.

Namun, Rizki dalam berbagai kesempatan menjelaskan tagline 'Jawa Timur Basis PAN' itu bukan hanya melulu urusan elektoral partai.

Lalu, apa makna tagline 'Jawa Timur Basis PAN' tersebut. Kemudian, strategi dan program prioritas apa yang akan dilakukan para pengurus untuk mewujudkan target besar yang diusung PAN Jawa Timur?

Berikut wawancara eksklusif Pemimpin Redaksi Tribun Jatim Network yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Harian Surya Tri Mulyono bersama Ahmad Rizki Sadig di markas Harian Surya/Tribun Jatim Network, Jalan Rungkut Industri III, Surabaya, Jumat (2/4/2021).

Anda terpilih menjadi Ketua DPW PAN Jatim, di tengah situasi politik yang sempat memanas di PAN. Sejauh ini apa yang sudah dan akan dilakukan untuk terus mensolidkan PAN di Jawa Timur?

Saya luruskan dulu, bahwa di PAN tidak pernah panas. (Tetapi) dinamikanya hidup terus dari pergantian konsolidasi, pasca Pak Amien pada 2005, kemudian Pak Soetrisno Bachir, Kemudian tahun 2010 Pak Hatta Rajasa, 2015 Pak Zulkifli Hasan. Dilanjutkan lagi Pak Zulkifli Hasan tahun 2020.

Saya kira dinamika semacam itu untuk mendewasakan kader partai. Saya, khususnya sebagai kader partai yang tumbuh dari generasi muda, dari Barisan Muda PAN sudah biasa ditempa dengan situasi-situasi seperti itu. Ya, kita biasa-biasa saja.

Akhirnya, keputusan partai tingkat nasional setelah 18 tahun saya meninggalkan Kota Surabaya di posisi terakhir saya adalah ketua Kelurahan Perak Barat.

Ditingkat bawah. Cuma pada saat itu, di posisi Barisan Muda-nya saya lebih aktif sehingga kemudian saya ditarik ke Jakarta sebagai Bendahara Umum DPP Barisan Muda PAN.

Jadi, lebih lama berkecimpung di situ, sampai akhirnya menjadi Ketua Barisan Muda PAN, baru berkecimpung di dunia partai. Jadi, 18 tahun saya meninggalkan Surabaya dan hari ini dikembalikan lagi ke Surabaya.

Berarti seperti hubungan keluarga, ketika ada sedikit percekcokan, kemudian mesra lagi?

Iya, dan bahkan lebih mesra lagi.

Setelah terpilih sebagai Ketua DPW PAN, langsung tancap gas, roadshow ke mana-mana. Dari sekian program kerja yang sudah dicanangkan, apa yang menjadi prioritas dalam waktu dekat?

Tagline kita memang setelah saya terpilih pada bulan Februari 2021, secara resmi diberikan SK, kemudian kami merumuskan bersama. Sebuah tagline yang slogannya adalah 'Jawa Timur Basis PAN'.

Apa makna tagline itu?

'Jawa Timur Basis PAN' itu kita ingin menyampaikan bahwa kerja-kerja politik tidak hanya melulu urusan elektoral tetapi kita ingin menjadikan Jawa Timur sebagai basis Partai Amanat Nasional dari sisi menanamkan pemikiran, meluaskan program-program, meluaskan ide gagasan kita yang mungkin kalau di tingkat nasional penuh dengan dinamika kepentingan politik tingkat nasional.

Saya juga menyampaikan pada Gubernur Khofifah saat audiensi, kita menyampaikan bagaimana Partai Amanat Nasional bisa bersinergi dengan pemerintah provinsi.

Tidak hanya pada tataran politik tapi bagaimana juga bisa menyukseskan program beliau. Dan akhirnya, salah satu yang disampaikan, bagaimana program-program pemerintah provinsi dengan keterbatasan anggaran yang dimiliki.

Tentunya, bagaimana Partai Amanat Nasional dengan jejaring usahanya, jejaring ekonominya. Jejaring kadernya di seluruh wilayah di Jawa Timur bisa disinergikan dengan program itu.

Ya, kasarannya kita punya resources sumber daya manusia, punya kader yang berkecimpung di dunia ekonomi tingkat rumahan misalnya, UMKM di tingkat rumahan.

Mungkin bisa mendukung program Pemprov Jawa Timur dalam rangka menghadapi pandemi. Situasi hari ini kan menggerakkan ekonomi di tingkat terendah paling penting. Itu salah satu hal tagline 'Jawa Timur basis PAN'.

Tidak hanya kemudian ingin menjadikan Jawa Timur sebagai kandang untuk kita jadi menang.

Saya kira kita sadar diri, bahwa ini adalah wilayah kawan-kawan nasionalis dan religius. Religiusnya pun dikhususkan lagi di kalangan Nahdliyin, jadi kita sadar itu.

Tapi kita ingin semua sadar bahwa berpolitik tidak hanya pada persoalan masalah idealisme kultural tapi juga ada pikiran-pikiran untuk kita tanamkan tentang masalah tugas-tugas lain.

Apakah situasi pandemi tidak menghambat PAN untuk konsolidasi. Dan, caranya bagaimana agar silaturahim tetap terjaga?

Mau tidak mau kita menjadi kader politik yang menyesuaikan dengan zaman. Jadi, zamannya ini kan orang sekolah, orang dagang, bisnis sudah lewat virtual.

Kita sekarang kalau konsolidasi jumlahnya banyak, mau tidak mau virtual juga. Selama jumlahnya memang bisa memenuhi standar prokes yang ditetapkan Satgas Covid-19. Kita tetap melaksanakan.

Seperti yang saya lakukan di wilayah tapal kuda, silaturahmi dengan beberapa tokoh-tokoh, kemudian silaturahmi dengan kader partai.

Selama jumlahnya masih 30-40 persen dari kapasitas tempat yang bisa kita tampung, kita melakukan dengan offline. Tapi kalau banyak, kita virtual.

Untuk membantu pemulihan ekonomi, secara konkret langkah PAN ke depan untuk kolaborasi dengan pemerintah daerah seperti apa?

Yang paling gampang itu adalah tumbuhnya ekonomi dadakan di tingkat rumah tangga. Saya kira jiwa masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa survivalnya kan tinggi sekali.

Dalam situasi sulit mencari pekerjaan, interaksi bisnis juga sulit, mereka tumbuh memanfaatkan perkembangan teknologi digital ini. Kemudian ternyata ikut jualan juga.

Kita coba mengadvokasi dari sisi itu. Jadi, menurut saya, lebih kecil dari UMKM, karena rumah tangga. Dan kita mendorong istri kader misalnya, atau pun kader kita di tingkatan kelurahan/desa, bisa kita bantu, advokasi, dibantu juga oleh provinsi, DPRD Provinsi untuk sinergi dengan program pemerintah.

Paling tidak, mereka tidak hanya sekedar goreng tempe kecil tapi kemasannya juga menjadi bagus, kemudian pemasarannya.

Anda mengawali karier dari Barisan Muda, sejauh pengamatan Anda, peran anak muda di PAN ini sejauh mana?

Kalau dimulai dari zaman saya di Barisan Muda, saya kira zaman saat itu dengan zaman sekarang kan sudah berbeda.

Tapi kalau zaman generasi saya, hari ini memang sudah menempati posisi strategis partai. Proses regenerasi kan keharusan, hukum alamnya begitu.

Saya kira, banyak dari generasi Barisan Muda PAN era saya yang sekarang sudah bisa menjadi bupati, gubernur, dan DPRD.

Tapi memang menjadi PR buat kami, bagaimana membuat generasi muda zaman sekarang yang sudah melek dengan dunia informasi seluruh dunia, bukan cuma Indonesia, hanya dari gadget.

Sekarang kan ada generasi milenial, generasi Z, itu kita masih berusaha bagaimana bisa menyadarkan. Bahwa politik itu fun, politik itu menyenangkan.

Anda sudah membuktikan, misalnya terpilih menjadi anggota DPR RI dari Dapil VI Jatim? Yang diketahui adalah kandang kompetitor

Saya sangat sadar bahwa dari penelitian lembaga apapun, pertumbuhan pemilih pemula selalu meningkat.

Dari mulai sekitar 40 persen pada dua pemilu yang lalu meningkat terus jadi 50 persen, 60 persen. Dan saya dengar pada tahun 2024 sudah di atas 60 persen, pemilih pemula.

Artinya, saya yakin politik aliran itu semakin lama semakin ditinggalkan. Jadi, mereka memang punya ketertarikan berbeda dan ini memang sedang kita lakukan kajian itu apa yang dicari.

Karena, kalau kita pidato sudah tidak didengarkan mereka. Jadi, memang yang fun, rileks dan simpel yang memang bisa mereka jalankan, itu juga sudah dilakukan generasi muda kita.

Out off the box yang dimiliki anak muda, yang sedang kita kaji bahwa ke depan itu seperti apa yang bisa kita tawarkan kepada anak muda supaya juga sadar bahwa berpolitik itu penting.

Kita hidup di dalam ranah politik, kebijakan publik, yang pada suatu ketika merekalah yang akan melanjutkan.

Sebagian anak muda masih menganggap politik ribet. Bahkan ada yang mengatakan politik itu kotor. Tapi, Anda sejak muda sudah berkecimpung di politik. Kira-kira apa yang membuat Anda yakin, padahal Anda juga direktur perusahaan terkemuka?

Sebenarnya kembali pada diri masing-masing. Kita diajarkan dalam beragama itu kan, manusia terbaik itu adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.

Saya menyadari, sebesar apapun yang saya miliki itu, masih kalah besar dengan apa yang dimiliki negara ini.

Jadi, kalau kita ingin berbuat manfaat untuk banyak orang tidak hanya ukuran finansial. Kalau saya sebagai pengusaha, paling saya bisa menyisihkan dari sisi finansial.

Tapi, saya tidak bisa berjuang dari sisi kebijakan. Hal-hal yang dibutuhkan.

Sementara kita sadar mulai kita lahir, sampai dengan kita meninggal, lahir butuh akta kelahiran dan meninggal butuh akta kematian, sepanjang ini, isinya adalah kebijakan publik dan kebijakan politik yang diputuskan oleh orang-orang yang berkecimpung di dunia politik.

Jadi, ruang ini yang menurut saya membuat saya tertarik. Ingin bermanfaat di sisi yang lain, bantu orang dalam kondisi sakit, mencarikan rumah sakit, bantu pendidikan.

Mungkin tidak semua masalah kita bisa selesaikan, tapi beberapa orang bisa kita bantu. Itu yang mendorong saya untuk memiliki keinginan untuk berkecimpung lebih dalam.

Bagaimana bisa melebarkan nuansa manfaat yang bisa kita berikan kepada masyarakat lain, semaksimal mungkin. Tidak hanya diukur dari sisi finansial. Tapi, diukur pada kebijakan publik.

Bagaimana dukungan keluarga keteika mengetahui Anda berkecimpung di dunia politik?

Khususnya istri saya, kalau orang tua itu kan selalu mendukung apa yang menjadi keinginan dan keyakinan anaknya. Tapi kalau istri, karena tahu pemikiran saya soal khairunnas anfa'uhum linnas.

Insya Allah pembagian waktu yang harus kita atur, bahwa waktunya kerja ya kerja, waktunya keluarga ya keluarga. Alhamdulillah, anak-anak saya juga baik-baik saja.

Apa pesan istri yang selalu Anda ingat, untuk modal di dunia politik?

Pesannya, jalankan yang diyakini itu dengan cara yang baik. Kalau mau berjuang, berikhtiar, niatkan untuk kebaikan. Apapun hasilnya, itulah yang terbaik.

Kadang-kadang memang hasil tidak terbaik menurut kacamata kita, tapi terbaik menurut kacamata Allah SWT. Itulah yang membesarkan hati saya.

Karena memang di politik dunianya seperti ini. Jadi, kita niatkan kebaikan saja. Apapun hasilnya kita terima sebagai sebuah kebaikan.

Apa yang ingin Anda pesankan untuk kader PAN di Jawa Timur?

Saya ingin memberikan underline, kepada masyarakat Jawa Timur khususnya, bahwa kita warga negara Indonesia yang hidup di tanah Indonesia yang diatur oleh kebijakan publik yang diatur oleh politik.

Maka, saya mengimbau pada semuanya. Jangan pernah merasa alergi, merasa tidak nyaman dengan dunia politik dan kemudian menjadi apatis. Nah, kalau kita menjadi apatis, kedaulatan bangsa ini yang akan terganggu.

Dari mulai generasi yang paling senior, sampai generasi muda cobalah mendekat dan mencari tahu tentang dunia politik. Dan kami, keluarga besar Partai Amanat Nasional terbuka untuk dialog.

Dan, buat keluarga saya di Partai Amanat Nasional di seluruh wilayah Jawa Timur, kita harus meyakini, menghormati bahwa Jawa Timur adalah basis nasionalis dan relegius terutama Nahdliyin.

Saya mengimbau kepada semuanya, mereka semua saudara tujuannya untuk masalah kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Jawa Timur.

Tidak ada lahan yang kosong, tidak ada lahan yang kering, yang sulit untuk kita berinteraksi dan bersosialisasi. Tetap semangat untuk Jawa Timur sebagai basis PAN. (yusron naufal putra)                 

Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved