Konflik Partai Demokrat

Mayor AHY Semprot Jenderal Moeldoko Soal 'Tarikan Ideologis' Jelang Pilpres 2024: Bohong Lagi

Ketua Umum Partai Demokrat, Mayor AHY menyemprot Jenderal Moeldoko terkait pernyataan 'tarikan ideologis' jelang Pilpres 2024.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA/tangkapan layar
Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Moeldoko. Foto kanan : Ketua Umum Partai Demokrat versi Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Mayor AHy semprot Jenderal Moeldoko soal pernyataan 'tarikan ideologis' jelang Pilpres 2024. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Mayor Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyemprot Jenderal Moeldoko terkait pernyataan ' tarikan ideologis' di partai mercy.  

Tak lama ini, Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko mengungkapkan ada kecenderungan tarikan ideologis di tubuh Partai Demokrat jelang Pilpres 2024, seperti diunggah di akun Instagramnya.

Pernyataan tersebut membuat AHY bereaksi keras, bahkan menyebut Moeldoko bohong lagi. 

Tak hanya itu, kubu Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang pun dianggap sebagai gerombolan yang memproduksi hoax, fitnah dan adu domba.  

Terkait pernyataan Moeldoko, AHY mengaku tak kaget. Ia menilai, Moeldoko dan kelompoknya, berbohong bukanlah sesuatu yang baru.

"Kita pikir, setelah lebih dari tiga minggu tidak bersuara, KSP Moeldoko akan mengeluarkan argumen yang bernas (berita nasional), ternyata cuma pernyataan bohong lagi dan bohong lagi.

Bahkan seolah menghasut dengan pernyataannya soal pertentangan ideologi," kata AHY dalam konferensi pers melalui akun Youtube AHY, Senin (29/3/2021).

Klaim situasi ideologis di Partai Demokrat mengganggu Indonesia Emas di tahun 2045

Sebelumnya, Moeldoko mengaku menerima jabatan ketua umum Partai Demokrat berdasarkan KLB di Deli Serdang karena ada pergeseran demokrasi di tubuh Partai Demokrat.

Selanjutnya, ia juga mengatakan bahwa pertarungan ideologis menguat jelang tahun politik 2024, termasuk pertarungan ideologis di tubuh Partai Demokrat.

Moeldoko beralasan, situasi ini akan mengganggu tercapainya Indonesia Emas 2045 mendatang.

“Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Partai Demokrat.

Jadi ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara.

Itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat,” ungkap Moeldoko, pada akun Instagram miliknya @dr_Moeldoko, Minggu (28/3/2021).

AHY minta penjelasan

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved