KKB Papua

KKB Papua Sudah Terdesak Satgas Nemangkawi, TNI Segera Kirim Lagi Pasukan Berkemampuan Raider

KKB Papua Sudah Terdesak Satgas Nemangkawi, Pihak TNI segera mengirimkan pasukan berkemampuan Raider yakni Yonif Raider 613/Raja Alam ke Papua

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
tni.mil.id
Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto saat mengecek kesiapan pasukan Raider yang akan dikirim ke Papua 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Pihak TNI segera mengirimkan pasukan berkemampuan Raider yakni Yonif Raider 613/Raja Alam ke Papua, dalam rangka tugas operasi pengamanan perbatasan (Pamtas).

Meski bertugas untuk mengamankan perbatasan, tapi tak menutup kemungkinan mereka akan berhadapan dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.

Sedangkan saat ini kondisi KKB Papua sudah semakin terdesak karena diburu oleh TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi.

Baca juga: Pasukan Paskhas TNI AU Pulang Setelah 9 Bulan Bertugas dan Digempur KKB Papua, Dapat Penghargaan

Baca juga: Kabar Terbaru Kasus Bripka MRA dan SAP, Oknum Polisi yang Jual Amunisi dan Senjata ke KKB Papua

Melansir dari laman tni.mil.id, Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Heri Wiranto didampingi Danrem 092/Mrl Brigjen TNI Suratno melakukan pengecekan kesiapan atau gelar pasukan Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 613/Raja Alam, Rabu(24/03/2021).

Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyongsong persiapan tugas operasi pengamanan perbatasan (Pamtas) diwilayah Papua untuk menggantikan Yonif Raider 900/SBW.

Di Mako Yonif Raider 613/Raja Alam, Pangdam VI Mulawarman langsung mengecek seluruh kesiapan Prajurit termasuk persenjataan dan perlengkapan yang akan digunakan selama menjalankan tugas pengamanan di wilayah Papua.

Dalam kesempatan tersebut,Pangdam VI/Mlw Mayjen TNI Heri Wiranto meminta Satgas Yonif Raider 613/Rja dalam Ops Pamtas RI -PNG harus mampu dan bisa mengaplikasikan latihan pratugas yang sudah diberikan baik taktik dan teknik bertempur.

Selain itu, kemampuan Binter dan Intelijen serta prosedur hukum dalam setiap kegiatan operasi.

Melansir dari Wikipedia, Batalyon Infanteri Raider 613/Raja Alam lebih dikenal dengan Yonif Raider 613/Raja Alam.

Marupakan batalyon infanteri Raider di bawah Brigade Infanteri 24/Bulungan Cakti, Kodam VI/Mulawarman.

Batalyon ini bermarkas di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

Nama Yonif diambil dari nama raja pertama Kesultanan Sambaliung yang pernah melawan Belanda yaitu Raja Alam yang bergelar Sultan Alimuddin.

Pada tanggal 13 April 2016 Bertempat di lapangan Kesatriaan Amirul Isnaini Daun Lumbun Jl. Veteran Kec. Cilacap Selatan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah Pangdam VI/Mulawarman Mayjen TNI Benny Indra Pujihastono menutup Latihan Raider yang diikuti oleh 650 Prajurit Yonif 613/Raja Alam.

Satuan Yonif 613/Raja Alam resmi menyandang sebagai satuan Raider dengan nama Yonif Raider 613/Raja Alam.

Satuan Raider merupakan satuan tempur yang memiliki kualifikasi khusus, yang disiapkan untuk menghadapi perkembangan lingkungan strategis berdasarkan hakikat ancaman yang akan terjadi di seluruh penjuru tanah air.

Untuk itu, prajurit Raider harus selalu siap siaga untuk digerakkan melaksanakan tugas kapanpun dan dimanapun, baik dalam rangka Operasi Militer untuk Perang maupun Operasi Militer Selain Perang.

Setiap prajurit Raider dituntut untuk selalu siap dan mampu beroperasi di segala bentuk medan dan cuaca dengan mengutamakan unsur pendadakan.

Pasukan Raider harus mampu bergerak secara cepat, rahasia dan senyap untuk mendekati, merebut dan menghancurkan sasaran secara tepat.

KKB Papua terdesak

Sementara itu, siasat Satgas Nemangkawi, gabungan dari prajurit TNI-Polri berhasil membuat KKB Papua semakin terdesak.

Saat ini Satgas Nemangkawi semakin menggiatkan operasi setelah ulah KKB Papua yang kian beringas, di antaranya menyandera pilot dan penumpang Susi Air.

Dalam video viral di Instagram, tampak seorang pimpinan OPM berkomunikasi dengan pentolan KKB Papua Lainnya.

Mereka berkomunikasi menggunakan alat handytalky (HT). Keduanya sama-sama menceritakan kondisinya.

Bahkan, salah satu pentolan OPM memilih mundur duluan. 

Berikut dialog antar pimpinan KKB Papua yang sudah merasakan sulitnya hidup dan kelaparan di hutan.

Video viral itu diunggah akun Instagram @gardadepan_ind.

Tampak seorang pimpinan KKB berdialog dengan kelompok lain.

Pimpinan KKB yang memakai kaus tanpa lengan dan bercelana pendek ini  mengaku capek karena gerakannya terus dipantau TNI-Polri

Dia mengaku persediaan makanannya kini sudah habis. 

"Mereka (TNI-Polri) semakin banyak, kami mau mundur saja," kata pentolan KKB ini dengan bahasa asli Papua.

Rekannya di seberang sambungan HT pun merasakan hal yang sama.   

"Jadi begini bapa, kami disini juga susah, di sini kami juga susah untuk makan," katanya. 

Selanjutnya pentolan KKB ini memutuskan akan mundur, sementara kelompok lain di seberang diminta untuk tetap bertahan. 

"Ya sudah kalau kalian bertahan, kami mundur duluan saja," katanya. 

Pentolan KKB menyerah

Didampingi ibu dan istri, pimpinan KKB di Distrik Kosiwo, Kabupaten Yapen, Papua, menyerahkan diri dan menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rabu (17/3/2021).

Saat itu, Noak Orarei mencium bendera merah putih di depan Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi.

"Saya NKRI, Saya Indonesia," kata Noak di halaman Polres Kepulauan Yapen. 

Noak juga menyerahkan dua senjata rakitan, amunisi dan bendera bintang kejora dan seragam loreng.

Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi menjelaskan, pendekatan yang dilakukan aparat keamanan untuk mengajak Noak bergabung lagi dengan NKRI tak mudah.

Noak, menurutnya, sempat ragu karena khawatir akan reaksi aparat keamanan.

Namun setelah dilakukan pendekatan dengan tetap mengedepankan kemanusiaan dan mengutamakan kesejahteraan Noak sekeluarga, polisi berhasil meyakinkan pimpinan KKB tersebut.

"Saya juga meyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat hingga Noak Orarei dapat kembali setia kepada Pancasila dan UUD 1945," ujar Ferdyan.

Dalam kesempatan itu, Noak juga sempat mengajak rekan-rekannya di KKB untuk menyerahkan diri.

"Kepada teman-teman di seluruh Papua khususnya di Kabupaten Kepulauan Yapen yang masih mendukung memperjuangkan kemerdekaan Papua agar segera mengikuti jejak saya, bergabung dengan NKRI," ujar Noak.

Sementara itu, Ferdyan mengaku akan meminta pemerintah daerah setempat agar mendukung Noak.

"Pemda harus memperhatikan saudara Noak Orarei karena dia salah satu dari masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen," jelas Ferdyan.

Seperti diberitakan sebelumnya, Noak saat itu juga menyerahkan dua pucuk senjata api rakitan dengan sejumlah 15 butir amunisi.

Amunisi itu terdiri dari tujuh butir peluru tajam SS1 kaliber 5.56 milimeter, tujuh butir peluru revolver kaliber 86 pin, serta satu butir peluru SS1-V5 kaliber 5.56 milimeter.

Baca berita KKB Papua lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved