Berita Surabaya

Disusun 2020, Dwi Hari Luncurkan Buku "Pro-Kontra PLTN", Pengalaman Pribadi selama Bertugas di DEN

Mantan anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Ir Dwi Hary Soeryadi, MMT, meluncurkan buku "Pro-Kontra PLTN”.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Parmin
surya.co.id/sri handi lestari
Dwi Hary Soeryadi bersama buku Pro-Kontra PLTN yang diluncurkan Jumat (26/3/2021).  

"Karena Indonesia ada pada zona ring of fire atau jalur gunung berapi," tambah Dwi Hary. 

Disamping itu dengan besarnya potensi Sumber Energi Terbarukan Indonesia yang sangat berlimpah, mulai dari air, matahari, panas bumi, angin, bio, dan laut juga menjadikan pertimbangan yang tidak boleh dikesampingkan.

Data di direktorat jendral EBTKE Kementrian ESDM totalnya 417,8 GW, dan baru termanfaatkan hanya 2,5 persen.

Begitu juga sebaliknya, dengan perkembangan teknologi nuklir yang semakin mutakhir, telah hadir yang disebut dengan “Nuklir FUSI” .

Teknologi ini tidak menghasilkan limbah radioaktif sehingga mengurangi risiko kecelakaan, membawa semakin dekatnya kepada teknologi yang sesuai dengan harapan semua masyarakat di seluruh dunia.

"Nuklir FUSI sangat berbeda karakter dengan Nuklir FISI yang saat ini dipakai oleh semua PLTN diseluruh dunia yang mempunyai risiko meledak / bocor yang berdampak kecelakaan yang sangat fatal," jelas Dwi Hary.

Dalam buku yang terdiri atas 236 halaman tersebut, juga menyajikan data-data riil energi fosil nasional yang tersisa, dan data-data riil potensi energi terbarukan nasional yang ada yang sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Serta seputar tentang PLTN, perkembangannya, manfaatnya bagi manusia, dan juga bahayanya. Hal itu semua, untuk memperluas wawasan pembaca maupun sebagai referensi para mahasiswa yang berminat ambil tema skripsinya dibidang ini.

Dalam buku tersebut, Dwi Hary, yang mengawali karir di perusahaan kontraktor nasional PT Alkon, tidak bersikap pro maupun kontra. Bahkan memberikan kebebasan kepada pembaca untuk memilih dan menentukan sikap.

"Yang tentunya hanya untuk kepentingan bangsa dan negara ini di masa sekarang maupun dimasa yang akan datang. Pro – Kontra itu mencerdaskan, dan bukan jamannya lagi memaksakan kehendak," jelas Dwi Hary, yang memberi diskon bagi mahasiswa yang membeli bukunya sebesar 50 persen. 

Terlebih diselesaikan dengan cara-cara yang tidak elegan, dengan cara lobi-lobi atau semacamnya. Akan fatal akibatnya.

"Untuk itu sudah saatnya pemerintah memberi ruang kepada mereka bertemu mencari solusi bersama yang terbaik untuk masa depan energi negeri ini," tandas Dwi Hary.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved