Terdesak Satgas Nemangkawi, KKB Papua Mau Culik Gadis Muda Dirudapaksa Biar Dapat Uang, Video Viral
Akibat terdesak Satgas Nemangkawi (gabungan prajurit TNI dan Polri), kelompok kriminal bersenjata (KKB) kini semakin nekat.
SURYA.CO.ID - Akibat terdesak Satgas Nemangkawi (gabungan prajurit TNI dan Polri), kelompok kriminal bersenjata (KKB) kini semakin nekat.
Pimpinan KKB Papua bahkan memerintahkan anak buahnya untuk menculik gadis muda untuk dirudapaksa.
Tak hanya itu, mereka juga membuat siasat licik dengan memesan (booking) gadis-gadis untuk diajak bercinta disebuah lokasi.
Pimpinan KKB Papua ini juga berencana membunuh warga sipil untuk mendapat upeti alias uang.
Hal ini terungkap dalam video viral yang beredar di media sosial, seperti di akun Instagram gardadepan_ind, Jumat (19/3/2021),
Dalam video viral itu terlihat seorang pimpinan KKB memerintahkan seseorang lewat handytalky (HT).
"Gadis muda culik mereke ke kebun. Saya sudah siapkan tempat di kebun di tempatnya bercinta Hitadipa," perintah pimpinan KKB melalui HT ke anak buahnya.
• Rizieq Shihab Merendahkan Kehormatan dan Martabat Hakim? KY Buat Analisis, Ini Sanksi Jika Terbukti
Baca juga: Biodata Gede Pasek Suardika yang Sebut SBY Sempat Tawarkan Ani Yudhoyono Ketum Demokrat: Loyalis AU
Bahkan, pimpinan KKB ini memerintahkan anak buahnya untuk masuk ke rumah-rumah atau komplek keluarga.
"Siap bapa ada tempat bercinta keluarganya dimana, kita masuk saja," jawab sang anak buah.
PImpinan KKB ini lalu memberitahukan jika dia sudah BO di Hubimba gadis di bawah umur.
"Saya mau bunuh orang di Kabupaten Enoarotali
Untuk tambah uang 2 miliar 350 juta," katanya.
Terdesak Satgas Nemangkawi hingga Kelaparan
Sebelumnya, dalam video serupa terungkap jika KKB Papua kini tengah kelaparan dan makin susah bergerak setelah terdesak Satgas Nemangkawi.
Saat ini Satgas Nemangkawi semakin menggiatkan operasi setelah ulah KKB Papua yang kian beringas, di antaranya menyandera pilot dan penumpang Susi Air.
Dalam video viral di Instagram, tampak seorang pimpinan OPM berkomunikasi dengan pentolan KKB Papua Lainnya.
Mereka berkomunikasi menggunakan alat handytalky (HT). Keduanya sama-sama menceritakan kondisinya.
Bahkan, salah satu pentolan OPM memilih mundur duluan.
Video viral itu diunggah akun Instagram @gardadepan_ind.
Pimpinan KKB yang memakai kaus tanpa lengan dan bercelana pendek ini mengaku capek karena gerakannya terus dipantau TNI-Polri.
Dia mengaku persediaan makanannya kini sudah habis.
"Mereka (TNI-Polri) semakin banyak, kami mau mundur saja," kata pentolan KKB ini dengan bahasa asli Papua.
Rekannya di seberang sambungan HT pun merasakan hal yang sama.
"Jadi begini bapa, kami disini juga susah, di sini kami juga susah untuk makan," katanya.
Selanjutnya pentolan KKB ini memutuskan akan mundur, sementara kelompok lain di seberang diminta untuk tetap bertahan.
"Ya sudah kalau kalian bertahan, kami mundur duluan saja," katanya.
Pentolan KKB menyerah
Di bagian lain, pimpinan KKB Noak Orarei mengikrarkan kembali ke NKRI.
Didampingi ibu dan istri, pimpinan KKB di Distrik Kosiwo, Kabupaten Yapen, Papua, itu menyerahkan diri dan menyatakan setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Rabu (17/3/2021).
Saat itu, Noak Orarei mencium bendera merah putih di depan Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi.
"Saya NKRI, Saya Indonesia," kata Noak di halaman Polres Kepulauan Yapen.
Noak juga menyerahkan dua senjata rakitan, amunisi dan bendera bintang kejora dan seragam loreng.
Kapolres Kepulauan Yapen AKBP Ferdyan Indra Fahmi menjelaskan, pendekatan yang dilakukan aparat keamanan untuk mengajak Noak bergabung lagi dengan NKRI tak mudah.

Noak, menurutnya, sempat ragu karena khawatir akan reaksi aparat keamanan.
Namun setelah dilakukan pendekatan dengan tetap mengedepankan kemanusiaan dan mengutamakan kesejahteraan Noak sekeluarga, polisi berhasil meyakinkan pimpinan KKB tersebut.
"Saya juga meyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat hingga Noak Orarei dapat kembali setia kepada Pancasila dan UUD 1945," ujar Ferdyan.
Dalam kesempatan itu, Noak juga sempat mengajak rekan-rekannya di KKB untuk menyerahkan diri.
"Kepada teman-teman di seluruh Papua khususnya di Kabupaten Kepulauan Yapen yang masih mendukung memperjuangkan kemerdekaan Papua agar segera mengikuti jejak saya, bergabung dengan NKRI," ujar Noak.
Sementara itu, Ferdyan mengaku akan meminta pemerintah daerah setempat agar mendukung Noak.
"Pemda harus memperhatikan saudara Noak Orarei karena dia salah satu dari masyarakat di Kabupaten Kepulauan Yapen," jelas Ferdyan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Noak saat itu juga menyerahkan dua pucuk senjata api rakitan dengan sejumlah 15 butir amunisi.
Amunisi itu terdiri dari tujuh butir peluru tajam SS1 kaliber 5.56 milimeter, tujuh butir peluru revolver kaliber 86 pin, serta satu butir peluru SS1-V5 kaliber 5.56 milimeter.
Baca berita lainnya terkait Prajurit TNI-Polri Buru KKB Papua