Terbongkar Taktik Keji KKB Papua Mirip Ali Kalora Cs dari MIT Poso, TNI: Jadikan Warga Tameng Hidup

Terbongkar taktik keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menebar teror. KKB Papua pakai strategi mirip Ali Kalora Cs dari MIT Poso.

Kolase Tribunnews dan Istimewa
KKB Papua (kiri) dan Ali Kalora Cs dari MIT Poso (kanan). Terbongkar Taktik Keji KKB Papua ternyata Mirip Ali Kalora Cs dari MIT Poso 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Terbongkar taktik keji Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua menebar teror.

Ternyata mirip dengan Ali Kalora Cs dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah.

Hal ini terungkap saat TNI berhasil menemukan tempat yang diduga kuat persembunyian KKB Papua berupa gua dan rumah pohon yang dijadikan sebagai pos tinjau.

Mengenal OPM yang Kini Terpecah Belah Jadi 3 Sayap dan Bersaing. Salah satunya KKB Papua yang Sering Bikin Onar
Mengenal OPM yang Kini Terpecah Belah Jadi 3 Sayap dan Bersaing. Salah satunya KKB Papua yang Sering Bikin Onar (Youtube via Tribun Manado)

Baca juga: Fakta Terbaru KKB Papua dan Aksi Kejinya, TNI-Polri Ungkap Musuh Lain Ada di Dalam dan Luar Negeri

Baca juga: Biodata Brigjen TNI Farid Jenderal dari Kopassus yang Buru Ali Kalora Cs, Kelahiran Bangkalan Madura

Seperti dilansir dari Tribunpalu.com dalam artikel 'TNI Temukan Kemiripan Persembunyian KKB Papua dan MIT Poso'

Tempat tersebut ditemukan Tim Patroli Yonif Raider 715/Mtl di Distrik Sugapa, Timika, Papua, Selasa (9/3/2021).

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan ( Kogabwilhan ) III Kolonel Czi IGN Suriastawa menyebutkan, temuan itu menunjukkan KKB Papua menggunakan taktik gerilya dalam serangkaian aksinya.

Dia menyebut teknik gerilya KKB Papua di kampung, hutan, dan gunung Papua memiliki kemiripan dengan aksi kelompok teroris Ali Kalora Cs dari MIT Poso.

"Apabila merasa kuat, mereka akan menyerang pos TNI-Polri yang dianggap lengah, menjadikan warga sebagai tameng hidup dan mendapatkan logistik dari warga," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Menurut Suriastawa, warga yang mengungsi karena takut KKB Papua ini kemudian diputarbalikkan faktanya di hadapan media, termasuk menyebarluaskannya melalui media sosial.

Dia menegaskan, front politik dan klandestin yang membuat berita di media bahwa warga mengungsi karena ada intimidasi dari aparat TNI-Polri.

"Selain dimuat di media online tertentu, mereka sering memanfaatkan akun-akun yang memiliki banyak followers agar viral di berbagai platform medsos.

Tak jarang berita bohong ini dilengkapi dengan foto-foto lama atau dari kejadian lain hanya untuk mendapatkan framing," ujar Suriastawa.

Fakta Terbaru KKB Papua dan Aksi Kejinya

Kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua kerap mengganggu warga di Kabupaten Intan Jaya dan Nduga. Aksi separatis ini membuat Papua terancam
Kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua kerap mengganggu warga di Kabupaten Intan Jaya dan Nduga. Aksi separatis ini membuat Papua terancam (Sumber: Tribunnews.com)

Selain itu, terungkap juga fakta terbaru tentang KKB Papua dan aksi kejinya.

Fakta-fakta ini dibeberkan oleh Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa, Senin (8/3/2021).

Suriastawa menyebut kalau sebenarnya KKB Papua merupakan salah satu dari pecahan sayap Organisasi Papua Merdeka atau OPM.

KKB Papua juga bersaing dengan sayap OPM lainnya untuk berebut kepentingan.

Selain itu, Suriastawa juga mengungkap musuh lain selain KKB Papua, yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Kompas TV dalam artikel 'Lawan TNI-Polri Bukan Lagi Hanya KKB, Ini Musuh Baru yang Dihadapi Terkait Papua'

1. KKB Papua pecahan sayap OPM

Kepala Penerangan Kogabwilhan III, Kolonel Gusti Nyoman Suriastawa, mengungkap kekuatan dan cara kelompok Organisasi Papua Merdeka atau OPM melakukan perlawanan terhadap TNI-Polri.

Menurut dia, terdapat banyak faksi di lingkup internal OPM.

Mereka pun saling berebut kepentingan. Namun demikian, secara garis besar ada tiga sayap gerakan di tubuh OPM.

Ketiga sayap gerakan tersebut, kata Suriastawa, di antaranya yakni sayap politik, klandestin, dan bersenjata.

Sayap yang disebut terakhir adalah KKB Papua yang selama ini melakukan teror terhadap warga dan serangan kepada TNI-Polri.

"Di internal mereka terdapat banyak faksi dan saling berebut kepentingan," kata Suriastawa melalui keterangan resminya pada Senin (8/3/2021).

"Namun secara garis besar kelompok yang menamakan dirinya OPM ini terdiri dari 3 sayap gerakan, yaitu sayap politik, klandestin dan bersenjata." lanjut Suriastawa.

2. Aksi keji mereka

Suriastawa melanjutkan, ketiga sayap gerakan tersebut melakukan aksi keji dengan memanfaatkan media sosial atau medsos untuk saling berkomunikasi.

Biasanya, ketiga sayap gerakan OPM tersebut berkomunikasi untuk merencanakan aksi.

Selain itu, juga menyebarkan berita bohong.

Hal itu dilakukan untuk membentuk opini publik, sehingga membuat citra buruk tentang pemerintahan Indonesia, termasuk TNI-Polri terkait persoalan Papua.

"Tiga sayap gerakan ini memanfaatkan medsos untuk saling berkomunikasi, merencanakan aksi dan menyebarkan berita bohong," ucap Suriastawa.

"Membentuk opini buruk memang cara mereka untuk menyudutkan pemerintah Indonesia (termasuk TNI/Polri) terkait masalah Papua melalui berbagai platform medsos." lanjut Suriastawa.

3. Mengaku berhasil tembak mati TNI-Polri

Dalam praktiknya, Suriastawa menjelaskan, grup mereka di medsos sering memberitakan bahwa mereka berhasil menembak mati puluhan TNI-Polri.

Termasuk menyebutkan waktu dan tempat kejadian dalam menyebarkan informasinya. Ini dilakukan agar seolah-olah aksi yang mereka lakukan benar-benar terjadi.

"Mereka di medsos sering memberitakan berhasil menembak mati puluhan TNI/Polri dengan menyebut waktu dan tempat tertentu agar seolah-olah benar terjadi, padahal berita tersebut bohong," ujarnya.

4. Musuh lain dari dalam dan luar negeri

Lebih lanjut, Suriastawa mengatakan, bahwa yang dihadapi pihak TNI-Polri saat ini bukan lagi hanya dari KKB Papua saja.

Melainkan juga kelompok klandestin. Kelompok ini, kata Suriastawa, berada di dalam maupun luar negeri.

Selain itu, profesi kelompok ini bisa apa saja.

"Jadi, yang dihadapi bukan hanya KKB Papua yang ada di gunung-gunung saja," kata Suriastawa.

"Tetapi juga politik (dalam dan luar negeri) dan kelompok klandestin yang bisa berprofesi apapun." pungkas Suriastawa.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved