Sosok Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak yang Bakal Dilaporkan Kubu Moeldoko, Apa Itu Santet Banten?

Berikut ini sosok Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, Banten yang akan mengirimkan santet Banten kepada KSP Moeldoko seusai gelaran KLB Deli Serdang.

Editor: Iksan Fauzi
Kolase KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN/TribunMedan
Ilustrasi: dukun santet. Mengenal santet Banten yang diucap Bupati Lebak untuk Moeldoko, Bisa Dikirim Angin hingga Api. Foto kanan : Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat ditemui di Pendopo Bupati Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Rabu (19/8/2020). 

Apa Itu Santet Banten?

Mengutip karya disertasi kriminolog Universitas Indonesia, Tb Ronny Nitibaskara yang berjudul “Reaksi Sosial Terhadap Tersangka Dukun Teluh di Pedesaan Banten Jawa Barat (1985-1990)”, dijelaskan bahwa praktik ilmu santet atau teluh di wilayah Banten sudah dihayati dari masa ke masa sejak zaman Banten Lama atau sebelum masuknya Islam.

Menurut keyakinan penduduk Banten, terdapat bermacam ilmu teluh berdasarkan caranya.

Yakni teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan.

Dua yang pertama mengirim benda-benda seperti jarum, paku, dan beling (pecahan kaca) lewat angin dan air.

Teluh geni (api/baja) memberi hasil lebih cepat, dengan memasukkan pisau kecil ke dalam sebuah gelas, ditutup kain, dan dibacakan mantra-mantra; jika pisau hilang dan air menjadi merah pertanda korban sebentar lagi mengalami bencana.

Untuk teluh pangjarahan dilakukan dengan meminta kepada roh halus yang menempati kuburan.

Tak seram, tapi ditakuti

Sementara itu, praktisi supranatural, Ki Geni Seketi mengatakan, terkait santet atau teluh, di Indonesia ada banyak daerah yang terkenal dengan ilmu santetnya yang bisa menyakitkan bahkan bisa membuat nyawa seseorang hilang.

"Salah satu suku yang juga terkenal dengan santetnya adalah Suku Baduy Banten.

Memang, suku ini lambat laun semakin terbuka dengan masyarakat luar.

Namun, mereka tetap ditakuti karena masih melestarikan ilmu-ilmu gaib dari para leluhur," katanya seperti dikutip dari TribunBanten.com, Senin (8/3/2021).

Menurutnya, selama orang tidak mengganggu urusan dan merusak wilayah warga Suku Baduy, mereka tidak akan menggunakan ilmunya untuk melukai.

"Masyarakat suku ini tidak seseram yang dibayangkan kok.

Mereka sangat ramah dengan orang baru dan bersikap lemah lembut.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved