Peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW
Sejarah Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW dalam Kitab Sirah Nabawiyah Karya Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam
Isra Mikraj merupakan peristiwa penting yang dialami Nabi Muhammad SAW saat masih berdakwa di Mekkah.
Penulis: Eko Darmoko | Editor: Parmin
Di kalangan Quraisy, Abu Bakar dikenal sebagai sesepuh dan orang terpercaya.
Abu Bakar juga pernah pergi ke Baitul Maqdis.
Lantas, Abu Bakar bertanya kepada Rasulullah: “Wahai Nabi Allah, benarkah engkau telah bercerita kepada manusia, bahwa pada malam ini engkau pergi ke Baitul Maqdis?”
Rasulullah menjawab: “Ya, benar.” Lalu Abu Bakar berkata: “Kalau begitu, tolong ceritakan kepadaku ciri-ciri Baitul Maqdis, karena sebelumnya aku pernah ke sana!”
Kemudian, Nabi Muhammad SAW menjawab pertanyaan Abu Bakar dan menjelaskan tentang ciri-ciri Baitul Maqdis kepada orang-orang Quraisy di Mekkah.
Setelah mendengar penjelasan Nabi Muhammad SAW tentang ciri-ciri Baitul Maqdis, Abu Bakar berkata: “Engkau berkata benar.
Aku bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah.” Nabi Muhammad SAW pun membalas perkataan Abu Bakar dengan kalimat: “Engkau wahai Abu Bakar adalah Ash-Shiddiq (orang yang membenarkan).”
Peristiwa Isra selalu lekat dengan keberadaan hewan Buraq.
Mengenai Buraq, dalam Sirah Nabawiyah, Nabi Muhammad SAW berkata (Hadits Shahib Tirmidzi): “Ketika aku mendekati hewan tersebut untuk menaikinya, hewan tersebut menunjukkan sikap tidak suka, kemudian Malaikat Jibril menegurnya dan berkata ‘Kenapa engkau tidak malu atas apa yang engkau perbuat, wahai Buraq?
Demi Allah, engkau memang pernah dinaiki hamba Allah sebelum Muhammad, namun tak satu pun dari mereka yang lebih mulia di sisi Allah daripada Muhammad’.
Buraq pun merasa malu hingga keringatnya bercucuran. Setelah itu, ia bersikap jinak kemudian aku menaikinya.”
Setelah Nabi Muhammad SAW menuntaskan perjalanan Isra, kemudian beliau melanjutkan perjalanan Mikraj menuju langit bertemu dengan para nabi, para malaikat, dan Allah SWT.
Ibnu Ishaq berkata: “Demikianlah yang terjadi dengannya hingga sampai di langit ketujuh, lalu beliau bertemu dengan Tuhan-Nya dan Allah mewajibkan kepadanya lima puluh salat wajib dalam sehari.”
Setelah mendapat perintah salat lima puluh, Nabi Muhammad SAW turun dan berpapasan dengan Nabi Musa.
Terjadilah dialog antara Nabi Muhammad SAW dengan Nabi Musa tentang jumlah salat.