Sambang Kampung
Warga Dukuh Menanggal Surabaya Pinjamkan Inkubator Bayi, Kursi Roda dan Tabung Oksigen Secara Gratis
Menurut Aji Pramudya, dari peminjam biasanya ia menerima tanda mata berupa sayuran karena mereka dari pedesaan. Kalau diberi uang akan ia tolak.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Inkubator bayi, kursi roda dan tabung oksigen tersimpan rapi di rumah warga yang berada di Menanggal Indah VII nomor 20, Kelurahan Dukuh Menanggal Surabaya.
Kebutuhan untuk menunjang perawatan bayi prematur di rumah ini dipinjamkan secara gratis oleh Aji Pramudya sejak 2014.
"Yayasan sosial untuk anak yatim saja banyak, tetapi yang ngrumat bayi ini belum ada dan yang terjun juga masih minim, makanya saya tergugah untuk membantu," ungkap wiraswasta ini, Senin (8/3/2021).
Di bawah naungan Yayasan Bayi Prematur Indonesia (YBPI) dan Jurusan Teknik Mesin Universitas Indonesia, Aji menjadi Agen Relawan pertama di Surabaya yang menyediakan jasa peminjaman inkubator portable yang bisa digunakan di rumah.
"Perawatan bayi prematur biasanya butuh Inkubator, tapi di rumah sakit pemakaian inkubator biasanya di NICU dan biayanya dalam sehari minimal Rp 1,5 juta. Dari sana banyak bayi prematur di bawa pulang. Kasian kalau mereka tidak paham perawatannya, makanya kami hadir sebagai agen relawan," urai bapak tiga anak ini.
Aji mengawali jasa ini dengan membeli satu unit inkubator secara mandiri. Dan mulai bertambah seiring banyaknya peminjam inkubator ini.
Dikatakan Aji, rata-rata peminjam inkubatornya merupakan masyarakat dari ekonomi menengah ke bawah. Tetapi tak jarang pula ada penyewa dari kalangan elit.
"Biasanya mereka ingin bayinya dirawat dekat ibunya, kalau di rumah sakit kan harus terpisah. Dan saat mengembalikan inkubator ada yang sekalian memberi inkubator baru pada saya untuk dipinjamkan pada ibu-ibu lain yang membutuhkan," kenangnya.
Inkubator donasi tersebut kemudian dinamai sesuai dengan donator yang memberi. Dan saat dipinjamkan, Aji meminta peminjam untuk turut mendoakan donatur agar diberi kesehatan.
Dikatakan Aji, sebelum pandemi, ia biasa mengantarkan inkubator tersebut pada para peminjam. Meskipun lokasinya berada di luar kota maupun di pedesaan.
"Sekarang Agen relawan sudah cukup banyak di Jatim, di Surabaya saja ada enam. Tetapi misalkan ada di luar kota dan agen terdekat tidak ada unitnya juga bisa pinjam ke kami. Saya juga pernah ngirim ke Paiton karena agen terdekat unitnya kosong," terangnya.
Namun, sejak pandemi, untuk menjaga kesehatan bayi, ia meminta peminjam mengambil sendiri inkubator di rumahnya.
Menurutnya, dari peminjam biasanya ia menerima tanda mata berupa sayuran atau hasil berkebun karena mereka dari pedesaan. Namun, jika berupa uang akan ia tolak dan disarankan agar dipakai untuk kebutuhan bayi peminjam.
"Saya pinjamkan gratis dalam kondisi bersih dan steril. Tapi kadang juga ada yang tidak percaya dan takut kalau harus bayar kemudian nggak jadi pinjam," urainya.
Dikatakan Aji, ia hanya meminta data berupa KTP, KK dan surat keterangan dari rumah sakit untuk meminjamkan inkubator.
Dan inkubator bisa dipinjam hingga bayi mencapat berat badan 2,5 kilogram. Atau biasanya selama dua hingga tiga bulan.
Dan sekarang ia juga menambah satu lampu phototerapi untuk bayi kuning.
"Harapan saya dengan bayi-bayi ini di bawa pulang dan kami edukasi perawatannya. Maka para ibu dan anak terhindar dari stres dan asupan ASI bisa lancar," ujarnya.
Meskipun tidak memiliki latar belakang di dunia kesehatan, Aji mengaku para agen relawan juga mendapat edukasi dari dokter anak.
Seiring berjalannya waktu, Aji mulai menambah peralatan yang ia pinjamkan. Seperti tabung oksigen dan kursi roda yang banyak dibutuhkan.
"Saya banyak di lapangan, banyak yang butuh kursi roda. Dan beberapa bayi yang prematur ada yang butuh bantuan oksigen," lanjutnya.
Untuk kursi roda biasanya dipinjamkan untuk rawat jalan di rumah dan pasien dengan kemungkinan sembuh tanpa batasan waktu.
"Ada juga yang saya datangi tapi ternyata lumpuh permanen ya saya hibahkan kursi rodanya. Dan ada lagi kursi roda untuk umroh, karena kalau pinjam di mekkah mahal," lanjutnya.
Baginya melakukan tindakan sosial ini juga sebagai wujud pembelajaran pada anak-anaknya. Saat mengantarkan unit yang dipinjam, ia biasa mengajak anak-anaknya untuk melihat berbagai kondisi peminjam. Sehingga bisa lebih bersyukur dan empati pada sesama.
Sekretaris RW 7, Hari Subagio mengungkapkan, jasa yng ditawarkan warganya juga telah menjadi bagian aksi sosial warga kampung.
Warga lain turut menyebarkan informasi peminjaman inkubator tersebut pada yang membutuhkan.
"Bahkan kursi rodanya saat ini juga dipinjam warga kampung yang membutuhkan," urainya.