Biodata Andi Sudirman Sulaiman, Pengganti Gubernur Nurdin Abdullah yang Dibekuk KPK
Berikut ini biodata dan profil Andi Sudirman Sulaiman, pengganti Gubernur Nurdin Abdullah yang ditangkap KPK.
SURYA.CO.ID - Berikut ini biodata dan profil Andi Sudirman Sulaiman, Plt gubernur pengganti Nurdin Abdullah.
Nurdin Abdullah adalah Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kasus dugaan suap dan gratifikasi.
Penangkapan Nurdin ini terasa ironis karena selama ini ia dikenal sebagai kepala daerah yang menorehkan banyak prestasi, khususnya ketika menjabat Bupati Bantaeng.
Baca juga: Kronologi OTT KPK Nurdin Abdullah Berawal dari Laporan Masyarakat, Begini Cara Melaporkannya
Baca juga: Biodata Irjen Firman Santyabudi Putra Mantan Panglima ABRI Try Sutrisno, Kini Jadi Jenderal Polisi
Baca juga: Biodata Artidjo Alkostar, Dewan Pengawas KPK yang Meninggal Dunia Hari Ini, Kelahiran Situbondo
Baca juga: Biodata Millen Cyrus Keponakan Ashanty yang Ditangkap Lagi karena Narkoba, Nekat Lakukan 2 Hal ini
Andi Sudirman Sulaiman kini menjabat sebagai Wakil Gubernur (Wagub) Sulawesi Selatan dan baru berusia 37 tahun.
Andi Sudirman Sulaiman bakal ditunjuk Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagri sebagai Plt Gubernur Sulsel.
Dia menggantikan Nurdin Abdullah karena menjadi tersangka dalam kasus suap proyek infrastruktur di Sulsel.
Nurdin Abdullah pun akan diberhentikan oleh Presiden RI atas usulan Menteri Dalam Negeri.
Pemberhentikan gubernur atau kepala daerah diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (“UU 23/2014”) sebagaimana telah diubah terakhir oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (“UU 9/2015”) telah mengatur mengenai tata cara pemberhentian kepala daerah.
Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah berhenti karena:
a. meninggal dunia;
b. permintaan sendiri; atau
c. diberhentikan.
Apabila gubernur berhenti karena permintaan sendiri, maka dilakukan pengisian jabatan gubernur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai pemilihan kepala daerah.
Namun, dalam hal pengisian jabatan gubernur belum dilakukan, wakil gubernur melaksanakan tugas sehari-hari gubernur sampai dilantiknya wakil gubernur sebagai gubernur.
Kapan Andi Sudirman Sulaiman dilantik sebagai gubernur?
Kemendagri belum memastikan, namun tentunya ini akan berproses.
Mulai pada Ahad atau Minggu (28/2/2020) hari ini, dia pun akan seorang diri menjadi kepala daerah di Pemprov Sulsel.
Siapa Andi Sudirman Sulaiman?
Dikutip dari Wikipedia.org, Andi Sudirman Sulaiman lahir di Bone, 25 September 1983.
Usianya kini baru 37 tahun.
Jika merujuk pada tahun lahirnya, Andi Sudirman Sulaiman boleh dikata sebagai anak milenial.
Para ahli dan peneliti biasanya menggunakan awal 1980-an sebagai awal kelahiran kelompok ini dan pertengahan tahun 1990-an hingga awal 2000-an sebagai akhir kelahiran.
Beda dengan Nurdin Abdullah dari kelompok baby boomers atau dari Gen X karena lahir pada tahun 1963.
Pertama kali dalam sejarah, Pemprov Sulsel akan dipimpin gubernur milenial.
Andi Sudirman Sulaiman merupakan adik dari Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian Kabinet Kerja Jokowi-Jusuf Kalla periode 2014–2019.
Andi Sudirman Sulaiman lahir dan menghabiskan masa remajanya di Kabupaten Bone.
Dia merupakan anak ke-11 dari 12 bersaudara.
Ayahnya adalah anggota TNI sekaligus seorang petani.
Sedang ibunya dalam keseharian menjadi ibu rumah tangga (IRT).
Ia mengawali jenjang pendidikannya di SD Inpres 10 73 Mappesangka, Bone (1989-1995), SLTP Negeri 1 (Ujung Lamuru) Lappariaja, Bone (1995-1998), dan SMU Negeri 1 Watampone (1998-2001).
Ia banyak aktif dan memimpin organisasi intra sekolah seperti OSIS, Pramuka dan sebagai salah satu inisiator berdirinya ROHIS di sekolahnya.
Berhasil menyelesaikan studi kurang dari 4 tahun, ia juga terpilih dalam program “Thiess Undergraduate Scholarship Program” mewakili Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
Program beasiswa ikatan dinas ini sebagai awal menapaki jenjang karier di dunia professional perusahaan multinasional bersama PT Thiess Contractors Indonesia.
Selama kuliah, suami Naoemi Octarina itu juga aktif dalam organisasi luar kampus dan sebagai salah satu inisiator berdirinya pelajar mahasiswa “Forum Pelajar Mahasiswa” dan dipercayakan sebagai ketua umum pertama dalam organisasi tersebut.
Riwayat karier:
PT Offshore Services Indonesia (PMA Inggris/Singapura)
Posisi:
1. Project Manager (2017)
2. Deputy Project Manager (2013-2017)
PHE ONWJ DP2 DSV Saturation Diving Campaign (2013-2017)
ConocoPhillips DP2 DSV Saturation Diving Campaign (2014)
PT Marine Engineering Services (PMA Inggris/Singapura)
Posisi:
1. Engineering Project Coordinator (2010-2014)
ConocoPhillips EHMR EPCI Project (2012-2013)
PHE ONWJ Subsea Pipeline and Structural Installation Engineering (2010-2014)
2. Lead Project Services (2009)
ConocoPhillips - Tembang FEL Engineering Services
ConocoPhillips - Bawal FEL 3 Define Phase Engineering Services
PT Petrosea Tbk (PMA Australia)
Posisi:
Senior Project Controls Engineer (2008-2009)
Banpu Indominco - Bontang Coal; EPC Terminal Project Upgrade
Ilham Habibie Bara Utama EPC Pakar Coal Project
Cibaliung Sumber Daya (CSD) - Cibaliung Phase 2 Gold Project
PT Thiess Contractor
Posisi:
Project Controls Engineer (2007-2008)
Project Controls Engineer (2005-2007)
ConocoPhillips Suban EPC Phase 2 Gas Project.
Gelar Nurdin Abdullah Terancam Dicabut
Seperti diberitakan KPK menangkap Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah pada Sabtu (27/2) dini hari.
Ia ditangkap bersama beberapa orang lainnya. Nurdin diduga terjerat kasus dugaan tindak pidana korupsi.
Nurdin dikenal sebagai kepala daerah yang menorehkan banyak prestasi, khususnya ketika menjabat Bupati Bantaeng.
Nurdin menjabat sebagai Bupati Bantaeng selama 2 periode mulai 2008 hingga 2018.
Ketika itu ia diusung PKS, PBB, PKB, PPNUI, PNBK, Patriot, PIB, PSI, dan Partai Merdeka.
Selama 6 tahun awal ia memimpin, Bantaeng menyabet lebih dari 50 penghargaan tingkat nasional, termasuk 4 kali berturut-turut piala Adipura yang sebelumnya tidak pernah didapatkan.
Selain itu, 3 tahun berturut-turut meraih Otonomi Award dan berhasil memenangkan Innovative Government Award (IGA) tahun 2013 yang diadakan Kementerian Dalam Negeri.
Usai memimpin Bantaeng 2 periode, Nurdin mencalonkan diri di Pilgub Sulsel 2018. Nurdin berpasangan dengan Andi Sudirman Sulaiman.
Pasangan yang diusung PDIP, PAN, PKS, dan PSI itu berhasil menang dengan meraup 43,87% suara.
Nurdin-Andi mengalahkan 2 paslon lain yakni Nurdin Halid-Aziz Qahhar dan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar.
Nurdin juga sempat mendapatkan penghargaan Bung Hatta Anti-Corruption Award (BHACA) karena prestasinya membangun daerah pada 2017 lalu.
Penghargaan bergengsi ini pernah juga diterima oleh Erry Riyana Hardjapamekas, Busyro Muqoddas, Sri Mulyani, Jokowi, Ahok, hingga Tri Rismaharini.
Di laman Bung Hatta Award disebutkan bahwa Nurdin Abdullah telah membawa gebrakan pembangunan di Bantaeng.
"Selama dua periode memimpin Bantaeng Nurdin Abdullah telah banyak membuat gebrakan dalam pembangunan salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan ini. Berbagai perbaikan pelayanan publik dan pertumbuhan ekonomi di Bantaeng terjadi berkat berbagai terobosan dan inovasi yang dilakukan Nurdin sejak awal menjabat," tulis Bung Hatta Award di lamannya.
Dalam laman tersebut juga disebutkan bahwa sejak 2015 sudah sekitar 200 pemerintah kabupaten dan provinsi dari seluruh Indonesia yang belajar langsung ke Bantaeng mengenai peningkatan pelayanan publik dan terobosan dalam reformasi birokrasi.
Anggota dewan juri BHACA 2017, Zainal Arifin Mochtar mengatakan, penghargaan yang diterimanya Nurdin bisa dicabut jika ia terbukti terlibat korupsi.
"Bisa (dicabut). Dia (Nurdin Abdullah) juga menandatangani dan paham itu," kata salah satu anggota dewan juri BHACA 2017 Zainal Arifin Mochtar kepada Tribunnews.com, Sabtu (27/2).
Dewan juri BHACA 2017 lainnya, Bivitri Susanti, menerangkan penarikan penghargaan memiliki prosedur tersendiri. Adapun yang berwenang menarik award adalah organisasi BHACA yang dipimpin Shanti L Poesposoetjipto selaku Ketua Dewan Pengurus.
Sedangkan Bivitri bersama Betti Alisjahbana, Endy M. Bayuni, Paulus Agung Pambudhi, dan Zainal Arifin Mochtar hanya dewan juri.
"Soal penarikan award, di BHACA ada prosedurnya sendiri oleh BHACA sebagai organisasi, kami hanya juri, dan tentunya juga akan terkait dengan proses hukum, apakah ia nantinya terbukti bersalah atau tidak," kata Bivitri.
Bivitri mengatakan saat ini masih terlalu dini bersikap menarik atau tidak penghargaan BHACA yang diterima Nurdin.
Sebab KPK belum menentukan status hukum para pihak yang terjaring OTT.
"Saat ini masih terlalu dini. Bahkan belum lagi dalam batas 24 jam sampai KPK memeriksanya dan biasanya memberikan pernyataan. Kita tunggu saja perkembangannya," katanya.
Meski demikian, Bivitri menyesalkan Nurdin Abdullah terjaring OTT KPK.
Sebab ketika itu, dewan juri BHACA 2017 menelusuri rekam jejak Nurdin secara langsung ke lapangan.
Sehingga diharapkan Nurdin bisa menjadi inspirasi antikorupsi di kalangan pemerintah.
Selain dikenal sebagai kepala daerah berprestasi, Nurdin juga merupakan gubernur pertama di Indonesia dengan gelar profesor di bidang pertanian.
Nurdin diketahui merupakan Guru Besar Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ia juga sempat menekuni dunia pertanian dengan menempuh pendidikan magister dan doktoral di Kyushu University, Jepang.
Di Universitas yang sama, ia pun menyelesaikan studi S3 Doktor of Agriculture.(tribun network/ham/dod)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Bakal Jadi Gubernur Milenial, Profil Wagub Sulsel Andi Sudirman Sulaiman: Eks Ketua OSIS, Kehebatan