Konflik di Demokrat
7 Tokoh Demokrat Dipecat AHY, KLB Digelar Maret 2021, Pendiri Partai Klaim Kantongi Dukungan DPC
Sebanyak 7 tokoh Demokrat dipecat AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) selaku Ketua Umum memperuncing konflik di tubuh partai berlambang mercy tersebut.
SURYA.co.id | JAKARTA - Sebanyak 7 tokoh Demokrat dipecat AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) selaku Ketua Umum memperuncing konflik di tubuh partai berlambang mercy tersebut.
Setelah 7 tokoh Demokrat dipecat, para pendiri partai dominasi warna biru itu mengumumkan segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) setelah mengklaim mendapat dukungan dari DPC.
Adapun di dalam AD/ART Partai Demokrat, para pendiri mengklaim dukungan dari DPC disebut masih legal di tengah DPD dibelenggu oleh DPP.
Rencananya, para pendiri tersebut menggelar KLB Partai Demokrat awal Maret 2021.
Untuk kepastiannya, mereka bakal mengumumkan penyelenggaraan KLB Partai Demokrat H-3.
Baca juga: Biodata Syofwatillah Mohzaib, Dipecat AHY dari Partai Demokrat, Pembuat Alquran Terbesar di Dunia
Baca juga: Reaksi Keras Moeldoko Dituding SBY Terlibat Kudeta Ketum Demokrat: Jangan Menekan-nekan Saya Ya !
Siapa saja 7 tokoh Demokrat yang dipecat AHY? Mereka bukanlah orang sembarangan.

Di antaranya, ada nama mantan Sekjen Partai Demokrat sekaligus eks Ketua DPR RI, Marzuki Alie.
Mereka adalah Darmizal, Yus Sudarso, Tri Yulianto, Jhoni Allen Marbun, Syofwatillah Mohzaib, Ahmad Yahya dan Marzuki Alie.
Dalam rilis yang dikeluarkan pada Jumat (26/2/2021) malam, enam tokoh Demokrat dipecat karena terlibat gerakan kudeta AHY.
Sedangkan Marzuki Alie dipecat karena melakukan pelanggaran etika Partai Demokrat, sebagaimana rekomendasi Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat.
Marzuki Alie terbukti bersalah melakukan tingkah laku buruk dengan tindakan dan ucapannya.
Yakni, menyatakan secara terbuka di media massa dengan maksud agar diketahui publik secara luas tentang kebencian dan permusuhan kepada Partai Demokrat, terkait organisasi, kepemimpinan dan kepengurusan yang sah.
Kini, seiring dengan pemecatan 7 tokoh Demokrat, para pendiri menjawab dengan rencana KLB dalam waktu dekat.
Salah satu pendiri Partai Demokrat, Ilal Ferhad mengungkapkan, komitmen pendiri Partai Demokrat mengadakan KLB sudah tidak bisa dibendung.
"Awal Maret (2021)," ungkap Ilal Ferhad ditemui wartawan di Restoran Penang Bistro Oakwood, Mega Kuningan, Jakarta, Sabtu (27/2/2021).
Ilal mengklaim, KLB digelar awal Maret lantaran telah mendapatkan dukungan dari mayoritas DPC.
"Seandainya DPD dibelenggu AHY (ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono), DPC masih punya hak konstitusional," ujarnya.
Dia menyebutkan, landasan menjadikan dukungan DPC sebagai modal KLB mengacu pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART) pertama Demokrat.
Ketentuan tersebut ada di pasal 81 Anggaran Dasar dan 83 Anggaran Rumah Tangga.
"Jadi kami (gunakan) pintu-pintu untuk masuk KLB itu berdasarkan AD/ART versi pertama," ucapnya.
Di tempat yang sama, pendiri Demokrat lainnya, Hengky Luntungan mengungkapkan, jadwal penyelenggaraan bakal diumumkan menjelang digelarnya KLB.
"Nanti tiga hari sebelum KLB diumumkan," kata Hengky.
Alasan pendiri enggan menyampaikan jadwal pelaksanaan karena khawatir ada upaya-upaya yang dilakukan oleh DPP Demokrat.
Sehingga pelaksanaan KLB gagal dilakukan.
"Ibaratnya, kami sudah tanam pisang dan buahnya sudah matang, kami gak kasih tahu nanti diambil orang," ujar dia.
Moeldoko dituding SBY terlibat kudeta AHY
Beberapa hari lalu, tersebar video eks Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuding eks Panglima TNI Moeldoko terlibat dalam kudeta ketum Demokrat, Agus Harimurti (AHY).
Moeldoko yang saat ini menjabat Kepala Staf Presiden (KSP) di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun bereaksi keras.
Dalam tiga minggu ini, Moeldoko mengaku tidak mengikuti lagi perkembangan di internal Partai Demokrat.
Ia mengaku sibuk melakukan pekerjaan sebagai KSP serta mempersiapkan jelang pernikahan putrinya.
Ketika dikonfirmasi terkait video SBY yang menudingnya terlibat dalam rencana kudeta AHY, Moeldoko pun muntab.
Ia mengira, persoalan di internal Partai Demokrat sudah selesai.
Nyatanya, video SBY membuka masalah baru, perseteruannya dengan Moeldoko.
Moeldoko mengingatkan siapapun supaya tidak menekan-nekannya.
"Memang belum selesai di Demokrat? Saya pikir sudah selesai.
Kan saya enggak ngikutin ya," kata Moeldoko, seperti diberitakan Tribunnews sebelumnya, Kamis (25/2/2021).
Moeldoko mengatakan selama ini ia takmengikuti perkembangan Partai Demokrat.
Selain mengurus pekerjaan di KSP, ia harus mempersiapkan rencana pernikahan putrinya.
"Sehingga dalam 3 minggu terakhir ini saya sibuk mengurusi itu ya. Tiga-empat minggu terakhir ini."
"Sehingga saya nggak ngerti tuh perkembangan internal seperti itu, saya pikir sudah selesai," katanya.
Moeldoko memperingatkan pihak-pihak yang menudingnya merencanakan kudeta Partai Demokrat, agar tidak terus menekannya.
"Jadi janganlah menekan-nekan saya. Saya diam, jangan menekan-nekan dan saya ingin mengingatkan semuanya ya," katanya.
Menurut Moeldoko, apabila terus ditekan ia bisa mengambil sejumlah tindakan untuk meresponnya.
Karena ia sama sekali tidak tahu menahu isu kudeta tersebut.
"Jadi saya berharap jangan menekan saya seperti tadi saya katakan, saya tidak tahu situasi itu."
"Saya pesan seperti itu saja, karena saya punya hak seperti apa yang saya yakini. Itu saja makasih," pungkasnya.
Video SBY
Sebelumnya, SBY mengungkapkan soal isu aksi kudeta pada partainya.
SBY meyakini, Moeldoko juga mencatut beberapa nama pejabat tinggi pemerintah, dari Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD hingga Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal Budi Gunawan.
Bahkan, ia juga menyinggung nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Saya punya keyakinan nama Menko Polhukam Prof Mahfud dan Menkumham Yasonna Laolly dicatut namanya."
"Demikian juga, nama Kapolri Jendral Listyo Sigit dan KaBIN Jendral Budi Gunawan yang juga disebut-sebut namanya," terang SBY, dikutip dari video akun resmi Instagram, @bakomstrademokrat, Rabu (24/2/2021).
Meskipun demikian, pihaknya percaya intregritas para pejabat itu.
Dimana, mereka tak mungkin ikut dalam upaya kudeta partai Demokrat.
"Partai Demokrat tetap percaya, bahwa para pejabat tersebut memiliki integritas, betul-betul tidak tahu menahu, dan tidak masuk di akal jika ingin menganggu Partai Demokrat," jelas SBY.
Selain itu, SBY menyebut upaya dugaan kudeta oleh Moeldoko itu, di luar sepengetahuan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia juga yakin, Jokowi memiliki integritas menyikapi hal ini.
"Secara pribadi, apa yang dilakukan Moeldoko adalah di luar pengetahuan Presiden Jokowi."
"Saya juga yakin bahwa Presiden Jokowi memiliki integritas yang jauh berbeda dengan perilaku pembantu dekatnya itu," terangnya.
Sehingga, menurut pihaknya, upaya yang dilakukan Moeldoko ini merugikan nama Jokowi.
"Partai Demokrat justru berpendapat, apa yang dilakukan Moeldoko tersebut sangat mengganggu, merugikan nama baik beliau (Jokowi)," tambahnya.
Tanggapan Andi Arief soal reaksi Moeldoko
Melalui cuitannya di Twitter, @Andiarief_ mempertanyakan mengapa Moeldoko merasa ditekan.
Menurutnya, Moeldoko tetap masih melakukan gerakan kudeta itu, bahkan setelah semua terungkap.
"Pak Moeldoko, Anda merasa ditekan?"
"Kita tahu bahkan setelah gerakan kudeta ini terungkap dan Ketum PD mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi dan mengeluarkan statement. "
"Anda masih terus bergerak bersama segelintir kader yang bersekongkol dengan anda. Kok kenapa merasa ditekan," tulis Andi, Jumat (26/2/2021).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Kudeta Partai Demokrat, Andi Arief Tanggapi Pernyataan Moeldoko: Kenapa Merasa Ditekan
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 7 Kader Dipecat, DPD Sulteng: Harus Berani Bersih-bersih Dimulai dari dalam Rumah Sendiri
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pendiri Demokrat Klaim Gelar KLB Awal Maret 2021