Survei Capres 2024, Elektabilitas Ridwan Kamil, Ganjar Hingga Khofifah Bersaing

Sejumlah nama gubernur masuk dalam bursa Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berdasarkan survei yang diadakan Indometer.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
KompasTV
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Sejumlah gubernur masuk dalam bursa Calon Presiden dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berdasarkan survei yang diadakan Indometer.

Di antaranya Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Dari sisi elektabilitas, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih berada di posisi teratas.

Hasil survei menunjukkan elektabilitas Prabowo sebesar 17,2 persen, setelah sebelumnya sempat turun dari 17,6 persen pada survei bulan Juli 2020 menjadi 16,8 persen pada survei bulan Oktober 2020.

Di luar nama Prabowo, ada sejumlah kepala daerah dari sejumlah provinsi.
Menariknya, nama Kang Emil sapaan Ridwan Kamil, menyodok peringkat kedua dengan 16,1 persen.

Mengungguli bakal capres lain yang juga berlatarbelakang Gubernur. Seperti halnya Ganjar Pranowo di peringkat ketiga (15,9 persen), Anies Baswedan di peringkat keempat (7,6 persen) dan Khofifah di peringkat keenam (4,3 persen).

Di luar gubernur, juga ada politisi dari sejumlah partai. Di antaranya, Sandiaga Uno (Gerindra/Menparekraf) di peringkat kelima dengan 6,8 persen, Tri Rismaharini (PDIP/Mensos) di peringkat ketujuh dengan 3,7 persen dan Agus Harimurti Yudhoyono (Ketua Umum Partai Demokrat) di peringkat kedelapan dengan 2,7 persen.

Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indometer, Leonard SB mengungkapkan, elektabilitas Kang Emil yang melejit menjadi tantangan calon lain. Terutama, koalisi PDIP-Gerindra.

“Ganjar merupakan representasi PDIP, sedangkan Prabowo sangat mungkin dicalonkan lagi oleh Gerindra pada Pilpres 2024,” katanya.

Leonard menambahkan, meski Kang Emil bukan figur partai politik, namun mampu memenangkan dukungan dari parpol berbeda. Terbukti saat helatan Pilwalkot Bandung 2013, dan Pilgub Jabar 2018.

Menyinggung peluang Anies Baswedan, menurut Leonard elektabilitas Gubernur DKI Jakarta itu terus tergerus. Dari 10,1 persen pada Juli 2020, menjadi 8,9 persen di Oktober 2020, dan kini 7,6 persen.

Sementara itu Sandi juga terus-menerus merosot, dari 8,8 persen (Juli 2020) menjadi 7,7 persen (Oktober 2020), dan kini 6,8 persen.

"Jika tren ke depan terus menurun, peluang Anies dan Sandi untuk masuk bursa pilpres semakin berat," ujar Leonard.

Di urutan berikutnya ada Khofifah Indar Parawansa mendapat 4,1 persen pada survei Februari ini.

Elektabilitas Khofifah mengalami penurunan dari survei sebelumnya Oktober 2020, yakni 4,3 persen. Sementara survei bulan Juli 2020 Khofifah mendapat 3,8 persen.

Sekalipun cenderung menurun, masuknya nama Khofifah dalam jajaran Bursa Calon Presiden cukup menarik. Apalagi, Khofifah berpengalaman di lingkup kepemimpinan nasional, di antaranya dengan pernah menjadi Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) dan pernah menjadi Menteri Sosial.

Survei yang dilakukan 1-10 Februari 2021 itu, sebanyak 16,1 persen dari 1.200 responden seluruh provinsi. Responden dipilih secara acak dari survei sebelumnya pada 2019. Margin of error sebesar 2,98 persen, dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pengamat politik dari Universitas Padjajaran (Unpad), Firman Manan menilai, elektabilitas Ridwan Kamil yang tumbuh positif pada survei Capres 2024, dikarenakan kepopuleran Kang Emil dan kompetensinya selama menjadi kepala daerah.

“Elektabilitas naik itu kan karena pengaruh popularitas. Sejak jadi Wali Kota Bandung, Kang Emil memang sudah dikenal. Bukan hanya di Jawa Barat, tapi se-Indonesia,” katanya melalui keterangan tertulis yang diterima SURYA.CO.ID, Sabtu (20/2/2021).

Terlebih lagi, bursa Capres 2024 bakal diwarnai pertarungan antar kepala daerah, khususnya gubernur. Sehingga publik lebih mudah memberi penilaian.

Mana kepala daerah yang sukses memajukan wilayahnya, menjadi bekal penting dalam kontestasi pilpres mendatang.

“Selain fisik yang good looking, Kang Emil juga dianggap kompeten membangun Jawa Barat,” paparnya.

Sebagai contoh, sebut Firman, setahun masa pandemi Covid-19 sekarang, publik ingin melihat kemampuan seorang kepala daerah membenahi sektor perekonomian.

Selain itu, Kang Emil juga di kenal dengan inovasinya berhasil menarik investor guna mengembangkan kawasan Segitiga Rebana dan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved