Sambang Kampung
Gandeng Masyarakat Tionghoa, Kampung Kapasan Dalam Perluas Lokasi Wisata Kampung Pecinan
Kampung Kapasan Dalam, Kota Surabaya, kini mulai berbenah agar layak menjadi destinasi wisata.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kampung Kapasan Dalam, Kota Surabaya, identik dengan pemukiman warga Tionghoa. Kawasan yang juga dikenal sebagai kawasan pecinan di Surabaya ini kini mulai berbenah agar layak menjadi destinasi wisata.
Tak hanya menjadikan wisata dengan mural budaya Tionghoa, kampung ini juga menyiapkan berbagai wisata budaya untuk dinikmati masyarakat umum.
Wakil Ketua Wisata Kampung Pecinan (WKP), Michael Wijaya menjelaskan, ada banyak hal yang bisa dinikmati para wisatawan saat berkunjung ke kampungnya.
Tidak sekadar menjual sejarah terkait kampung pecinan di masa dulu. Masyarakat dan pemerintah juga akan mengenalkan beberapa tempat bersejarah yang memiliki nilai seni tinggi.
Termasuk Kelenteng Boen Bio yang lama menjadi tujuan wisata di Surabaya.
Selain itu, di Kapasan Dalam juga ada balai RW yang berusia ratusan tahun.
Balai pertemuan yang dibangun 1930 itu merupakan tempat berdiskusi masyarakat Tionghoa tempo dulu. Hingga kini bangunannya masih utuh.
"Karena masih pandemi, maka banyak lokasi yang dibatasi. Ada pentas seni di kawasan wisata yang digelar setiap Sabtu malam sebelum pembatasan kegiatan selama pandemi ini," urai Michael Wijaya, Senin (8/2/2021).
Beberapa kesenian akan ditampilkan secara bergantian. Misalnya, barongsai, wayang potehi, karaoke Mandarin dan wayang kulit.
Selain itu, warga juga akan mengubah halaman rumahnya menjadi lokasi berjualan kuliner.
Karena masih pandemi, masyarakat juga mengampanyekan protokol kesehatan (prokes) dan aktif melakukan penyemprotan disinfektan.
"Setiap pagi selalu ada saja pengunjung atau orang gowes datang melihat-lihat. Mulai dari gerbang naga sampai lokasi mural. Sementara masih di gang 1, nanti secara bertahap akan dibuat rute di semua gang," ungkap Michael.
Saat ini, WKP juga sedang menyelesaikan kedai Kungfu yang akan menjadi kafe pengunjung sekaligus museum peninggalan leluhur warga Tionghoa.
Mulai dari barang pecah belah seperti piring, guci hingga lukisan yang memang peninggalan nenek moyang warga akan dipajang di lantai dua kedai ini.
Tour guide kampung, Dony Djung (69) mengungkapkan, saat berkunjung ke kampung para wisatawan akan mendapat penjelasan tentang leluhur warga Kampung Kapasan Dalam ini. Hingga tradisi dan adat istiadat warga Tionghoa.
"Dengan wisata ini, maka semua generasi muda terutama suku Tionghoa akan selalu ingat leluhur. Karena banyak yang melupakan adat kuno dan melupakan leluhur,"pungkasnya.