Tak Disangka, Nenek Pencopet yang Viral Jago Baca Alquran, Kini Nasibnya Beruntung Diasuh KH Hayat

Nasib orang tidak ada yang tahu. Seperti nasib nenek pencopet di Pasar Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah ini pun tak ada yang tahu.

Editor: Iksan Fauzi
SURYA/PIPIT MAULIDIYA
Ilustrasi Alquran. Seorang nenek pencopet di Banjarnegara jago baca Alquran. Dia terpaksa mencopet karena tidak diberi nafkah suaminya yang kerja di luar kota saat pandemi Covid-19. 

SURYA.co.id | BANJARNEGARA - Nasib orang tidak ada yang tahu. Seperti nasib nenek pencopet di Pasar Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah ini pun tak ada yang tahu.

Nenek berinisial RN (49) itu sempat tepergok mencopet di pasar tersebut dan terekam dalam video yang kemudian viral di media sosial. Pengunjung pasar dan warga berhasil menangkapnya.

Setelah ada kesepakatan damai dengan korban, nenek itu dibebaskan dan diasuh di Pondok Pesantren Alif Baa, Mantrianom Banjarnegara yang dipimpin KH Hayatul Makki

Tak disangka, ternyata nenek yang menjadi pencopet untuk membeli nasi itu jagi baca Alquran.

Kisah nenek RN ini memang miris. Dia ditinggal sendirian oleh suami dan anaknya yang bekerja di luar kota. 

Seorang nenek kelaparan dan nekat mencopet untuk beli nasi ditangkap warga di pasar. Ketika diserahkan kepada polisi, dia menangis. Berhari-hari belum makan. Suami dan anaknya kerja ke luar kota dan tidak memberi uang.
Seorang nenek kelaparan dan nekat mencopet untuk beli nasi ditangkap warga di pasar. Ketika diserahkan kepada polisi, dia menangis. Berhari-hari belum makan. Suami dan anaknya kerja ke luar kota dan tidak memberi uang. (tangkapan layar)

Selama pandemi Covid-19, suami dan anaknya tidak mengiriminya uang.

Nenek RN pun hidup sebatang kara dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ia pun memaksakan diri mencopet dompet pengunjung pasar bernama Lasiem, warga Desa Somawangi.

Namun, Lasiem memutuskan tidak memerkarakan wanita itu.

Alhasil, nenek yang tinggal sebatang kara di rumahnya, Kecamatan Majenang, Cilacap itu selamat dari ancaman hukum pidana.

Polres Banjarnegara pun memberikan bantuan untuk memotivasi agar nenek itu tidak mengulang perbuatannya.

Kisah nenek itu pun mengetuk hati pengasuh Pondok Pesantren Alif Baa, Mantrianom Banjarnegara KH Hayatul Makki.

Ia yang mengaku prihatin atas kondisi RN siap memberikan bimbingan akhlak agar orang tua itu kembali ke jalan yang benar.

Usai dari acara Konferensi pers di Markas Polres Banjarnegara, kemarin, Rabu (3/2/2021), RN pun diantar ke Ponpes Alif Baa.

Di situ, RN menerima bimbingan langsung dari sang pengasuh.

Di keheningan malam, lantunan ayat suci Al-Qur'an menggema di salah satu ruangan Ponpes Alif Baa.

RN ternyata mampu melafalkan ayat suci dengan lancar.

Tidak sulit bagi pengasuh untuk membimbing orang tua itu membaca Al-Quran.

"Melalui pendekatan keagamaan, kita ajak pengajian, "kata pengasuh Ponpes Alif Baa KH Hayatul Makki, Kamis (4/2/2021)

Meski baru sebentar di Ponpes, RN sudah mendapatkan beberapa materi keagamaan dari pengasuh.

KH Hayatul Makki atau akrab disapa Gus Hayat juga memberikan nasehat keagamaan untuk wanita itu.

RN mengangguk mengamini nasehat sangat kiai. Siraman rohani itu mendinginkan hatinya hingga wajahnya terlihat lebih teduh.

Hayat mengaku siap menampung RN untuk belajar agama di Ponpesnya bersama santri-santri yang lain. Ia tak memandang usia maupun latar belakang RN.

Belajar agama tak mengenal batas usia. Siapapun dengan latar belakang apapun berhak mendapatkan bimbingan agama. Begitu pun RN.

Hayat ingin meneladani Rasulullah yang diutus untuk menyempurnakan akhlak.

Karena itu, ia siap membimbing orang yang ingin menjadi pribadi lebih baik sesuai tuntunan agama.

Hayat ternyata cukup berpengalaman membina orang-orang yang sempat tersesat kehidupannya.

Selain RN, beberapa santrinya juga punya latar belakang pencuri, anak jalanan, hingga pemakai narkoba.

"Di sini ada semua. Alhamdulillah yang tadinya tidak bisa membaca tulisan Indonesia, tulisan Arab, saat ini sudah bisa, " katanya

Selain memperdalam pengetahuan agama, di Ponpes Alif Baa, RN juga akan diberdayakan agar bisa mandiri secara ekonomi.

Hayate mengatakan, nenek RN ternyata punya keahlian membuat kue bolu dan aneka gorengan.

RN bisa memproduksi dan menjual makanan itu, termasuk kepada santri Ponpes yang jumlahnya banyak.

"Kita berdayakan dan bantu pasarkan. Jadi selain dapat penghasilan, dia akan dapat pengetahuan agama yang cukup, " katanya.

Kelaparan

Hidup sebatang kara dan terhimpit ekonomi, sosok nenek RN (50) kelaparan hingga nekat mencopet pengunjung pasar Pasar Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Dia sempat lari. Namun, tubuhnya yang lunglai kurang energi membuatnya mudah ditangkap oleh calon korban dan warga yang ada di pasar.

Nenek RN tak melawan. Dia hanya diam seraya menahan sakit karena tengkuknya ditekan oleh salah satu warga.

Warga yang menangkapnya lalu membawa ke kantor polisi. Di sana, tangis nenek RN makin menderu.

Nenek yang ditinggal suami dan anaknya kerja di luar kota itu sudah lama tak dikunjungi dan diberi uang belanja.

Hingga, di saat pandemi, nenek RN kesulitan mencari uang.

Dalam video yang diterima Kompas.com (grup SURYA.co.id), sang nenek tampak pasrah saat seorang pria dewasa mencengkeram tengkuknya.

Pria tersebut menginterogasi nenek dengan kata-kata kasar.

Beberapa kali kepala nenek juga tersentak karena kain hijabnya dijambak oleh warga.

Bahkan dari video berdurasi 19 detik tersebut, ada seseorang yang berteriak “Pateni bae (bunuh saja)" kepada sang nenek.

Massa yang semakin gemas lantas mengarak sang nenek menuju polsek setempat.

Kapolsek Mandiraja Ajun Komisaris Polisi Suyit Munandar membenarkan peristiwa tersebut.

Aksi pencopetan, kata Suyit, terjadi pada Sabtu (30/1/2021) pukul 05.45 WIB, saat pasar tengah sibuk dengan aktivitas jual beli.

Suyit menyebutkan, pelaku berinisial RN (50), warga Sidareja, Cilacap.

Usut punya usut, dia jauh-jauh ke Mandiraja menggunakan kendaraan umum karena bingung hendak mencari uang.

“Korban merupakan pedagang di Pasar Mandiraja.

Ceritanya korban sadar waktu tahu tas miliknya dirogoh pelaku, sama korban terus ditabok sambil teriak copet,” katanya saat dihubungi Kompas.com (grup SURYA.co.id), Minggu (31/1/2021).

Karena merasa panik, pelaku langsung lari.

Para pedagang dan pengunjung yang mendengar teriakan korban lantas mengejar dan menangkap pelaku.

Suyit mengungkapkan, saat sampai di Mapolsek, tidak ada luka fisik yang dialami si nenek.

Untuk menghindari aksi main hakim sendiri, pelaku dititipkan di kantor balai desa.

“Iya neneknya sementara diamankan di Pemdes, kami masih mencari korban dan pihak yang ada di dalam video, korban juga belum melapor,” ujarnya.

Malam harinya, pukul 21.00 WIB, polisi akhirnya dapat menghadirkan korban dan para saksi.

Saat disidang, RN pun mengaku bahwa dirinya memang berusaha mencopet.

Dengan berlinang air mata, nenek ini berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

"Korban sudah memaafkan dan tidak akan melanjutkan laporannya ke pihak berwajib, diselesaikan secara kekeluargaan, toh cuma hilang Rp 100.000," jelasnya.

Dari hasil pemeriksaan, RN mengaku tinggal sendirian di rumah.

Suami dan anaknya merantau ke luar kota, lama tak memberi kabar.

Pada masa pandemi, RN merasa impitan ekonomi semakin berat.

"Jadi pelaku ini hidup sebatang kara, suami dan anaknya merantau.

Dia bingung enggak punya uang, akhirnya nekat nyopet buat makan sehari-hari," kata Suyit.

Setelah sama-sama menyepakati berita acara mediasi, sang nenek akhirnya diperbolehkan pulang.

Sebagai bentuk pembinaan, Suyit meminta sang nenek untuk wajib lapor ke Polsek Mandiraja setiap hari Senin dan Kamis.

"Saya minta wajib lapor hari Senin dan Kamis, coba lihat nanti, kalau pelaku benar datang, akan saya beri bantuan sembako dan uang transpor biar enggak usah nyopet lagi," jelasnya.

Videonya viral dan fakta-faktanya

Sebuah video seorang nenek tertangkap warga karena diduga mencopet viral di media sosial.

Nenek RN mencopet di Pasar Mandiraja, Banjarnegara, Jawa Tengah.

Aksi sang nenek berhasil digagalkan oleh sejumlah pedagang dan pengunjung pasar.

Berikut sederet fakta-faktanya, dilansir Tribun Jogja dari Tribun Jateng :

1. Pasrah dicengkeram tengkuknya

Dalam video yang beredar, sang nenek tampak pasrah saat seorang pria dewasa mencengkeram tengkuknya.

Pria tersebut menginterogasi nenek dengan kata-kata kasar.

Beberapa kali kepala nenek juga tersentak karena kain hijabnya dijambak oleh warga.

Massa yang semakin gemas lantas mengarak sang nenek menuju polsek setempat.

2. Beraksi saat pasar ramai

Kapolsek Mandiraja, Ajun Komisaris Polisi (AKP) Suyit Munandar, membenarkan peristiwa tersebut.

Aksi pencopetan, kata Suyit, terjadi pada Sabtu (30/1/2021) pukul 05.45 WIB, saat pasar tengah sibuk dengan aktivitas jual beli.

Suyit menyebutkan, pelaku berinisial RN (50), warga Sidareja, Cilacap.

Usut punya usut, dia jauh-jauh ke Mandiraja menggunakan kendaraan umum karena bingung hendak mencari uang.

3. Korban Tahu Tas Dirogoh Pelaku

“Korban merupakan pedagang di Pasar Mandiraja. Ceritanya, korban sadar waktu tahu tas miliknya dirogoh pelaku, sama korban terus ditabok sambil teriak copet,” katanya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/1/2021).

Karena merasa panik, pelaku langsung lari.

Para pedagang dan pengunjung yang mendengar teriakan korban lantas mengejar dan menangkap pelaku.

Suyit mengungkapkan, saat sampai di Mapolsek, tidak ada luka fisik yang dialami si nenek.

Untuk menghindari aksi main hakim sendiri, pelaku dititipkan di kantor balai desa.

“Iya neneknya sementara diamankan di Pemdes, kami masih mencari korban dan pihak yang ada di dalam video, korban juga belum melapor,” ujarnya.

Malam harinya, pukul 21.00 WIB, polisi akhirnya dapat menghadirkan korban dan para saksi.

Saat disidang, RN pun mengaku bahwa dirinya memang berusaha mencopet.

4. Diselesaikan secara kekeluargaan

Dengan berlinang air mata, nenek ini minta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.

"Korban sudah memaafkan dan tidak akan melanjutkan laporannya ke pihak berwajib, diselesaikan secara kekeluargaan, toh cuma hilang Rp 100.000," jelasnya.

Latar Belakang Memilukan

Dari hasil pemeriksaan, RN mengaku tinggal sendirian di rumah.

Suami dan anaknya merantau ke luar kota, lama tak memberi kabar.

Pada masa pandemi, RN merasa impitan ekonomi semakin berat.

"Jadi pelaku ini hidup sebatang kara, suami dan anaknya merantau. Dia bingung enggak punya uang, akhirnya nekat nyopet buat makan sehari-hari," kata Suyit.

Setelah sama-sama menyepakati berita acara mediasi, sang nenek akhirnya diperbolehkan pulang.

Sebagai bentuk pembinaan, Suyit meminta sang nenek untuk wajib lapor ke Polsek Mandiraja setiap hari Senin dan Kamis.

"Saya minta wajib lapor hari Senin dan Kamis, coba lihat nanti, kalau pelaku benar datang, akan saya beri bantuan sembako dan uang transpor biar enggak usah nyopet lagi," jelasnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nenek Sebatang Kara Mencopet Rp 100.000 untuk Makan, Tertangkap dan Diarak Warga "

Artikel ini tayang di Tribunjogja.com berjudul VIRAL Kisah Nenek RN yang Nekat Mencopet Rp100 Ribu di Pasar Banjarnegara, Berikut Sederet Faktanya

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Nenek yang Viral Karena Mencopet di Pasar Mandiraja Banjarnegara Ternyata Lancar Membaca Al Quran

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved