KKB Papua Semakin Merajalela Tewaskan 2 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa, Aparat Lebih Fokus ke ini
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menanggapi soal aksi KKB Papua yang semakin merajalela baru-baru ini. Dua anak buah Jenderal Andika Perkasa gugur
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menanggapi soal aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua baru-baru ini.
Diketahui, aksi KKB Papua semakin merajalela hingga menewaskan dua anak buah Jenderal Andika Perkasa.
Pratu Roy Vebrianto dan Pratu Dedi Hamdani gugur ditembak KKB Papua pada Jumat (22/1/2021) di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Baca juga: 4 FAKTA Pratu Dedi Hamdani Gugur Ditembak KKB 2 Bulan Jelang Menikah, Ratusan Warga Iringi Pemakaman
Baca juga: Biodata Pratu Dedi Hamdani: Prajurit TNI yang Gugur Ditembak KKB Papua, Dua Bulan Lagi Cuti Menikah
Menanggapi hal tersebut, Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw menyatakan, kini aparat keamanan lebih fokus untuk mengungkap jaringan penjualan senjata api dan amunisi ke KKB Papua.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KKB Masih Berulah, Aparat di Papua Fokus Ungkap Jaringan Penjualan Senjata'
"Masih adanya jual beli senjata api dan amunisi, ini sama-sama sedang kami diskusikan dan bersinergi untuk menangani ini.
KKB Papua akan semakin meningkat aktivitasnya di mana-mana bila mereka memiliki senjata maupun amunisi," ujar Paulus, yang baru menggelar pertemuan Forkompinda Papua, di Mapolda Papua, Senin (25/1/2021).
Selama pasokan senjata api dan amunisi untuk KKB Papua belum terungkap, maka dipastikan keamanan di Papua, khususnya wilayah pegunungan, masih akan terus terganggu.
Karenanya, masyarakat diminta bisa membantu aparat keamanan dengan memberikan informasi mengenai aktivitas mencurigakan yang terkait dengan peredaran senjata api beserta amunisinya.
"Harapan kami, masyarakat bisa terus membantu agar sekecil apapun informasi yang mereka punya, tolong berikan informasi kepada anggota-anggota kami di lapangan untuk bisa kami ungkap sesegera mungkin jaringan penjualan, pembelian, penguasaan senjata api ini," kata Paulus.
Ia menyebut, setidaknya ada dua negara yang diketahui menjadi jalur perdagangan senjata api ilegal untuk KKB Papua.
"Kami tahu juga ada peredaran (senjata) dari negara tetangga, baik dari Filipina maupun Papua Nugini," kata dia.
Dari data yang dikeluarkan Polda Papua, selama 2020, KKB Papua beraksi sebanyak 49 kali di tujuh kabupaten.
Yang terbanyak terjadi di Intan Jaya sebanyak 23 kali, lalu Mimika 9 kali, Nduga 8 kali, Pegunungan Bintang 6 kali dan Keerom 1 kali.